Sumut Juara Ekspor Sarang Burung Walet, Nilainya Nyaris Rp1 Triliun

Jum'at, 31 Desember 2021 - 19:18 WIB
loading...
Sumut Juara Ekspor Sarang...
Nilai realisasi ekspor komoditi sarang burung walet asal Sumatera Utara, mencapai hampir Rp1 triliun pada tahun 2021 ini. Foto/MPI/Wahyudi Aulia Siregar
A A A
MEDAN - Sumut juara ekspor sarang burung walet di Indonesia. Nilai realisasi ekspor komoditi sarang burung walet asal Sumut, selama tahun 2021 mencapai hampir Rp1 triliun. Hal ini menahbiskan Sumut menjadi daerah pengekspor sarang burung walet terbesar di Indonesia.



"Untuk sarang burung walet sejauh ini yang terbesar di Indonesia itu dari Balai Karantina Medan. Nilainya mencapai hampir Rp1 triliun," kata Kepala Karantina Pertanian Medan, Lenny Hartati Harahap saat pelepasan ekspor dalam kegiatan Gebyar Ekspor 2021, di Pelabuhan Belawan, Jumat (31/12/2021).



Lenny menyebutkan, negara tujuan ekspor komoditi sarang burung walet asal Sumatera Utara adalah China. Saat ini telah ada 7 perusahaan di Sumatera Utara yang telah mendapatkan sertifikasi untuk melakukan kegiatan ekspor sarang burung walet ke negeri tirai bambu itu. "Kalau komoditi sarang burung waletnya dari Medan, Langkat, Deliserdang, Serdang Bedagai," sambung Lenny.



Kegiatan ekspor ke China, kata Lenny, merupakan salah satu yang terberat di bandingkan ke negara-negara tujuan lain. Itu karena otoritas di China memberlakukan persyaratan yang cukup ketat, khususnya terkait keamanan pangan.

"Tiap negara beda-beda syaratnya. Seperti ke China, kebunnya harus teregistrasi, rumah kemasnya juga harus teregistrasi karena terkait bagaimana prosesingnya dan keamanan pangannya. Kalau sudah terpenuhi baru bisa ekspor, " sebutnya.

Untuk memenuhi prasyarat ekspor itu, saat ini kata Lenny, pihaknya telah bekerjasama dan berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan ekspor lainnya termasuk PT Angkasa Pura, Bea Cukai dan Dinas Pertanian. Utamanya untuk memberikan bimbingan kepada petani.

"Kita akan sama-sama memberikan bimbingan kepada petani dan eksportir. Karena persyaratan eksportir bukan hanya karantina saja, tapi juga PT Angkasa Pura tentang pengangkutannya maupun Bea Cukai untuk kepabeanannya. Itu akan kita edukasi dengan kelas ekspor bersama. Kita juga baru launching klinik ekspor horas medan. Itu nantinya menjadi pioner untuk melakukan edukasi," sambungnya.

Selain sarang burung walet, tambah Lenny, pihaknya juga terus melakukan ekportasi sampel komoditi-komoditi pertanian asal Sumut lainnya. Seperti vanili, andaliman, daun kelor, lipan dari kelapa sawit, lobak, ubi rambat.



"Kita juga sudah kirim sampel untuk komoditi manggis, magot dan rajangan talas beneng. Komoditi-komoditi itu sudah memenuhi persyaratan negara tujuan. Insyaallah Januari-Februari 2022 akan ekspor perdana ke China, Turki dan Mesir," paparnya.

"Pengiriman sampel perdana ini penting (untuk keberlanjutan ekspor). Sampel itu lah menjadi ujung tombaknya. Makanya waktu pengiriman sampel perdana itu, kita benar-benar memeriksanya. Baik dari sisi organisme tumbuhan karantinanya, maupun hama penyakit hewan karantinanya, kemudian keamanan pangan. Karena itu persyaratan dunia," pungkasnya.

Selain menjadi juara di komoditi sarang burung walet, Sumut secara umum juga menjadi wilayah dengan pasar ekspor terluas di Indonesia. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menyebut Sumut telah melakukan pengiriman komoditas pertanian ke 107 negara dari 124 negara tujuan ekspor Indonesia. "Sumut menjadi nomor yang pertama ekspor pertanian di Gebyar Ekspor tahun ini," ungkapnya.

Dalam program Gebyar Ekspor 2021, jelasnya, Sumut melakukan pengiriman komoditas pertanian dengan volume total sebanyak 102,9 ton senilai Rp2,2 triliun. Sumut cukup signifikan menyumbang total nilai ekspor dalam program ini yang jumlahnya sebesar Rp 14,4 triliun.

Adapun komoditas ekspor dari Sumut yang menonjol adalah Palm Oil sebanyak 188,8 ton senilai Rp5,9 miliar dengan tujuan China. Kemudian Kultur Jaringan Lilium, sp sebanyak 1,197 ribu batang senilai Rp2 miliar ke Belanda dan komoditas kopi sebanyak 19,2 ton senilai Rp1,7 miliar ke Amerika Serikat.



Pada kesempatan itu Edy Rahmayadi juga mengatakan, sepanjang tahun ini provinsinya mengekspor komoditas pertanian dan produk turunannya senilai total Rp26,7 triliun. Nilai ekspor tersebut ditopang pengiriman komoditas pertanian oleh 15 daerah dari 33 kabupaten dan kota di Sumut.

Meski masih di bawah tekanan ekonomi akibat pandemi, nilai ekspor tahun ini tetap mengalami peningkatan dari tahun lalu yang hanya sekitar Rp21 triliun. "Tahun depan harus kita tingkatkan lagi. Semua daerah kabupaten dan kota harus mampu melakukan ekspor, " pungkasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4253 seconds (0.1#10.24)