Menyisik Uang Daring dari Sekotak Kandang Bambu
loading...
A
A
A
Dia mengaku sangat terbantu dengan banyaknya pesanan kandang ayam ini. Selama ini, hasil kerajinan kandang ayam berukuran 70x70 cm persegi ini dikoordinir oleh kakaknya. Dalam satu pekan, kata dia, pesanan kandang ayam dari Jakarta bisa mencapai 1.000 buah.
Dia tidak tahu, kenapa kota besar seperti Jakarta membutuhkan kandang ayam sebanyak itu. Namun informasi yang diperoleh, kandang ayam itu dijual ke sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, jangkauan bisa ke seluruh nusantara mengandalkan penjualan melalui marketplace.
Benar saja, kendati hanya sebuah kandang ayam, produk ini terpampang di Tokopedia, Bukalapak, dan marketplace besar lainnya. Beberapa mitra pedagang di Tokopedia misalnya mencatat penjualan hingga ratusan unit. Bahkan, produk ini pun banyak dijual dropshipper lainnya.
Robin sendiri tidak mengerti bagaimana sistem penjualan online. Jangankan mencoba menjual sendiri melalui marketplace, menyentuh smartphone pun jarang. Walaupun, dia tahu bahwa berdagang secara online akan diakses oleh banyak orang dari semua wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri.
Untuk mayoritas masyarakat di kampungnya, membeli kuota internet akan sangat menyedot keuangan keluarga. Uang yang didapat dari hasil bekerja dan bertani, lebih banyak dipakai untuk kebutuhan makan dan hidup sehari hari.
Kendati begitu, dia bersyukur perkembangan teknologi komunikasi yang diikuti munculnya marketplace membuat ekonomi di kampungnya berdenyut. Dia meyakini, bila kandang ini tak dijual secara online, pesanan kandang ayam akan minim, karena terbatasnya pemasaran.
Bahkan, bagi sebagian orang, kandang ayam bukan barang bernilai. Tetapi karena bentuknya yang ramping, mudah dirakit, murah, dan ramah lingkungan, kandang ini banyak diburu. Kandang ini pun cocok untuk hewan peliharaan lainnya seperti kelinci, kucing, anjing, dan lainnya.
Apalagi, pamor kandang ayam ini cukup dikenal masyarakat setelah digunakan di salah satu sinetron "Pangkalan Ojek". Sinetron ini tayang di RCTI setiap sore, dan menjadi sinetron yang banyak ditunggu tinggi masyarakat Indonesia.
Salah satu konsumen kandang ayam, Yanti mengaku, tidak menyangka bila kandang ayam yang terkesan sederhana itu dibuat oleh puluhan tangan-tangan terampil dari perkampungan kecil di pinggiran Jawa Tengah. Bahkan produk kandang itu telah mampu menggerakan ekonomi masyarakat di kawasan itu.
Menurut dia, kegemarannya memelihara hewan seperti kucing dan kelinci membuatnya harus mencari kandang yang cocok, murah, dan ramah lingkungan. Namun tempat tinggalnya di kota besar seperti Bandung, cukup sulit mendapatkan kandang yang sesuai keinginannya.
Dia tidak tahu, kenapa kota besar seperti Jakarta membutuhkan kandang ayam sebanyak itu. Namun informasi yang diperoleh, kandang ayam itu dijual ke sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, jangkauan bisa ke seluruh nusantara mengandalkan penjualan melalui marketplace.
Benar saja, kendati hanya sebuah kandang ayam, produk ini terpampang di Tokopedia, Bukalapak, dan marketplace besar lainnya. Beberapa mitra pedagang di Tokopedia misalnya mencatat penjualan hingga ratusan unit. Bahkan, produk ini pun banyak dijual dropshipper lainnya.
Robin sendiri tidak mengerti bagaimana sistem penjualan online. Jangankan mencoba menjual sendiri melalui marketplace, menyentuh smartphone pun jarang. Walaupun, dia tahu bahwa berdagang secara online akan diakses oleh banyak orang dari semua wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri.
Untuk mayoritas masyarakat di kampungnya, membeli kuota internet akan sangat menyedot keuangan keluarga. Uang yang didapat dari hasil bekerja dan bertani, lebih banyak dipakai untuk kebutuhan makan dan hidup sehari hari.
Kendati begitu, dia bersyukur perkembangan teknologi komunikasi yang diikuti munculnya marketplace membuat ekonomi di kampungnya berdenyut. Dia meyakini, bila kandang ini tak dijual secara online, pesanan kandang ayam akan minim, karena terbatasnya pemasaran.
Bahkan, bagi sebagian orang, kandang ayam bukan barang bernilai. Tetapi karena bentuknya yang ramping, mudah dirakit, murah, dan ramah lingkungan, kandang ini banyak diburu. Kandang ini pun cocok untuk hewan peliharaan lainnya seperti kelinci, kucing, anjing, dan lainnya.
Apalagi, pamor kandang ayam ini cukup dikenal masyarakat setelah digunakan di salah satu sinetron "Pangkalan Ojek". Sinetron ini tayang di RCTI setiap sore, dan menjadi sinetron yang banyak ditunggu tinggi masyarakat Indonesia.
Salah satu konsumen kandang ayam, Yanti mengaku, tidak menyangka bila kandang ayam yang terkesan sederhana itu dibuat oleh puluhan tangan-tangan terampil dari perkampungan kecil di pinggiran Jawa Tengah. Bahkan produk kandang itu telah mampu menggerakan ekonomi masyarakat di kawasan itu.
Menurut dia, kegemarannya memelihara hewan seperti kucing dan kelinci membuatnya harus mencari kandang yang cocok, murah, dan ramah lingkungan. Namun tempat tinggalnya di kota besar seperti Bandung, cukup sulit mendapatkan kandang yang sesuai keinginannya.