Warga Sukabumi Tewas Ditabrak Kereta Api Pangrango usai Muntah di Rel
loading...

Lokasi HA warga Gang Berdikari RT 03/RW06, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi ditabrak Kereta Api (KA) Pangrango relasi Sukabumi-Bogor. Foto/Dharmawan Hadi
A
A
A
SUKABUMI - Seorang pria tewas ditabrak Kereta Api (KA) Pangrango relasi Sukabumi-Bogor di dekat perlintasan Jalan Saniin, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi sekitar pukul 05.13 WIB pada Senin (3/3/2025). Korban berinisial HA (33) warga Gang Berdikari RT 03/RW06, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Informasi yang dihimpun, HA terpental sejauh 20 meter dari lokasi awal tertabrak kereta hingga kondisi tubuhnya tidak utuh terutama pada bagian kepala. Salah satu warga setempat, Irwansyah Saputra (45) mengatakan, korban pada saat kejadian sedang duduk di rel kereta api yang berjarak 1 kilometer dari arah Stasiun Sukabumi dan pada pukul 05.10 WIB, KA Pangrango diberangkatkan menuju Stasiun Bogor.
“Korban diduga sedang sakit karena ada bekas muntah di lokasi kejadian, duduk diam di rel dan pas kereta datang juga, ada warga yang mau ke pasar sudah memberitahukannya, tapi korban tetap diam tidak berpindah hingga akhirnya tertabrak," ujar Irwansyah kepada SindoNews.
Hingga siang ini, lanjut dia, jasad korban masih berada di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dan rencananya akan langsung dibawa ke rumah duka untuk langsung dilakukan proses pemakaman. Dalam peristiwa ini, korban meninggalkan 1 orang istri dan 1 anak.
Sementara itu, PT KAI Daop 1 Jakarta membenarkan telah terjadi insiden tertempernya KA 223 Pangrango relasi Sukabumi-Bogor dengan seorang warga yang melintas di jalur kereta api pada KM 55+200/300 antara Stasiun Sukabumi dan Cisaat.
"Sebelum kejadian, masinis telah membunyikan klakson lokomotif (Semboyan 35) berkali-kali sebagai peringatan. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan sehingga kecelakaan tidak dapat dihindari," ujar Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko.
Ixfan menegaskan, setiap orang yang tidak berkepentingan dilarang berada di lintasan kereta api karena hal tersebut sangat berbahaya. Larangan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, khususnya pada Pasal 181 Ayat (1).
"Setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api; menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api," ujar Ixfan.
Selain membahayakan keselamatan, lanjut Ixfan, tindakan tersebut juga merupakan pelanggaran hukum yang dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 199 UU 23/2007, yaitu pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp15.000.000.
"PT KAI Daop 1 Jakarta mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Kami juga meminta masyarakat untuk menegur atau mengingatkan apabila ada pihak yang bermain atau melakukan aktivitas di jalur kereta api," ujar Ixfan.
Informasi yang dihimpun, HA terpental sejauh 20 meter dari lokasi awal tertabrak kereta hingga kondisi tubuhnya tidak utuh terutama pada bagian kepala. Salah satu warga setempat, Irwansyah Saputra (45) mengatakan, korban pada saat kejadian sedang duduk di rel kereta api yang berjarak 1 kilometer dari arah Stasiun Sukabumi dan pada pukul 05.10 WIB, KA Pangrango diberangkatkan menuju Stasiun Bogor.
“Korban diduga sedang sakit karena ada bekas muntah di lokasi kejadian, duduk diam di rel dan pas kereta datang juga, ada warga yang mau ke pasar sudah memberitahukannya, tapi korban tetap diam tidak berpindah hingga akhirnya tertabrak," ujar Irwansyah kepada SindoNews.
Hingga siang ini, lanjut dia, jasad korban masih berada di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dan rencananya akan langsung dibawa ke rumah duka untuk langsung dilakukan proses pemakaman. Dalam peristiwa ini, korban meninggalkan 1 orang istri dan 1 anak.
Sementara itu, PT KAI Daop 1 Jakarta membenarkan telah terjadi insiden tertempernya KA 223 Pangrango relasi Sukabumi-Bogor dengan seorang warga yang melintas di jalur kereta api pada KM 55+200/300 antara Stasiun Sukabumi dan Cisaat.
"Sebelum kejadian, masinis telah membunyikan klakson lokomotif (Semboyan 35) berkali-kali sebagai peringatan. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan sehingga kecelakaan tidak dapat dihindari," ujar Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko.
Ixfan menegaskan, setiap orang yang tidak berkepentingan dilarang berada di lintasan kereta api karena hal tersebut sangat berbahaya. Larangan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, khususnya pada Pasal 181 Ayat (1).
"Setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api; menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api," ujar Ixfan.
Selain membahayakan keselamatan, lanjut Ixfan, tindakan tersebut juga merupakan pelanggaran hukum yang dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 199 UU 23/2007, yaitu pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp15.000.000.
"PT KAI Daop 1 Jakarta mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Kami juga meminta masyarakat untuk menegur atau mengingatkan apabila ada pihak yang bermain atau melakukan aktivitas di jalur kereta api," ujar Ixfan.
(rca)