Kisah Syekh Yusuf Al-Makassari, Pendakwah Besar yang Membuat Kompeni Belanda Tergetar

Minggu, 23 Januari 2022 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Syekh Yusuf Al-Makassari, Pendakwah Besar yang Membuat Kompeni Belanda Tergetar
Syekh Yusuf, pendakwah lintas benua asal Gowa. Foto/Ist.
A A A
Bernama lengkap Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani. Ulama besar, yang lebih dikenal dengan nama Syekh Yusuf Al-Makassari tersebut, merupakan pendakwah asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang telah melanglang buana antar benua.



Dari catatan wikipedia, Syekh Yusuf Al-Makassari lahir di Gowa, 3 Juli 1626. Namun, sumber lain menyebut Syekh Yusuf lahir 13 Juli 1627. Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dan Aminah.



Ketika lahir ia diberi nama Muhammad Yusuf. Nama tersebut diberikan Raja Gowa, Sultan Alauddin, yang juga kerabat ibu Syekh Yusuf. Pendidikan agama diperolehnya sejak berusia 15 tahun di Cikoang, saat ini masuk wilayah Kecamatan Mangara Bombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.



Di situ, dia belajar dari Daeng Ri Tassamang, guru Kerajaan Gowa. Syekh Yusuf juga berguru pada Sayyid Ba-Alawi bin Abdul Al-Allamah Attahir, dan Sayyid Jalaludin Al-Aidid. Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa.

Pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf memulai pengembaraannya. Syekh Yusuf pernah singgah di Banten dan bertemu serta akhirnya bersahabat dengan Sultan Banten terakhir, Sultan Ageng Tirtayasa. Syekh Yusuf juga pernah singgah di Aceh sebelum kemudian melanjutkan perjalanan menuju Gujarat.

Selama berada di Gujarat, dikabarkan Syekh Yusuf sempat bertemu dengan Syekh Nuruddin Ar-Raniri, salah seorang penasihat raja perempuan Aceh, Sulthanah Shafiyatuddin. Syekh Nuruddin Ar-Raniri adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan, dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa Syekh Yusuf bertemu dengan Syekh Nuruddin Ar-Raniri ketika Syekh Yusuf singgah di Aceh. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa Syekh Nuruddin Ar-Raniri meninggal dunia pada 22 Dzulhijjah 1069 H, atau 21 September 1658 M di Aceh.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6119 seconds (0.1#10.140)