Pengangguran 'Kuasai' Daftar Peserta Kartu Pra-Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Survei yang dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menujukkan, 80% penerima manfaat program Kartu Prakerja merupakan pengangguran.
Rinciannya, survei paling banyak diikuti oleh laki-laki dengan komposisi 66,5% dan perempuan 33,5%. Sementara dari usia penerima manfaat dari 18-68 tahun. Ekonom TNP2K Elan Satriawan mengatakan 80,8% peserta Kartu PraKerja pada saat mendaftar dan melakukan pelatihan berada dalam posisi tidak memiliki pekerjaan.
"Periode survei dilakukan pada 19 Mei sampai 1 Juni, kita mendapat bantuan dari ahli statistik yang mana dalam survei itu sebanyak 80,8% itu pengganguran yang mengikuti pendaftaran kartu pra kerja," kata Elan dalam video conference, Jakarta, Senin (8/6/2020).
Lebih lanjut hasil survei subjektif ini menunjukkan gambaran angka pengangguran nasional, di mana paling banyak penerima manfaat berasal dari anak-anak muda lulusan SMK sederajat. Rinciannya terakhir penerima manfaat didominasi SMA/SMK sederajat 58,93% dan S1 25,27%, kelompok pendidikan lan tidak lebih dari kisaran 5%.
"Sebagian besar penerima manfaat tersebut melaporkan, mereka terpengaruh Covid-19, di PHK, dirumahkan, dan sebagainya," katanya. ( Baca: Penarikan Utang Pemerintah Dorong Kenaikan Cadangan Devisa )
Dia menambahkan, program Kartu Prakerja sudah tepat sasaran jika peserta pelatihan juga diikuti oleh masyarakat yang terdampak virus Corona alias COVID-19 maupun tidak.
"Saya kira kalau bicara masalah sasaran walau ini terbuka untuk semua, apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang menerima Prakerja bisa melihat ini program tepat sasaran. Karena sebagian besar melaporkan penerima tersebut mereka yang terpengaruh COVID, di PHK, dirumahkan dan sebagainya," ungkapnya.
Rinciannya, survei paling banyak diikuti oleh laki-laki dengan komposisi 66,5% dan perempuan 33,5%. Sementara dari usia penerima manfaat dari 18-68 tahun. Ekonom TNP2K Elan Satriawan mengatakan 80,8% peserta Kartu PraKerja pada saat mendaftar dan melakukan pelatihan berada dalam posisi tidak memiliki pekerjaan.
"Periode survei dilakukan pada 19 Mei sampai 1 Juni, kita mendapat bantuan dari ahli statistik yang mana dalam survei itu sebanyak 80,8% itu pengganguran yang mengikuti pendaftaran kartu pra kerja," kata Elan dalam video conference, Jakarta, Senin (8/6/2020).
Lebih lanjut hasil survei subjektif ini menunjukkan gambaran angka pengangguran nasional, di mana paling banyak penerima manfaat berasal dari anak-anak muda lulusan SMK sederajat. Rinciannya terakhir penerima manfaat didominasi SMA/SMK sederajat 58,93% dan S1 25,27%, kelompok pendidikan lan tidak lebih dari kisaran 5%.
"Sebagian besar penerima manfaat tersebut melaporkan, mereka terpengaruh Covid-19, di PHK, dirumahkan, dan sebagainya," katanya. ( Baca: Penarikan Utang Pemerintah Dorong Kenaikan Cadangan Devisa )
Dia menambahkan, program Kartu Prakerja sudah tepat sasaran jika peserta pelatihan juga diikuti oleh masyarakat yang terdampak virus Corona alias COVID-19 maupun tidak.
"Saya kira kalau bicara masalah sasaran walau ini terbuka untuk semua, apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang menerima Prakerja bisa melihat ini program tepat sasaran. Karena sebagian besar melaporkan penerima tersebut mereka yang terpengaruh COVID, di PHK, dirumahkan dan sebagainya," ungkapnya.
(uka)