Ini Motif Pria di Bantaeng Habisi Ayah, Ibu dan Kakak Kandungnya
loading...
A
A
A
BANTAENG - Tragedi berdarah yang menimpa satu keluarga dan menggegerkan warga Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng , Sulsel, Selasa (26/10/2021), yang menewaskan ayah, ibu dan kakak kandungnya hanya dipicu hal sepele .
Uni, adik kandung pelaku menceritakan, kakaknya tiba-tiba mengamuk dengan menggunakan senjata tajam dengan membabi buta hingga kedua orang tua dan kakaknya tewas.
“Dia menyerang membabi buta. Saya tidak ingat persis siapa yang diserang terlebih dahulu,” ujarnya kepada SINDONews, Selasa (26/10/2021).
Menurut Uni, kakaknya meminta untuk dibelikan rokok dan saat itu juga permintaannya dipenuhi. Namun karena orang yang diminta untuk membeli telat datang sehingga AK mengamuk dan menyerang menggunakan pisau.
“Kakak saya minta dibelikan rokok dan langsung dituruti. Namun dia kesal karena yang membeli rokok terlambat kembali ke rumah,” bebernya.
Lurah Ereng-ereng, Kaimuddin mengatakan, tiga dari empat warganya tewas dalam peristiwa tersebut. Korban tewas, masing-masing, Baddu bin Tunrung (70), Kadi binti Bonro (65), Saliha binti Baddu (38). Sementara Uni binti Baddu (23) adik pelaku, juga menderita luka dan sementara menjalani perawatan intensif.
Kaimuddin menerangkan, pelaku berisial AK (35) merupakan anak kandung dari pasangan Baddu dan Kadi yang menjadi korban. Sedangkan Saliha dan Uni merupakan sodara kandung pelaku.
“Pelaku adalah putranya. Jadi Ak ini membunuh kedua orang tuanya, satu kakak perempuannya dan melukai satu adik perempuannya,” ungkapnya.
Kaimuddin mengaku, pelaku selama ini menyandang status orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bahkan sudah berlangsung 10 tahun. “Menurut informasi yang masuk di kelurahan, AK sudah 10 tahun menjadi ODGJ,” tutur dia.
Uni, adik kandung pelaku menceritakan, kakaknya tiba-tiba mengamuk dengan menggunakan senjata tajam dengan membabi buta hingga kedua orang tua dan kakaknya tewas.
“Dia menyerang membabi buta. Saya tidak ingat persis siapa yang diserang terlebih dahulu,” ujarnya kepada SINDONews, Selasa (26/10/2021).
Menurut Uni, kakaknya meminta untuk dibelikan rokok dan saat itu juga permintaannya dipenuhi. Namun karena orang yang diminta untuk membeli telat datang sehingga AK mengamuk dan menyerang menggunakan pisau.
“Kakak saya minta dibelikan rokok dan langsung dituruti. Namun dia kesal karena yang membeli rokok terlambat kembali ke rumah,” bebernya.
Lurah Ereng-ereng, Kaimuddin mengatakan, tiga dari empat warganya tewas dalam peristiwa tersebut. Korban tewas, masing-masing, Baddu bin Tunrung (70), Kadi binti Bonro (65), Saliha binti Baddu (38). Sementara Uni binti Baddu (23) adik pelaku, juga menderita luka dan sementara menjalani perawatan intensif.
Kaimuddin menerangkan, pelaku berisial AK (35) merupakan anak kandung dari pasangan Baddu dan Kadi yang menjadi korban. Sedangkan Saliha dan Uni merupakan sodara kandung pelaku.
“Pelaku adalah putranya. Jadi Ak ini membunuh kedua orang tuanya, satu kakak perempuannya dan melukai satu adik perempuannya,” ungkapnya.
Kaimuddin mengaku, pelaku selama ini menyandang status orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bahkan sudah berlangsung 10 tahun. “Menurut informasi yang masuk di kelurahan, AK sudah 10 tahun menjadi ODGJ,” tutur dia.