Kisah Gunung Semeru, Pasak untuk Pulau Jawa Dihuni Keturunan Asli Majapahit

Minggu, 05 Desember 2021 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Pada permukaan batu itu, terpahat cerita tentang keberadaan Suku Tengger yang saat ini menghuni lereng-lereng pegunungan Tengger, dan Gunung Bromo. Eksotisme dan keagungan Bromo, tercipta melalui proses perjalanan sejarah panjang yang tidak mengenal batasan waktu.

Dwi Cahyono juga mengungkapkan, keberadaan Prasasti Muncang, mematahkan asumsi keberadaan Suku Tengger, yang baru ada di wilayah Pegunungan Tengger, dan Gunung Bromo, pascaruntuhnya Kerajaan Majapahit.

Dalam catatan sejarah yang ada di Prasasti Muncang, masyarakat Suku Tengger, sudah ada jauh sebelum hadirnya Kerajaan Singhasari, dan Majapahit di tanah Jawa Dwipa. Dwi berani memperkirakan, sejarah Bromo sebagai tanah suci bagi masyarakat Suku Tengger, sudah ada sejak tahun 929 masehi.



Menurutnya, cerita tentang keberadaan masyarakat Suku Tengger, dan kesucian serta keagungan Gunung Bromo dan Gunung Semeru, sudah tercatat sejak perpindahan kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno, dari wilayah Jawa Tengah, ke wilayah Jawa Timur. "Saat itu, di bawah kepemimpinan Mpu Sindok," timpalnya.

Catatan sejarah ini, tentunya akan menjadi pembanding mitologi, dan anggapan orang tentang munculnya masyarakat Suku Tengger, setelah habisnya era Kerajaan Majapahit, di antara tahun 1.300-1.400 masehi.

Cerita mitologi juga berkembang, saat anak bangsawan dari Kerajaan Majapahit, yakni Joko Seger, dan Roro Anteng, melarikan diri ke wilayah Gunung Bromo. Mereka sangat berharap memiliki keturunan, dengan sumpah akan mengorbankan anak bungsunya sebagai persembahan untuk dewa apabila permintaannya dikabulkan.

Permohonan itu dikabulkan, dan pasangan ini dikaruniai sebanyak 25 anak. Di kemudian hari, keduanya lupa akan sumpahnya. Anak bungsunya yang bernama, Dewata Kusuma tidak juga dijadikan persembahan kepada dewa.

Akhirnya, kuasa dewa sendiri yang merebut Dewata Kusuma dan menghempaskannya ke kawah Gunung Bromo. Mitologi yang berkembang secara turun-temurun ini, sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat Suku Tengger, yang dikenal teguh memegang budayanya, sehingga dikenal adanya upacaya Yadnya Kasada.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4247 seconds (0.1#10.140)