Hore! Air Bersih dan Listrik Mengalir Kembali di Kampung Waa Banti Tembagapura
loading...
A
A
A
Nathan Kum mengungkapkan, PTFI akan terus bersinergi bersama pemerintah daerah dalam hal meningkatkan kesejahteraan warga sekitar wilayah operasi perusahaan.
"Kami berharapperbaikanfasilitas air bersih dan listrik ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di Kampung Lembah Waa Banti," katanya.
Sementara itu, medan berat dan cuaca ekstrem menjadi tantangan berat pekerjaan di Waa Banti. PTFI membuat sebuah dam (bak air) di daerah Opitogong yang jaraknya sekitar 5 Km dari perkampungan warga.
Pembuatan dam air initidak mudah karena berada di atas bukit dengan kondisi akses jalan yang terjal dan berlumpur. "Perjalanan para pekerja untuk sampai di dam tersebut membutuhkan minimal 1,5 jam sekali jalan. Sehingga ini merupakan tantangan tersendiri," ungkap Group Leader Community Infrastructure PTFI, RollyNelwan.
Sementara itu, untuk instalasi listrik, PTFI melakukan perbaikan generator kapasitas 550 kVA yang berada di area Banti II.
Perbaikan instalasi listrik mencakup perbaikan semua trafo, pemasangan tiang listrik, serta perbaikan jaringan listrik di dalam rumah warga. "Banyak sekali jaringan listrik di dalam dan di luar rumah yang rusak. Sehingga perbaikan membutuhkan waktu dan biaya yang besar,” tambah Rolly.
Saat ini warga Kampung Waa Banti tidak perlu lagi membeli lilin dan dapat melakukan berbagai aktifitas di malam hari.
PTFI berharap listrik dan air bersih yang telah tersedia di Kampung Waa Banti dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat dan termasuk merawat dan menjaga semua fasilitas tersebut.
Setelah perbaikan ini selesai dilakukan, PTFI tetap akan melakukan pemeliharan peralatan bekerjasama dengan kontraktor lokal binaan milik putra asli daerah, yakni PT Makmur Namum dan PT Namor Nin Berdikari Papua. Untuk pengadaan listrik, PTFI juga berkolaborasi dengan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat sukuAmungme dan Kamoro (YPMAK).
"Kami berharapperbaikanfasilitas air bersih dan listrik ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di Kampung Lembah Waa Banti," katanya.
Sementara itu, medan berat dan cuaca ekstrem menjadi tantangan berat pekerjaan di Waa Banti. PTFI membuat sebuah dam (bak air) di daerah Opitogong yang jaraknya sekitar 5 Km dari perkampungan warga.
Pembuatan dam air initidak mudah karena berada di atas bukit dengan kondisi akses jalan yang terjal dan berlumpur. "Perjalanan para pekerja untuk sampai di dam tersebut membutuhkan minimal 1,5 jam sekali jalan. Sehingga ini merupakan tantangan tersendiri," ungkap Group Leader Community Infrastructure PTFI, RollyNelwan.
Sementara itu, untuk instalasi listrik, PTFI melakukan perbaikan generator kapasitas 550 kVA yang berada di area Banti II.
Perbaikan instalasi listrik mencakup perbaikan semua trafo, pemasangan tiang listrik, serta perbaikan jaringan listrik di dalam rumah warga. "Banyak sekali jaringan listrik di dalam dan di luar rumah yang rusak. Sehingga perbaikan membutuhkan waktu dan biaya yang besar,” tambah Rolly.
Saat ini warga Kampung Waa Banti tidak perlu lagi membeli lilin dan dapat melakukan berbagai aktifitas di malam hari.
PTFI berharap listrik dan air bersih yang telah tersedia di Kampung Waa Banti dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat dan termasuk merawat dan menjaga semua fasilitas tersebut.
Setelah perbaikan ini selesai dilakukan, PTFI tetap akan melakukan pemeliharan peralatan bekerjasama dengan kontraktor lokal binaan milik putra asli daerah, yakni PT Makmur Namum dan PT Namor Nin Berdikari Papua. Untuk pengadaan listrik, PTFI juga berkolaborasi dengan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat sukuAmungme dan Kamoro (YPMAK).
(shf)