Divonis Ringan, Mantan Gubernur Riau Annas Berterimakasih
loading...

Gubernur Riau periode 2014-2019 Annas Maamun (tengah) mengenakan rompi tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka dihadirkan saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Foto: Dok/SINDOnews
A
A
A
PEKANBARU - Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru menjatuhkan vonis 1 tahun penjara terhadap mantan Gubernur Riau, Annas Maamun . Pria yang akrab disapa Atok ini dinyatakan bersalah dalam kasus suap pengesahan APBD Riau.
Vonis satu tahun kurungan ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK. Dimana JPU menuntut agar Annas Maamun dipidana 2 tahun penjara.
"Setelah mendengarkan saksi-saksi di persidangan dan barang bukti, maka majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama satu tahun dan denda Rp 100 juta," ucap Ketua Majelis Hakim, Dahlan Kamis (28/7/2022).
Dahlan menilai, Annas terbukti melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 KUHpidana tentang Tindak Pidana Korupsi. Hal yang meringankan terdakwa atas vonis tersebut karena sopan selama persidangan dan usia terdakwa sudah 83 tahun.
Annas Maamun sendiri mengikuti sidang secara virtual dari Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru. Atas vonis tersebut hakim menanyakan tanggapan terhadap vonis 1 tahun. Pihak Penasehat Hukum pun melakukan koordinasi dengan Annas Maamun.
"Setelah berdiskusi, Pak Annas menyatakan terimakasih dan menerapkan putusan dari majelis hakim," kata Maman Supriadi kuasa hukum Annas.
Pihak Annas Maamun berharap agar KPK tidak melakukan upaya banding.
Sementara itu pihak hakim juga menanyakan putusan itu kepada JPU KPK. Jaksa punya meminta waktu apakah menerima putusan hakim atau melakukan banding. "Kita pikir pikir dulu Yang Mulia," ucap JPU.
Annas Maamun didakwa memberi suap kepada sejumlah anggota DPRD Riau. Uang suap itu diberikan untuk mempercepat pengesahan RAPBD dan RAPBD Perubahan pada Tahun 2014-2015. Saat transaksi itulah KPK melakukan OTT.
Vonis satu tahun kurungan ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK. Dimana JPU menuntut agar Annas Maamun dipidana 2 tahun penjara.
"Setelah mendengarkan saksi-saksi di persidangan dan barang bukti, maka majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama satu tahun dan denda Rp 100 juta," ucap Ketua Majelis Hakim, Dahlan Kamis (28/7/2022).
Dahlan menilai, Annas terbukti melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 KUHpidana tentang Tindak Pidana Korupsi. Hal yang meringankan terdakwa atas vonis tersebut karena sopan selama persidangan dan usia terdakwa sudah 83 tahun.
Annas Maamun sendiri mengikuti sidang secara virtual dari Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru. Atas vonis tersebut hakim menanyakan tanggapan terhadap vonis 1 tahun. Pihak Penasehat Hukum pun melakukan koordinasi dengan Annas Maamun.
"Setelah berdiskusi, Pak Annas menyatakan terimakasih dan menerapkan putusan dari majelis hakim," kata Maman Supriadi kuasa hukum Annas.
Pihak Annas Maamun berharap agar KPK tidak melakukan upaya banding.
Sementara itu pihak hakim juga menanyakan putusan itu kepada JPU KPK. Jaksa punya meminta waktu apakah menerima putusan hakim atau melakukan banding. "Kita pikir pikir dulu Yang Mulia," ucap JPU.
Annas Maamun didakwa memberi suap kepada sejumlah anggota DPRD Riau. Uang suap itu diberikan untuk mempercepat pengesahan RAPBD dan RAPBD Perubahan pada Tahun 2014-2015. Saat transaksi itulah KPK melakukan OTT.
(nic)