Masuk Musim Penghujan, Wilayah Sukoharjo Masih Butuh Droping Air Bersih
loading...
A
A
A
SUKOHARJO - Kekeringan masih melanda beberapa wilayah di Sukoharjo, Jawa Tengah meskipun Indonesia telah memasuki musim penghujan. Droping bantuan air bersih pun masih tetap dibutuhkan beberapa wilayah seperti Desa Tawang, Kecamatan Weru.
“Meskipun saat ini Indonesia secara umum telah masuk musim penghujan, namun faktanya masih ada beberapa wilayah yang belum hujan sama sekali sehingga masyarakat membutuhkan air bersih. Maka program droping air bersih ini terus kami lakukan,” ujar aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) Purnama Dhedhy Styawan di sela droping 16.000 liter air bersih di Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Kamis (30/11/2023).
Dhedhy mengungkapkan kekeringan berkepanjangan yang melanda Indonesia tidak bisa dilepaskan dari fenomena El Nino. Selain itu situasi ini terjadi karena adanya dampak perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrim.
“Kondisi ini akan terus terjadi jika tidak ada tindakan serius dari masyarakat global untuk meminimalkan perubahan iklim yang terjadi karena kerusakan alam yang disengaja maupun tidak disengaja,” ujarnya.
Dia pun berharap kesadaran akan kelestarian lingkungan menjadi perhatian serius berbagai elemen masyarakat.
Menurutnya saat ini dibutuhkan kesadaran dan tindakan nyata dari segenap pemangku kepentingan agar kerusakan lingkungan yang memicu perubahan iklim tidak terus berlanjut.
“Maka semua masyarakat bisa melakukan sekecil apapun untuk mencegah perubahan iklim. Mulai dari menanam pohon hingga membuang sampah di tempatnya bisa dilakukan agar lingkungan kita lestari,” kata Caleg DPR RI Dapil Jateng V dari PKB ini.
Sukirno warga Desa Tawang Waru, mengungkapkan warga sejak bulan Juli lalu sudah mengalami kekeringan akibat musim kemarau bersamaan dengan fenomena alam El Nino.
Dia mengemukakan bahwa di zdesa Tawang sampai hari ini masih dilanda kekeringan karena belum diguyur hujan.
“Desa Tawang ini berdasarkan data BPBD Sukoharjo merupakan salah satu dari 17 desa di Sukoharjo dengan tingkat kerawanan tinggi kekeringan saat musim kemarau berlangsung. Sehingga mengakibatkan warga terancam kekurangan air bersih karena sumur-sumur mengering,” ujarnya.
“Meskipun saat ini Indonesia secara umum telah masuk musim penghujan, namun faktanya masih ada beberapa wilayah yang belum hujan sama sekali sehingga masyarakat membutuhkan air bersih. Maka program droping air bersih ini terus kami lakukan,” ujar aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) Purnama Dhedhy Styawan di sela droping 16.000 liter air bersih di Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Kamis (30/11/2023).
Dhedhy mengungkapkan kekeringan berkepanjangan yang melanda Indonesia tidak bisa dilepaskan dari fenomena El Nino. Selain itu situasi ini terjadi karena adanya dampak perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrim.
“Kondisi ini akan terus terjadi jika tidak ada tindakan serius dari masyarakat global untuk meminimalkan perubahan iklim yang terjadi karena kerusakan alam yang disengaja maupun tidak disengaja,” ujarnya.
Dia pun berharap kesadaran akan kelestarian lingkungan menjadi perhatian serius berbagai elemen masyarakat.
Menurutnya saat ini dibutuhkan kesadaran dan tindakan nyata dari segenap pemangku kepentingan agar kerusakan lingkungan yang memicu perubahan iklim tidak terus berlanjut.
“Maka semua masyarakat bisa melakukan sekecil apapun untuk mencegah perubahan iklim. Mulai dari menanam pohon hingga membuang sampah di tempatnya bisa dilakukan agar lingkungan kita lestari,” kata Caleg DPR RI Dapil Jateng V dari PKB ini.
Sukirno warga Desa Tawang Waru, mengungkapkan warga sejak bulan Juli lalu sudah mengalami kekeringan akibat musim kemarau bersamaan dengan fenomena alam El Nino.
Dia mengemukakan bahwa di zdesa Tawang sampai hari ini masih dilanda kekeringan karena belum diguyur hujan.
“Desa Tawang ini berdasarkan data BPBD Sukoharjo merupakan salah satu dari 17 desa di Sukoharjo dengan tingkat kerawanan tinggi kekeringan saat musim kemarau berlangsung. Sehingga mengakibatkan warga terancam kekurangan air bersih karena sumur-sumur mengering,” ujarnya.
(shf)