Kumpulkan Kepala Puskesmas, Bupati Pangkep Evaluasi Capaian Vaksinasi Covid-19
loading...
A
A
A
PANGKEP - Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau (MYL) , mengumpulkan para kepala puskesmas di wilayahnya di Kantor Dinas Kesehatan Pangkep, Senin (18/4/2022). Selain untuk mengevaluasi kinerja dan serapan anggaran puskesmas, pihaknya juga mengevaluasi capaian vaksinasi Covid-19.
Bupati MYL menjelaskan pihaknya sengaja mengumpulkan para kepala puskesmas dalam rangka monitoring dan evaluasi alias monev. Sebelumnya, kegiatan serupa juga dilaksanakan dengan menyasar para kepala OPD lingkup Pemkab Pangkep.
Ia menyebut monev dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali, dengan tujuan mengevaluasi kinerja kepala puskesmas . "Hari ini saya ingin monev capaian vaksinasi. Saya juga ingin monev kinerja dan serapan anggaran di puskesmas masing-masing. Saya ingin melihat data dan kinerja," ungkap dia.
Kepala Dinas Kesehatan Pangkep, Herlina, pada kesempatan itu memaparkan cakupan vaksinasi dosis pertama di wilayahnya sudah di atas rata-rata. Realisasinya bahkan mencapai 90 persen. Sedangkan vaksinasi dosis kedua kedua 63 persen dan vaksinasi booster 6 persen.
Sejauh ini, Balocci dan Tondong Tallasa tercatat sebagai kecamatan dengan cakupan vaksinasi tertinggi. Sedangkan, cakupan vaksinasi terendah terdata di wiilayah kepulauan.
Salah satu kendala belum sempurnanya realisasi vaksinasi , ia menyebut sulitnya meyakinkan masyarakat daerah terpencil. Berbeda dengan kota besar, capaian vaksinasi lebih cepat sebab warga telah menyadari manfaat vaksin.
"Tapi daerah terpencil, kita mengalami kendala untuk meyakinkan masyarakat bahwa ini dilakukan pemerintah untuk kepentingan mereka. Jadi kita masih bergelut untuk memberi keyakinan bahwa vaksinasi ini semata untuk kebaikan agar terlindungi dari Covid-19," jelasnya.
Vaksinasi wilayah kepulauan juga terkendala akses lantaran membutuhkan transportasi antar pulau dan sekolah. Ditambah lagi, jika kunjungan harus dilakukan berulang sehingga membutuhkan biaya transportasi yang lebih banyak.
Tidak ditampiknya bahwa vaksinasi anak sekolah juga masih rendah. Musababnya, masih banyak orang tua menolak anaknya divaksin. Kendala lainnya, kurang kooperatifnya kepala sekolah saat petugas vaksinasi turun ke sekolah.
"Kami sudah koordinasi dengan dinas pendidikan agar mengingatkan kepala sekolah dan guru bahwa vaksinasi ini tanggung jawab semua pihak," tutupnya.
Bupati MYL menjelaskan pihaknya sengaja mengumpulkan para kepala puskesmas dalam rangka monitoring dan evaluasi alias monev. Sebelumnya, kegiatan serupa juga dilaksanakan dengan menyasar para kepala OPD lingkup Pemkab Pangkep.
Ia menyebut monev dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali, dengan tujuan mengevaluasi kinerja kepala puskesmas . "Hari ini saya ingin monev capaian vaksinasi. Saya juga ingin monev kinerja dan serapan anggaran di puskesmas masing-masing. Saya ingin melihat data dan kinerja," ungkap dia.
Kepala Dinas Kesehatan Pangkep, Herlina, pada kesempatan itu memaparkan cakupan vaksinasi dosis pertama di wilayahnya sudah di atas rata-rata. Realisasinya bahkan mencapai 90 persen. Sedangkan vaksinasi dosis kedua kedua 63 persen dan vaksinasi booster 6 persen.
Sejauh ini, Balocci dan Tondong Tallasa tercatat sebagai kecamatan dengan cakupan vaksinasi tertinggi. Sedangkan, cakupan vaksinasi terendah terdata di wiilayah kepulauan.
Salah satu kendala belum sempurnanya realisasi vaksinasi , ia menyebut sulitnya meyakinkan masyarakat daerah terpencil. Berbeda dengan kota besar, capaian vaksinasi lebih cepat sebab warga telah menyadari manfaat vaksin.
"Tapi daerah terpencil, kita mengalami kendala untuk meyakinkan masyarakat bahwa ini dilakukan pemerintah untuk kepentingan mereka. Jadi kita masih bergelut untuk memberi keyakinan bahwa vaksinasi ini semata untuk kebaikan agar terlindungi dari Covid-19," jelasnya.
Vaksinasi wilayah kepulauan juga terkendala akses lantaran membutuhkan transportasi antar pulau dan sekolah. Ditambah lagi, jika kunjungan harus dilakukan berulang sehingga membutuhkan biaya transportasi yang lebih banyak.
Tidak ditampiknya bahwa vaksinasi anak sekolah juga masih rendah. Musababnya, masih banyak orang tua menolak anaknya divaksin. Kendala lainnya, kurang kooperatifnya kepala sekolah saat petugas vaksinasi turun ke sekolah.
"Kami sudah koordinasi dengan dinas pendidikan agar mengingatkan kepala sekolah dan guru bahwa vaksinasi ini tanggung jawab semua pihak," tutupnya.
(tri)