435 Ekor Binatang di Taman Satwa Cikembulan Terancam Kelaparan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pengelola Taman Satwa Cikembulan, Kadungora, Garut, Jawa Barat, mengaku sudah tidak sanggup lagi memberi makan satwa, menyusul tidak adanya pemasukan sejak COVID-19 mewabah di Indonesia.
Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin mengatakan, praktis selama penutupan mereka tidak ada pemasukan. Untuk memberi makan hewan, pihaknya hanya mengandalkan tabungan yang ada, itu pun tidak banyak.
“Kami coba bertahan sebisa mungkin, tapi bila pandemi COVID-19 ini berlangsung hingga lama, kami sudah tidak sanggup bertahan. Karena pengeluaran perbulannya mencapai Rp220 juta," kata Rudy, Minggu (26/4/2020).
Bila pandemi ini terus berlangsung, dipastikan banyak satwa di LK tersebut terbengkalai pakannnya. Kecuali bila ada perhatian dan bantuan dari pemerintah atau pihak-pihak lainnya. Karena, sejak awal Maret tidak menerima pengunjung lagi. Sementara, pihaknya memiliki satwa yang berjumlah 435 ekor.
Satwa-satwa tersebut termasuk dalam jenis-jenis mamalia, aves dan reptil.
Satwa yang ada di kebun binatang itu seperti Macan Tutul berjumlah 5 ekor, Harimau Sumatera 1 ekor, Orang Utan 6 ekor, Beruang Madu 1 ekor juga Singa Afrika 8 ekor serta jenis-jenis yang lainnya.
Dia mencontohkan, untuk makan macan tutul saja manajemen harus mengeluarkan uang Rp20 juta/bulan. Karena harus membeli pakan berupa daging untuk makan mereka. Dalam kondisi tutup seperti sekarang artinya tabungan yang ada selama ini harus dikuras.
Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin mengatakan, praktis selama penutupan mereka tidak ada pemasukan. Untuk memberi makan hewan, pihaknya hanya mengandalkan tabungan yang ada, itu pun tidak banyak.
“Kami coba bertahan sebisa mungkin, tapi bila pandemi COVID-19 ini berlangsung hingga lama, kami sudah tidak sanggup bertahan. Karena pengeluaran perbulannya mencapai Rp220 juta," kata Rudy, Minggu (26/4/2020).
Bila pandemi ini terus berlangsung, dipastikan banyak satwa di LK tersebut terbengkalai pakannnya. Kecuali bila ada perhatian dan bantuan dari pemerintah atau pihak-pihak lainnya. Karena, sejak awal Maret tidak menerima pengunjung lagi. Sementara, pihaknya memiliki satwa yang berjumlah 435 ekor.
Satwa-satwa tersebut termasuk dalam jenis-jenis mamalia, aves dan reptil.
Satwa yang ada di kebun binatang itu seperti Macan Tutul berjumlah 5 ekor, Harimau Sumatera 1 ekor, Orang Utan 6 ekor, Beruang Madu 1 ekor juga Singa Afrika 8 ekor serta jenis-jenis yang lainnya.
Dia mencontohkan, untuk makan macan tutul saja manajemen harus mengeluarkan uang Rp20 juta/bulan. Karena harus membeli pakan berupa daging untuk makan mereka. Dalam kondisi tutup seperti sekarang artinya tabungan yang ada selama ini harus dikuras.
(mpw)