Kisah Tjong A Fie, Crazy Rich Era Kolonial yang Dermawan dan Menghormati Keberagaman
loading...
A
A
A
Tjong A Fie dikenal sebagai orang Tionghoa pertama yang memiliki perkebunan sangat luas di tanah Deli. Hal ini, tak lain berkat kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan Sultan Deli, Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, dan Tuanku Raja Muda. Kondisi ini memudahkannya membuka usaha, salah satunya saat Sultan deli memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah, untuk keperluan pembuatan bangsal di perkebunan tembakau miliknya.
Bisnisnya menggurita, di antaranya perkebunan tembakau di Deli, teh di daerah Bandar Baru, dan Si Bulan, serta perkebunan kelapa. Tak hanya itu, di wilayah Sawah Lunto, dan Bukit Tinggi, Sumatra Barat, dia juga menanamkan modal untuk usaha pertambangan.
Luas perkebunannya di Deli, sampai mengalahkan luas perkebunan milik Deli Maatschappij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys. Pemerintah Belanda, juga mempercayakan pengelolaan 17 kebun kepada Tjong A Fie. Untuk mengurus perkebunan itu, Tjong A Fie dibantuk 10 ribu pekerja.
Usahanya terus berkembang. Bersama kakaknya, Tjong A Fie bekerja sama membangun perusahaan kereta api The Chow-Chow & Swatow Railyway Co.Ltd. di Tiongkok Selatan. Usaha ini dirintisnya bersama paman sekaligus konsul Tiongkok di Singapura, Chang Pi Shih.
Bisnisnya yang terus berkembang dan menggurita, hingga turut memajukan Kota Medan, tak luput dari prinsip hidup Tjong A Fie. Dia selalu mengamalkan tiga hal, yakni jujur, setia, dan bersatu.
Tjong A Fie juga selalu menghormati wilayah yang di datanginya. Prinsipnya "Di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak". Dia juga tak rakus menguasai hartanya. lima persen dari keuntungan usahanya selalu di bagikan kepada para pekerja.
Semasa hidupnya, Tjong A Fie sangat berjasa atas perkembangan Kota Medan. Kota yang kala itu dikenal dengan nama Deli Tua, mendapatkan sumbangan menara lonceng untuk Gedung Balai Kota Medan yang lama dari Tjong A Fie.
Tjong A Fie juga membantu pembangunan Istana Maimoon, Gereja Uskup Agung Sugiopranoto, Kuil Buddha di Brayan, Kuil Hindu untuk warga India, Batavia Bank, Deli Bank, Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin serta mendirikan rumah sakit Tionghoa pertama di Medan bernama Tjie On Jie Jan. Dia juga berperan dalam pembangunan Masjid Raya Al-Mashum dan Masjid Gang Bengkok.
Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan Sultan Deli, Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, dan Tuanku Raja Muda. Kondisi ini memudahkannya membuka usaha, salah satunya saat Sultan deli memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah, untuk keperluan pembuatan bangsal di perkebunan tembakau miliknya.
Bisnisnya menggurita, di antaranya perkebunan tembakau di Deli, teh di daerah Bandar Baru, dan Si Bulan, serta perkebunan kelapa. Tak hanya itu, di wilayah Sawah Lunto, dan Bukit Tinggi, Sumatra Barat, dia juga menanamkan modal untuk usaha pertambangan.
Luas perkebunannya di Deli, sampai mengalahkan luas perkebunan milik Deli Maatschappij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys. Pemerintah Belanda, juga mempercayakan pengelolaan 17 kebun kepada Tjong A Fie. Untuk mengurus perkebunan itu, Tjong A Fie dibantuk 10 ribu pekerja.
Usahanya terus berkembang. Bersama kakaknya, Tjong A Fie bekerja sama membangun perusahaan kereta api The Chow-Chow & Swatow Railyway Co.Ltd. di Tiongkok Selatan. Usaha ini dirintisnya bersama paman sekaligus konsul Tiongkok di Singapura, Chang Pi Shih.
Baca Juga
Bisnisnya yang terus berkembang dan menggurita, hingga turut memajukan Kota Medan, tak luput dari prinsip hidup Tjong A Fie. Dia selalu mengamalkan tiga hal, yakni jujur, setia, dan bersatu.
Tjong A Fie juga selalu menghormati wilayah yang di datanginya. Prinsipnya "Di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak". Dia juga tak rakus menguasai hartanya. lima persen dari keuntungan usahanya selalu di bagikan kepada para pekerja.
Semasa hidupnya, Tjong A Fie sangat berjasa atas perkembangan Kota Medan. Kota yang kala itu dikenal dengan nama Deli Tua, mendapatkan sumbangan menara lonceng untuk Gedung Balai Kota Medan yang lama dari Tjong A Fie.
Tjong A Fie juga membantu pembangunan Istana Maimoon, Gereja Uskup Agung Sugiopranoto, Kuil Buddha di Brayan, Kuil Hindu untuk warga India, Batavia Bank, Deli Bank, Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin serta mendirikan rumah sakit Tionghoa pertama di Medan bernama Tjie On Jie Jan. Dia juga berperan dalam pembangunan Masjid Raya Al-Mashum dan Masjid Gang Bengkok.