Ajudan Putra Mahkota Arab Saudi MBS Dikabarkan Telah Ditangkap
loading...
A
A
A
RIYADH - Sorang ajudan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS), Bader al-Asaker, dilaporkan telah ditangkap dan ditahan. Asaker dituduh Amerika Serikat (AS) merekrut para karyawan Twitter untuk memberikan informasi tentang para pembangkang Saudi di luar negeri.
Beberapa sumber mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa ada indikasi kuat Bader al-Asaker telah ditangkap. Para aktivis setempat mempertanyakan keberadaan ajudan MBS tersebut dan mencermati bahwa akun media sosialnya telah "membisu".
Aktivis politik Saudi, Omar Abdulaziz, via akun Twitter-nya, @oamaz7, menulis; "Di mana Bader al-Asaker?". (Baca: Arab Saudi Ditekan untuk Bebaskan Pangeran Filantropis)
Ketika spekulasi mulai beredar, akun Twitter Asaker tiba-tiba men-tweet-kan video pemikir Mesir; Mustafa Mahmoud. Tweet pada hari Senin itu merupakan yang pertama kali sejak 6 Mei 2020.
Namun, sumber-sumber Saudi di luar kerajaan mengatakan kepada MEE bahwa mereka telah diberi tahu Asaker memang telah ditahan. Hanya saja, mereka tidak mendapat penjelasan alasan penangkapan dan kapan penangkapan itu terjadi.
MEE, dalam laporannya Rabu (10/6/2020) mengklaim telah meminta komentar dari pemerintah Arab Saudi. Namun, belum ada respons sampai berita dirilis.
Asaker, kepala kantor Putra Mahkota Saudi sejak 2017 dan ketua yayasan amalnya, Misk, dikenal sebagai salah satu rekan terdekat pemimpin Saudi yang sebenarnya. (Baca: Pangeran Arab Saudi Meninggal Diduga karena Covid-19)
Dia menimbulkan kontroversi tahun lalu ketika Departemen Kehakiman AS menuduhnya merekrut karyawan Twitter untuk mengumpulkan informasi pribadi para pembangkang dan kritikus Arab Saudi.
Salah satu dari pembangkang yang menjadi sasaran adalah Jamal Khashoggi, kolumnis Middle East Eye dan Washington Post yang dibunuh oleh agen intelijen Arab Saudi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada tahun 2018.
Menurut tuduhan AS, Asaker bekerja untuk dan atas arahan MBS sehubungan dengan kehadiran online-nya di platform media sosial. (Baca: Masjid Saudi Akan Gelar Salat Jumat, Begini Protokol Covid-19-nya)
Menurut Departemen Kehakiman AS, ajudan MBS itu mulai merekrut para karyawan Twitter untuk memberi informasi tentang para pembangkang Saudi pada 2014. Sebagai kepala kantor MBS, Asaker telah memiliki pengaruh dan kekuasaan yang signifikan, dan laporan penangkapannya menjadi kejutan.
Asaker memiliki 1,7 juta follower Twitter, dan sebagai sekretaris jenderal Misk dirinya bertanggung jawab untuk memberdayakan para pemuda Arab Saudi dan mengembangkan generasi wirausaha baru.
Meskipun dilaporkan di media Turki bahwa Maher al-Mutrib, yang memimpin operasi Saudi yang membunuh Khashoggi, namun Asaker disebut-sebut ikut terlibat. Hanya saja, ajudan MBS tersebut menghindari penyelidikan. Arab Saudi menyangkal Putra Mahkota MBS terlibat dalam komplotan agen nakal intelijen Saudi yang membunuh Khashoggi.
Beberapa sumber mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa ada indikasi kuat Bader al-Asaker telah ditangkap. Para aktivis setempat mempertanyakan keberadaan ajudan MBS tersebut dan mencermati bahwa akun media sosialnya telah "membisu".
Aktivis politik Saudi, Omar Abdulaziz, via akun Twitter-nya, @oamaz7, menulis; "Di mana Bader al-Asaker?". (Baca: Arab Saudi Ditekan untuk Bebaskan Pangeran Filantropis)
Ketika spekulasi mulai beredar, akun Twitter Asaker tiba-tiba men-tweet-kan video pemikir Mesir; Mustafa Mahmoud. Tweet pada hari Senin itu merupakan yang pertama kali sejak 6 Mei 2020.
Namun, sumber-sumber Saudi di luar kerajaan mengatakan kepada MEE bahwa mereka telah diberi tahu Asaker memang telah ditahan. Hanya saja, mereka tidak mendapat penjelasan alasan penangkapan dan kapan penangkapan itu terjadi.
MEE, dalam laporannya Rabu (10/6/2020) mengklaim telah meminta komentar dari pemerintah Arab Saudi. Namun, belum ada respons sampai berita dirilis.
Asaker, kepala kantor Putra Mahkota Saudi sejak 2017 dan ketua yayasan amalnya, Misk, dikenal sebagai salah satu rekan terdekat pemimpin Saudi yang sebenarnya. (Baca: Pangeran Arab Saudi Meninggal Diduga karena Covid-19)
Dia menimbulkan kontroversi tahun lalu ketika Departemen Kehakiman AS menuduhnya merekrut karyawan Twitter untuk mengumpulkan informasi pribadi para pembangkang dan kritikus Arab Saudi.
Salah satu dari pembangkang yang menjadi sasaran adalah Jamal Khashoggi, kolumnis Middle East Eye dan Washington Post yang dibunuh oleh agen intelijen Arab Saudi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada tahun 2018.
Menurut tuduhan AS, Asaker bekerja untuk dan atas arahan MBS sehubungan dengan kehadiran online-nya di platform media sosial. (Baca: Masjid Saudi Akan Gelar Salat Jumat, Begini Protokol Covid-19-nya)
Menurut Departemen Kehakiman AS, ajudan MBS itu mulai merekrut para karyawan Twitter untuk memberi informasi tentang para pembangkang Saudi pada 2014. Sebagai kepala kantor MBS, Asaker telah memiliki pengaruh dan kekuasaan yang signifikan, dan laporan penangkapannya menjadi kejutan.
Asaker memiliki 1,7 juta follower Twitter, dan sebagai sekretaris jenderal Misk dirinya bertanggung jawab untuk memberdayakan para pemuda Arab Saudi dan mengembangkan generasi wirausaha baru.
Meskipun dilaporkan di media Turki bahwa Maher al-Mutrib, yang memimpin operasi Saudi yang membunuh Khashoggi, namun Asaker disebut-sebut ikut terlibat. Hanya saja, ajudan MBS tersebut menghindari penyelidikan. Arab Saudi menyangkal Putra Mahkota MBS terlibat dalam komplotan agen nakal intelijen Saudi yang membunuh Khashoggi.
(don)