Tergiur Gaji Besar, 2 Pemuda Sukabumi Jadi Korban TPPO di Laos
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Tergiur penghasilan besar bekerja di luar negeri, dua remaja asal Sukabumi, diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan disekap di sebuah apartemen di negara Laos.
Awalnya, mereka dijanjikan bekerja di salah satu perusahaan di negara Thailand dengan gaji hingga 1.000 dollar.
Korban diketahui berinisial F (28) warga Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Dia menceritakan, bahwa dirinya bersama satu temannya yang merupakan warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, telah tertipu oleh salah seorang penyalur tenaga kerja yang dikenalnya, di Sukabumi.
"Bilangnya akan kerja di Thailand sebagai admin di salah satu perusahaan dengan iming-iming gaji 1.000 dollar," ujar F, melalui telepon saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (5/8/2022).
Dengan harapan yang besar untuk mengubah nasib hidupnya, F dan temannya itu berangkat dari Sukabumi pada Selasa 2 Agustus 2022. Namun, dalam perjalanannya ia dan temannya itu malah diarahkan dengan berganti-ganti kendaraan hingga sampai di negara Laos.
"Saya dari Sukabumi ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan naik pesawat turun di Bangkok. Terus disuruh naik pesawat lagi dengan tujuan Chiang Mai. Tiba di sana dijemput naik mobil, terus naik taksi dan nyebrang dari Mekong ke Laos pakai kapal air dengan ongkos sendiri, dari situ saya sudah curiga kenapa jadi ke Laos," ungkapnya.
Lebih lanjut, F mengatakan, setibanya di Laos, ia dan temannya itu ditempatkan di sebuah apartemen dengan bekerja sebagai pencari investor di situs aplikasi trading.
Dalam apartemen tersebut dirinya tidak diperbolehkan keluar dan penjagaannya sangat ketat.
"Saya dan temen saya tidak boleh keluar hanya sebatas di sini saja (apartemen) tidak bisa kemana-mana. Di sini malah kerja cari investor di situs trading, seperti Binomo gitu, saya dan teman saya ingin pulang aja, di sini juga tidak ada kontrak perjanjian kerja atau apapun, ketipu ini mah," sambung F menyesal.
Saat itu juga, F mencoba dengan berbagai upaya untuk bisa keluar dari apartemen itu. Salah satunya dengan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di negara Laos, namun belum ada tanggapan.
Awalnya, mereka dijanjikan bekerja di salah satu perusahaan di negara Thailand dengan gaji hingga 1.000 dollar.
Korban diketahui berinisial F (28) warga Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Dia menceritakan, bahwa dirinya bersama satu temannya yang merupakan warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, telah tertipu oleh salah seorang penyalur tenaga kerja yang dikenalnya, di Sukabumi.
"Bilangnya akan kerja di Thailand sebagai admin di salah satu perusahaan dengan iming-iming gaji 1.000 dollar," ujar F, melalui telepon saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (5/8/2022).
Dengan harapan yang besar untuk mengubah nasib hidupnya, F dan temannya itu berangkat dari Sukabumi pada Selasa 2 Agustus 2022. Namun, dalam perjalanannya ia dan temannya itu malah diarahkan dengan berganti-ganti kendaraan hingga sampai di negara Laos.
"Saya dari Sukabumi ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan naik pesawat turun di Bangkok. Terus disuruh naik pesawat lagi dengan tujuan Chiang Mai. Tiba di sana dijemput naik mobil, terus naik taksi dan nyebrang dari Mekong ke Laos pakai kapal air dengan ongkos sendiri, dari situ saya sudah curiga kenapa jadi ke Laos," ungkapnya.
Lebih lanjut, F mengatakan, setibanya di Laos, ia dan temannya itu ditempatkan di sebuah apartemen dengan bekerja sebagai pencari investor di situs aplikasi trading.
Dalam apartemen tersebut dirinya tidak diperbolehkan keluar dan penjagaannya sangat ketat.
"Saya dan temen saya tidak boleh keluar hanya sebatas di sini saja (apartemen) tidak bisa kemana-mana. Di sini malah kerja cari investor di situs trading, seperti Binomo gitu, saya dan teman saya ingin pulang aja, di sini juga tidak ada kontrak perjanjian kerja atau apapun, ketipu ini mah," sambung F menyesal.
Saat itu juga, F mencoba dengan berbagai upaya untuk bisa keluar dari apartemen itu. Salah satunya dengan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di negara Laos, namun belum ada tanggapan.
(san)