Kecerdasan Anak dengan Asupan ASI Lebih Tinggi, Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Air susu ibu (ASI) mengandung semua yang dibutuhkan oleh bayi, mulai makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak yang penting untuk perkembangan otak bayi, serta mikro nutrien seperti vitamin dan mineral. Oleh karena itu, ASI memiliki peran penting dan menjadi makanan utama bayi selama 6 bulan.
Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Bisnis MPASI Berbahan Dasar Buah Mangrove
"Kecerdasan anak yang mendapatkan ASI (nilai IQ) ditemukan lebih tinggi daripada anak yang diberikan susu formula, karena kandungan dari ASI yang memiliki peranan penting untuk perkembangan otak," kata dr Verly Hosea Sp.A, dokter Spesialis Anak dari Siloam Hospitals Makassar saat edukasi virtual health talk, dikutip Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kabur ke Hutan Bakau dengan Lumpur Sepinggang, Polisi Buru 4 ABK Kapal 'Hantu'
ASI mengandung hingga 90% air, dan mengandung laktosa dua kali lebih besar dari yang ada pada susu formula. Bagi sebagian ibu menyusui, lanjut dia, apabila ASI belum keluar di awal kelahiran atau volumenya masih sedikit maka tidak perlu khawatir.
Sebab, kebutuhan ASI bayi pada masa itu juga masih sedikit. Pada bayi baru lahir, ukuran lambung bayi masih sangat kecil yaitu kira-kira hanya sebesar kelereng hingga bayi berusia 3 hari. "Jadi prinsip pemberiannya yaitu sedikit demi sedikit namun sering diberikan," tuturnya.
Karena ukuran lambung bayi yang masih kecil maka diperlukan waktu sekitar satu jam untuk kosong kembali, untuk itu pastikan bayi menerima asupan ASI minimal diantara 2-3 jam.
Verly menjelaskan, colostrum atau ASI yang pertama kali keluar sangat banyak manfaatnya. Hal itu karena colostrum sangat banyak mengandung antibodi dan protein, yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh bayi. Dengan teksturnya yang kental dan volumenya tidak begitu banyak, Colostrum biasanya mulai dihasilkan sejak hari pertama ibu melahirkan sampai hari ke lima.
"Dari beberapa penelitian, bayi yang mendapatkan ASI akan lebih mudah menerima MPASI nantinya," lanjutnya. Dengan demikian dapat menghindari terjadinya picky eaters ataupun selective eaters dikarenakan ASI yang didapatkan telah memiliki berbagai macam rasa sesuai dengan pola makan ibu.
"Akhirnya saat bayi menerima MPASI, bayi akan lebih tidak memilih-milih makanan karena tidak asing dengan rasa yang sebelumnya ia dapatkan dari ASI," urainya.
Verly menegaskan, kegiatan menyusui tidak dibatasi saat ibu sedang sakit. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI pada bayi selama fisik ibu mampu untuk tetap memberikan ASI.
Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Bisnis MPASI Berbahan Dasar Buah Mangrove
"Kecerdasan anak yang mendapatkan ASI (nilai IQ) ditemukan lebih tinggi daripada anak yang diberikan susu formula, karena kandungan dari ASI yang memiliki peranan penting untuk perkembangan otak," kata dr Verly Hosea Sp.A, dokter Spesialis Anak dari Siloam Hospitals Makassar saat edukasi virtual health talk, dikutip Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kabur ke Hutan Bakau dengan Lumpur Sepinggang, Polisi Buru 4 ABK Kapal 'Hantu'
ASI mengandung hingga 90% air, dan mengandung laktosa dua kali lebih besar dari yang ada pada susu formula. Bagi sebagian ibu menyusui, lanjut dia, apabila ASI belum keluar di awal kelahiran atau volumenya masih sedikit maka tidak perlu khawatir.
Sebab, kebutuhan ASI bayi pada masa itu juga masih sedikit. Pada bayi baru lahir, ukuran lambung bayi masih sangat kecil yaitu kira-kira hanya sebesar kelereng hingga bayi berusia 3 hari. "Jadi prinsip pemberiannya yaitu sedikit demi sedikit namun sering diberikan," tuturnya.
Karena ukuran lambung bayi yang masih kecil maka diperlukan waktu sekitar satu jam untuk kosong kembali, untuk itu pastikan bayi menerima asupan ASI minimal diantara 2-3 jam.
Verly menjelaskan, colostrum atau ASI yang pertama kali keluar sangat banyak manfaatnya. Hal itu karena colostrum sangat banyak mengandung antibodi dan protein, yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh bayi. Dengan teksturnya yang kental dan volumenya tidak begitu banyak, Colostrum biasanya mulai dihasilkan sejak hari pertama ibu melahirkan sampai hari ke lima.
"Dari beberapa penelitian, bayi yang mendapatkan ASI akan lebih mudah menerima MPASI nantinya," lanjutnya. Dengan demikian dapat menghindari terjadinya picky eaters ataupun selective eaters dikarenakan ASI yang didapatkan telah memiliki berbagai macam rasa sesuai dengan pola makan ibu.
"Akhirnya saat bayi menerima MPASI, bayi akan lebih tidak memilih-milih makanan karena tidak asing dengan rasa yang sebelumnya ia dapatkan dari ASI," urainya.
Verly menegaskan, kegiatan menyusui tidak dibatasi saat ibu sedang sakit. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI pada bayi selama fisik ibu mampu untuk tetap memberikan ASI.
(shf)