FKUB Grobogan: Moderasi Beragama Modal Kuat Persatuan Bangsa
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah menilai moderasi beragama memiliki peran vital dalam upaya mencegah timbulnya berbagai hal yang menjadi penyebab perpecahan bangsa.
Baca juga: Diculik 45 Hari, Bocah Sukabumi Dipaksa Keliling Memulung dan Tinggal di Becak
Lewat praktik moderasi beragama, setiap penganut agama akan berpegah teguh pada ajaran yang dianutnya sekaligus memiliki penghormatan yang tinggi terhadap pengikut agama lain.
Baca juga: Kisah Pilu TKI, Keinginan Gadis Majalengka Ini Bertahan di Dubai Berujung Petaka
“Dengan moderasi beragama hakikatnya mengembalikan pemahaman dan praktik beragama agar sesuai dengan nilai luhur ajarannya, yakni untuk menjaga harkat, martabat, dan peradaban manusia,” ujar Ketua FKUB Kabupaten Grobogan Abu Mansur saat memberi paparan pada focus discussion grup yang digelar Polres Grobogan, Selasa (25/5/2021).
Menurut Abu Mansur, agama sudah seharusnya dijaga dan dijunjung keluhurannya bukan justru dipergunakan untuk hal-hal yang merusak peradaban. Sebab sejak diturunkan, agama pada hakikatnya bertujuan untuk membangun peradaban itu sendiri. Dengan adanya kesadaran ini, maka diperlukan sikap dan perilaku yang tidak ekstrem atau moderasi dalam beragama agar peradaban bangsa terjaga.
“Moderasi beragama itu tidak berlebihan dalam beragama, tapi juga tidak menyepelekan agama. Dia tidak ekstrem mengagungkan teks-teks keagamaan tanpa menghiraukan akal atau nalar. Di sisi lain dia juga tidak mendewakan akal dengan mengabaikan teks,” terangnya.
Abu Mansur menandaskan, menjalankan praktik moderasi beragama bukan bermakna tidak teguh dalam melaksanakan ajaran agama. Sebab seseorang yang moderat juga memiliki pendirian teguh dan semangat beragama yang tinggi.
Namun orang moderat mampu memilah mana pokok ajaran agama yang menuntut tidak boleh ada kompromi dengan tafsir agama yang bisa melahirkan perbedaan pandangan. “Keragaman ini membutuhkan sikap saling menghormati tanpa harus menyalah-nyalahkan,” kata Ketua PCNU Kabupaten Grobogan ini.
Abu Mansur menilai, jika moderasi beragama ini bisa dipahami dan dijalankan dengan baik, maka akan menjadi kekuatan besar terutama dalam mengokohkan persatuan bangsa. Merawat persatuan ini juga penting sebab ancaman dan rongrongan yang berpotensi membahayakan bangsa kapan pun bisa bermunculan.
Diskusi yang melibatkan sejumlah tokoh berbagai agama juga perlu terus diintensifkan agar kerukunan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus terbina dengan baik seperti di Kabupaten Grobogan. Menurut Abu Mansur, FKUB di Grobogan akan terus menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak, baik intraagama, antarumat beragama, pemerintah daerah dan TNI, Polri untuk menciptakan wilayah agar terus kondusif.
FGD bertajuk Membangun Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Situasi Kamtibmas yang Aman dan Kondusif di Kabupaten Grobogan menghadirkan berbagai kalangan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Badan Musyawarah Antargereja (Bamag), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kebaktian Agama Khonghucu Indonesia, dan Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi). Selain dari FKUB, pembicara FGD adalah dari kepala Kesbangpol Grobogan dan pengajar MAN 1 Purwodadi.
Acara dihadiri Wakapolres Grobogan, Kombes Samsu, dengan nara sumber Ketua FKUB, Kepala Badan Kesbangpol Grobogan, Daru Wisakti, dan guru MAN I Grobogan, Mulyo Haryanto serta Kasat Binmas AKP Ahmad Basirun.
Baca juga: Diculik 45 Hari, Bocah Sukabumi Dipaksa Keliling Memulung dan Tinggal di Becak
Lewat praktik moderasi beragama, setiap penganut agama akan berpegah teguh pada ajaran yang dianutnya sekaligus memiliki penghormatan yang tinggi terhadap pengikut agama lain.
Baca juga: Kisah Pilu TKI, Keinginan Gadis Majalengka Ini Bertahan di Dubai Berujung Petaka
“Dengan moderasi beragama hakikatnya mengembalikan pemahaman dan praktik beragama agar sesuai dengan nilai luhur ajarannya, yakni untuk menjaga harkat, martabat, dan peradaban manusia,” ujar Ketua FKUB Kabupaten Grobogan Abu Mansur saat memberi paparan pada focus discussion grup yang digelar Polres Grobogan, Selasa (25/5/2021).
Menurut Abu Mansur, agama sudah seharusnya dijaga dan dijunjung keluhurannya bukan justru dipergunakan untuk hal-hal yang merusak peradaban. Sebab sejak diturunkan, agama pada hakikatnya bertujuan untuk membangun peradaban itu sendiri. Dengan adanya kesadaran ini, maka diperlukan sikap dan perilaku yang tidak ekstrem atau moderasi dalam beragama agar peradaban bangsa terjaga.
“Moderasi beragama itu tidak berlebihan dalam beragama, tapi juga tidak menyepelekan agama. Dia tidak ekstrem mengagungkan teks-teks keagamaan tanpa menghiraukan akal atau nalar. Di sisi lain dia juga tidak mendewakan akal dengan mengabaikan teks,” terangnya.
Abu Mansur menandaskan, menjalankan praktik moderasi beragama bukan bermakna tidak teguh dalam melaksanakan ajaran agama. Sebab seseorang yang moderat juga memiliki pendirian teguh dan semangat beragama yang tinggi.
Namun orang moderat mampu memilah mana pokok ajaran agama yang menuntut tidak boleh ada kompromi dengan tafsir agama yang bisa melahirkan perbedaan pandangan. “Keragaman ini membutuhkan sikap saling menghormati tanpa harus menyalah-nyalahkan,” kata Ketua PCNU Kabupaten Grobogan ini.
Abu Mansur menilai, jika moderasi beragama ini bisa dipahami dan dijalankan dengan baik, maka akan menjadi kekuatan besar terutama dalam mengokohkan persatuan bangsa. Merawat persatuan ini juga penting sebab ancaman dan rongrongan yang berpotensi membahayakan bangsa kapan pun bisa bermunculan.
Diskusi yang melibatkan sejumlah tokoh berbagai agama juga perlu terus diintensifkan agar kerukunan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus terbina dengan baik seperti di Kabupaten Grobogan. Menurut Abu Mansur, FKUB di Grobogan akan terus menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak, baik intraagama, antarumat beragama, pemerintah daerah dan TNI, Polri untuk menciptakan wilayah agar terus kondusif.
FGD bertajuk Membangun Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Situasi Kamtibmas yang Aman dan Kondusif di Kabupaten Grobogan menghadirkan berbagai kalangan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Badan Musyawarah Antargereja (Bamag), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kebaktian Agama Khonghucu Indonesia, dan Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi). Selain dari FKUB, pembicara FGD adalah dari kepala Kesbangpol Grobogan dan pengajar MAN 1 Purwodadi.
Acara dihadiri Wakapolres Grobogan, Kombes Samsu, dengan nara sumber Ketua FKUB, Kepala Badan Kesbangpol Grobogan, Daru Wisakti, dan guru MAN I Grobogan, Mulyo Haryanto serta Kasat Binmas AKP Ahmad Basirun.
(shf)