Utang dari Bank Dunia Diprediksi Bakal Bikin Rupiah Letoi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tambahan utang dari Bank Dunia akan menjadi beban berat bagi Indonesia pada tahun anggaran berikutnya. Apalagi, di saat bersamaan rasio pajak diperkirakan menurun hingga dikisaran 6%-7% pada 2021.
Situasi itu membuat beban pembayaran bunga utang akan menurunkan ruang fiskal. Oleh karena itu, pemerintah perlu berpikir jangka panjang, karena tidak semua utang terbukti produktif untuk meningkatkan ekonomi. Selain itu, pembayaran bunga utang juga bisa membuat kurs rupiah menjadi letoi atau tertekan. ( Baca:Pendidikan Bukan Ekonomi, Pemkot Bogor Tak Buru-Buru Buka Sekolah )
"Risiko lain adalah pelemahan kurs , apalagi sampai harus menyiapkan valas dalam jumlah besar untuk menambal beban bunga tiap tahunnya. Ini berisiko menggerus nilai tukar rupiah," kata Bhima Yudistira, ekonom Indef, Minggu (31/5/2020).
Sebagai informasi, Bank Dunia telah menyetujui pendanaan atau utang senilai US$250 juta atau sekitar Rp3,65 triliun (dengan kurs Rp14.600 per USD) untuk program darurat Covid-19 di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dana ini akan digunakan untuk mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19.
Situasi itu membuat beban pembayaran bunga utang akan menurunkan ruang fiskal. Oleh karena itu, pemerintah perlu berpikir jangka panjang, karena tidak semua utang terbukti produktif untuk meningkatkan ekonomi. Selain itu, pembayaran bunga utang juga bisa membuat kurs rupiah menjadi letoi atau tertekan. ( Baca:Pendidikan Bukan Ekonomi, Pemkot Bogor Tak Buru-Buru Buka Sekolah )
"Risiko lain adalah pelemahan kurs , apalagi sampai harus menyiapkan valas dalam jumlah besar untuk menambal beban bunga tiap tahunnya. Ini berisiko menggerus nilai tukar rupiah," kata Bhima Yudistira, ekonom Indef, Minggu (31/5/2020).
Sebagai informasi, Bank Dunia telah menyetujui pendanaan atau utang senilai US$250 juta atau sekitar Rp3,65 triliun (dengan kurs Rp14.600 per USD) untuk program darurat Covid-19 di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dana ini akan digunakan untuk mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19.
(ihs)