Polri Bongkar SPBU Curang di Sukabumi, Raup Keuntungan Rp1,4 Miliar
loading...

Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Nunung Syaifuddin memberikan keterangan di SPBU 34.43111, Jalan Baros, Sukabumi, Rabu (19/2/2025). Foto: SINDOnews/Riana Rizkia
A
A
A
SUKABUMI - Polri membongkar SPBU curang di Jalan Baros, Sukabumi. SPBU tersebut meraup keuntungan Rp1,4 miliar per tahun karena menggunakan Printed Circuit Board (PCB) pada alat pompa.
"Terhadap penggunaan alat tambahan secara ilegal yang dipasang pada dispenser atau pompa BBM secara melanggar hukum. Pemilik SPBU diduga telah menimbulkan kerugian masyarakat mencapai Rp1,4 miliar per tahun," ujar Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Nunung Syaifuddin di SPBU 34.43111, Jalan Baros, Sukabumi, Rabu (19/2/2025).
SPBU milik PT Prima Berkah Mandiri (PBM) telah beroperasi sejak 2005. Namun, pihaknya masih mendalami alat tersebut digunakan sejak kapan.
"Nanti kita tinggal mengkalikan saja alat ini sudah berapa tahun beroperasi, sehingga kita ketemu berapa keuntungan yang mereka dapat dari kecurangan yang mereka lakukan," katanya.
Pihaknya telah menaikkan status kasus kecurangan SPBU ke tahap penyidikan dan segera melakukan gelar perkara guna menentukan tersangka.
"Kami bersama Direktorat Metrologi dan PT Pertamina Patra Niaga telah memperoleh bukti permulaan yang cukup sehingga kasus ini segera kita naikkan ke penyidikan. Dengan terlapor adalah Direktur PT PBM yaitu Saudara Rudi," ujar Nunung.
"Minggu depan sudah kita naikkan tersangka, gelar perkara naik tersangka," sambungnya.
Setelah itu, polisi bakal mendalami keuntungan yang diraup pelaku dari tindak pidana yang dilakukan. Bahkan, Polri akan mengusut dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) pada kasus tersebut.
Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, SPBU 34.43111 di Jalan Baros, Sukabumi akan ditutup sementara dan dibuka lagi dengan diambil alih oleh pihaknya.
"Penyidikan akan berjalan dengan proses yang khusus dengan cepat sehingga pelayanan masyarakat di wilayah sekitar tidak terkendala," ujarnya.
"Karena nantinya operasional SPBU ini akan langsung diambil alih Pertamina dengan standar yang termonitor langsung Pertamina untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," sambungnya.
Pertamina tidak akan mentolerir kecurangan yang dilakukan mitra atau pengusaha SPBU.
"Terhadap penggunaan alat tambahan secara ilegal yang dipasang pada dispenser atau pompa BBM secara melanggar hukum. Pemilik SPBU diduga telah menimbulkan kerugian masyarakat mencapai Rp1,4 miliar per tahun," ujar Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Nunung Syaifuddin di SPBU 34.43111, Jalan Baros, Sukabumi, Rabu (19/2/2025).
SPBU milik PT Prima Berkah Mandiri (PBM) telah beroperasi sejak 2005. Namun, pihaknya masih mendalami alat tersebut digunakan sejak kapan.
"Nanti kita tinggal mengkalikan saja alat ini sudah berapa tahun beroperasi, sehingga kita ketemu berapa keuntungan yang mereka dapat dari kecurangan yang mereka lakukan," katanya.
Pihaknya telah menaikkan status kasus kecurangan SPBU ke tahap penyidikan dan segera melakukan gelar perkara guna menentukan tersangka.
"Kami bersama Direktorat Metrologi dan PT Pertamina Patra Niaga telah memperoleh bukti permulaan yang cukup sehingga kasus ini segera kita naikkan ke penyidikan. Dengan terlapor adalah Direktur PT PBM yaitu Saudara Rudi," ujar Nunung.
"Minggu depan sudah kita naikkan tersangka, gelar perkara naik tersangka," sambungnya.
Setelah itu, polisi bakal mendalami keuntungan yang diraup pelaku dari tindak pidana yang dilakukan. Bahkan, Polri akan mengusut dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) pada kasus tersebut.
Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, SPBU 34.43111 di Jalan Baros, Sukabumi akan ditutup sementara dan dibuka lagi dengan diambil alih oleh pihaknya.
"Penyidikan akan berjalan dengan proses yang khusus dengan cepat sehingga pelayanan masyarakat di wilayah sekitar tidak terkendala," ujarnya.
"Karena nantinya operasional SPBU ini akan langsung diambil alih Pertamina dengan standar yang termonitor langsung Pertamina untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," sambungnya.
Pertamina tidak akan mentolerir kecurangan yang dilakukan mitra atau pengusaha SPBU.
(jon)