Selama Januari hingga Agustus, Gunung Merapi Alami 373 Guguran Awan Panas
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut, saat ini Gunung Merapi telah memasuki fase ekstrusi magma. Ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya aktivitas vulkanik yang menyebabkan terjadinya erupsi awan panas dan guguran lava pijar sepekan terakhir.
Muntahan awan panas belakangan ini semakin meningkat. Sebagian guguran tersebut mengarah ke tenggara maupun dominan ke arah barat daya.
Baca juga: Musisi dan Pelaku Jasa Hiburan Gulung Tikar, Alat Musik di Lelang di Pinggir Jalan
Berdasarkan data seismograf BPPTKG Yogyakarta, dalam sepekan tercatat terjadi 28 kali awan panas. Jika dihitung sejak awal erupsi 2021, tepatnya mulai 4 Januari hingga 12 Agustus telah terjadi 373 awan panas guguran.
"Saat ini Merapi telah memasuki fase ekstrusi. Di mana magma yang berada di permukaan berupaya untuk terus keluar dari kawah akibay dorongan magma dangkal. Kondisi inii membuat guguran awan panas maupun lava pijar masih berpotensi terus terjadi," ujar kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida.
Muntahan awan panas belakangan ini semakin meningkat. Sebagian guguran tersebut mengarah ke tenggara maupun dominan ke arah barat daya.
Baca juga: Musisi dan Pelaku Jasa Hiburan Gulung Tikar, Alat Musik di Lelang di Pinggir Jalan
Berdasarkan data seismograf BPPTKG Yogyakarta, dalam sepekan tercatat terjadi 28 kali awan panas. Jika dihitung sejak awal erupsi 2021, tepatnya mulai 4 Januari hingga 12 Agustus telah terjadi 373 awan panas guguran.
"Saat ini Merapi telah memasuki fase ekstrusi. Di mana magma yang berada di permukaan berupaya untuk terus keluar dari kawah akibay dorongan magma dangkal. Kondisi inii membuat guguran awan panas maupun lava pijar masih berpotensi terus terjadi," ujar kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida.
(msd)