Sakit, Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Taman Nasional Tesso Nilo
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Seekor gajah Sumatera ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau . Diduga penyebab kematian gajah liar itu akibat sakit.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Heru Sutmantoro menjelaskan, lokasi penemuan gajah itu berada di Bukit Apolo, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Hasil penelitian diperkirakan gajah tersebut sudah mati sekitar 27 Oktober 2021.
"Kematian gajah itu diduga disebabkan infeksi organ pencernaan, malnutrisi dan dehidrasi," kata Heru, Selasa (2/11/2021).
Heru menjelaskan, satwa dilindungi yang mati tersebut berjenis kelamin betina, tinggi badan 2,17 meter, berat badan 2 ton, tebal kulit perut 0,4 cm, tebal kulit punggung 1,2 cm.
Dari hasil pemeriksaan, diperkirakan gajah betina itu pernah ditemukan dalam kondisi sakit. Kemudian pada 23 Oktober 2021, dilakukan pengobatan pada gajah tersebut. Setelah selesai dirawat, gajah tersebut dilepas ke habitatnya.
Dia menjelaskan, dalam tindakan nekropsi tim Balai TNTN bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA tidak dilakukan mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Hal itu dikarenakan semua organ dalam tubuh sudah rusak.
"Dari ciri-ciri fisiknya, itu gajah sakit yang sudah pernah dilakukan pengobatan oleh tim medis," tandasnya.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Heru Sutmantoro menjelaskan, lokasi penemuan gajah itu berada di Bukit Apolo, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Hasil penelitian diperkirakan gajah tersebut sudah mati sekitar 27 Oktober 2021.
"Kematian gajah itu diduga disebabkan infeksi organ pencernaan, malnutrisi dan dehidrasi," kata Heru, Selasa (2/11/2021).
Heru menjelaskan, satwa dilindungi yang mati tersebut berjenis kelamin betina, tinggi badan 2,17 meter, berat badan 2 ton, tebal kulit perut 0,4 cm, tebal kulit punggung 1,2 cm.
Dari hasil pemeriksaan, diperkirakan gajah betina itu pernah ditemukan dalam kondisi sakit. Kemudian pada 23 Oktober 2021, dilakukan pengobatan pada gajah tersebut. Setelah selesai dirawat, gajah tersebut dilepas ke habitatnya.
Dia menjelaskan, dalam tindakan nekropsi tim Balai TNTN bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA tidak dilakukan mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Hal itu dikarenakan semua organ dalam tubuh sudah rusak.
"Dari ciri-ciri fisiknya, itu gajah sakit yang sudah pernah dilakukan pengobatan oleh tim medis," tandasnya.
(shf)