Angka Prevalensi Stunting di KBB Sudah di Bawah Persentase Nasional

Sabtu, 29 Mei 2021 - 06:14 WIB
loading...
Angka Prevalensi Stunting di KBB Sudah di Bawah Persentase Nasional
ilustrasi
A A A
BANDUNG BARAT - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah di bawah angka yang disyaratkan pemerintah pusat. Berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita terakhir pada Februari 2021, angka prevalensi telah mencapai 11,5%.

"Meskipun sudah mencapai target nasional di bawah 14%, angka prevalensi stunting di KBB akan tetap prioritas dalam pencegahannya," kata Kadinkes KBB Eissenhower Sitanggang melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Dewi Muniarti.

Baca juga: Wanita-wanita Seksi dan Belasan Pasangan Terjaring Razia Saat Asyik Mesum

Dia menyebutkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi stunting. Di antaranya ialah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di tingkat keluarga.

Selain itu, kondisi pandemi COVID-19 juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan dan perekonomian atau daya beli masyarakat. Sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting yang bisa dilakukan melalui program kesehatan seperti gizi, kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, penanggulangan diare, imunisasi, dan promosi kesehatan.

Baca juga: Video Bugil 6 Detik Siswi SMP Bersama Kekasih Gegerkan Tasikmalaya

"Kami juga memberikan program kegiatan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia. Kemudian kegiatan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bayi, balita, dan remaja putri," sebutnya.

Menurutnya, anggaran untuk menangani stunting di Dinkes KBB bersumber pada APBD KBB serta Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan DAK non-fisik stunting dari pemerintah pusat. Diharapkan melalui penanganan intensif angka prevalensi stunting di tahun-tahun yang akan datang bisa terus mengecil.

"Sunting merupakan kondisi gagal tumbuh, baik pertumbuhan maupun maupun perkembangan otak. Ini bisa dicegah sampai anak usia dua tahun, jika terlambat maka bisa permanen, sehingga kecerdasan anak lebih rendah atau kurang dibanding dengan yang normal," pungkasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5087 seconds (0.1#10.140)