Kisah Pilu Kematian Putri Tujuh yang Cantik Jelita dan Legenda Lahirnya Nama Kota Dumai
loading...
A
A
A
Pangeran Empang Kuala murka mendapatkan pinangannya untuk Putri Mayang Mengurai ditolak. Dia juga sangat malu, sehingga tak peduli lagi dengan ada yang berlaku di Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Amarah telah menguasai hati Pangeran Empang Kuala. Dia langsung memerintahkan para panglima dan prajuritnya, untuk bersiap melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Pertempuran hebat antar kedua kerajaan tak dapat dielakkan lagi. Pertempuran itu terjadi di tepian Selat Malaka. Ratu Cik Sima segera melarikan ketujuh putri cantiknya itu ke dalam hutan, di tengah kecamuk perang.
Ketujuh putri cantik itu disembunyikan di dalam lubang beratap tanah, dan dilindungi pohon besar. Ketujuh putri itu, dibekali berbagai makanan yang cukup untuk dimakan selama tiga bulan selama berada di tempat persembunyian.
Setelah menyembunyikan ketujuh putri cantiknya, Ratu Cik Sima kembali ke kerajaan untuk berperang melawan pasukan Pangeran Empang Kuala. Pertempuran sengitu itu berlangsung hingga lebih dari tiga bulan lamanya.
Pada bulan ke empat, pasukan Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya menghadapi gempuran pasukan Pangeran Empang Kuala. Kerajaan Sri Bunga Tanjung hancur lebur oleh serangan pasukan Pangeran Empang Kuala, hingga mengakibatkan banyak rakyat tewas.
Tak kuasa melihat kerajaannya hancur, dan rakyat yang dicintainya berguguran. Ratu Cik Sima akhirnya meminta bantuan jin penghuni bukit di hulu Sungai Umai. Bantuan jin ini terbukti sangat ampun untuk menghancurkan pasukan Pangeran Empang Kuala.
Saat senja tiba, pasukan Pangeran Empang Kuala memilih beristirahat di hilir Sungai Umai. Demi berlindung dari serangan musuh di tengah malam, pasukan ini memilih berlindung di bawah pohon-pohon bakau.
Kejadian mengerikan menimpa para prajurit Pangeran Empang Kuala, saat menjelang malam. Beribu buah bakau tiba-tiba saja berjatuhan dan menusuk tubuh para prajurit Pangeran Empang Kuala.
Amarah telah menguasai hati Pangeran Empang Kuala. Dia langsung memerintahkan para panglima dan prajuritnya, untuk bersiap melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Pertempuran hebat antar kedua kerajaan tak dapat dielakkan lagi. Pertempuran itu terjadi di tepian Selat Malaka. Ratu Cik Sima segera melarikan ketujuh putri cantiknya itu ke dalam hutan, di tengah kecamuk perang.
Ketujuh putri cantik itu disembunyikan di dalam lubang beratap tanah, dan dilindungi pohon besar. Ketujuh putri itu, dibekali berbagai makanan yang cukup untuk dimakan selama tiga bulan selama berada di tempat persembunyian.
Setelah menyembunyikan ketujuh putri cantiknya, Ratu Cik Sima kembali ke kerajaan untuk berperang melawan pasukan Pangeran Empang Kuala. Pertempuran sengitu itu berlangsung hingga lebih dari tiga bulan lamanya.
Baca Juga
Pada bulan ke empat, pasukan Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya menghadapi gempuran pasukan Pangeran Empang Kuala. Kerajaan Sri Bunga Tanjung hancur lebur oleh serangan pasukan Pangeran Empang Kuala, hingga mengakibatkan banyak rakyat tewas.
Tak kuasa melihat kerajaannya hancur, dan rakyat yang dicintainya berguguran. Ratu Cik Sima akhirnya meminta bantuan jin penghuni bukit di hulu Sungai Umai. Bantuan jin ini terbukti sangat ampun untuk menghancurkan pasukan Pangeran Empang Kuala.
Saat senja tiba, pasukan Pangeran Empang Kuala memilih beristirahat di hilir Sungai Umai. Demi berlindung dari serangan musuh di tengah malam, pasukan ini memilih berlindung di bawah pohon-pohon bakau.
Kejadian mengerikan menimpa para prajurit Pangeran Empang Kuala, saat menjelang malam. Beribu buah bakau tiba-tiba saja berjatuhan dan menusuk tubuh para prajurit Pangeran Empang Kuala.