Ribuan Warga Berjubel Antre Bansos COVID-19, Muspika di Batang Lakukan Tindakan Tegas
loading...
A
A
A
BATANG - Tindakan tegas diambil Muspika Gringsing, Kabupaten Batang, Jateng, saat melihat adanya kerumunan warga yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan sosial tunai dampak COVID-19.
Minimnya petugas dalam penyaluran bantuan sosial tunai COVID-19 tersebut, diduga menjadi pemicu terjadinya desak-desakan warga saat mengantre. Kerumunan ini dikawatirkan dapat memicu terjadinya penularan COVID-19, sehingga Muspika Gringsing langsung menghentikan kegiatan tersebut.
Panitia hanya menyediakan satu tenda, sehingga warga berjubel dan mengacuhkan protokol kesehatan . Mirisnya lagi, saat penyaluran bantuan uang tunai ke ribuan warga tersebut, setiap harinya hanya dilakukan oleh satu petugas.
Dikin, salah satu warga penerima bantuan tunai Rp300 ribu, mengaku saat antre pengambilan bantuan sosial COVID-19 terpaksa berdiri, lantaran kehabisan kursi sehingga berdesak-desakan untuk mencari tempat yang teduh di tengah keterbatasan tenda dengan cuaca terik.
Camat Gringsing, Wawan Nurdiyansyah bersama aparat Polri dan TNI, langsung ke lokasi pembagian bantuan sosial COVID-19, dan menghentikan kegiatan tersebut, karena kerumunan yang terjadi sangat mengkhawatirkan.
"Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak seimbang antara petugas dengan warga yang mengantri, sehingga memicu terjadinya kerumunan . Akhirnya kami lakukan penertiban, sebagian warga diminta keluar terlebih dahulu, dan halaman kantor pos disterilkan," tuturnya.
Dia juga menghubungi Kepala Kantor Pos Pusat Pekalongan, agar ada tambahan personel dalam pembagian bantuan sosial COVID-19 tersebut. Mengingat, saat ini hanya ada satu petugas yang melayani warga dari lima desa di Kecamatan Gringsing.
Minimnya petugas dalam penyaluran bantuan sosial tunai COVID-19 tersebut, diduga menjadi pemicu terjadinya desak-desakan warga saat mengantre. Kerumunan ini dikawatirkan dapat memicu terjadinya penularan COVID-19, sehingga Muspika Gringsing langsung menghentikan kegiatan tersebut.
Panitia hanya menyediakan satu tenda, sehingga warga berjubel dan mengacuhkan protokol kesehatan . Mirisnya lagi, saat penyaluran bantuan uang tunai ke ribuan warga tersebut, setiap harinya hanya dilakukan oleh satu petugas.
Dikin, salah satu warga penerima bantuan tunai Rp300 ribu, mengaku saat antre pengambilan bantuan sosial COVID-19 terpaksa berdiri, lantaran kehabisan kursi sehingga berdesak-desakan untuk mencari tempat yang teduh di tengah keterbatasan tenda dengan cuaca terik.
Camat Gringsing, Wawan Nurdiyansyah bersama aparat Polri dan TNI, langsung ke lokasi pembagian bantuan sosial COVID-19, dan menghentikan kegiatan tersebut, karena kerumunan yang terjadi sangat mengkhawatirkan.
"Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak seimbang antara petugas dengan warga yang mengantri, sehingga memicu terjadinya kerumunan . Akhirnya kami lakukan penertiban, sebagian warga diminta keluar terlebih dahulu, dan halaman kantor pos disterilkan," tuturnya.
Dia juga menghubungi Kepala Kantor Pos Pusat Pekalongan, agar ada tambahan personel dalam pembagian bantuan sosial COVID-19 tersebut. Mengingat, saat ini hanya ada satu petugas yang melayani warga dari lima desa di Kecamatan Gringsing.
(eyt)