DPRD Ingatkan Plt Gubernur Jangan Setengah Hati Bangun Stadion Mattoanging
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Plt Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman, mengaku akan tetap melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging . Hanya saja, skema penganggarannya tidak menggunakan dana PEN, melainkan APBD pada tahun 2022.
Kebijakan penggaran tersebut disoroti oleh Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sulsel , Selle KS Dalle. Pasalnya, jika membebankan APBD tentu pembangunan akan memakan waktu lama, bisa saja berlanjut ke pemimpin Sulsel selanjutnya. Plt Gubernur diminta pun diminta komitmen dan jangan setengah hati membangun stadiontersebut.
Terlebih, Stadion Mattoanging adalah kebanggaan masyarakat Sulsel. Bahkan telah diperjuangkan oleh Gubernur Sulsel nonaktif, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) sehingga mencapai kesepahaman antara Pemprov Sulsel dan pihak YOSS.
Baca Juga: Kelanjutan Proyek Stadion Mattoanging Bersyarat Kapasitas
"Itu adalah hal yang penting untuk dihargai. Bahwa, ada iktikad baik dari Pak NA saat itu untuk membangun stadion sehingga melewati berbagai proses dengan YOSS. Oleh karena itu, apapun ceritanya, stadion harus dibangun kembali secara bersama dan bisa menjadi kebanggaan kita," ucap dia.
Ia berharap Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman tidak setengah hati dalam membangun stadion bertaraf internasional itu. Perlu dikerjakan secara totalitas agar berusia sampai ratusan rahun yang akan datang dan menjadi salah satu karya monumental.
"Kami perlu ingatkan bahwa membangun stadion jangan setengah-setengah. Jangan asal-asalan sekedar memenuhi kebutuhan periode pemerintahan yang ada sekarang," sebut Dg Selle sapaan karibnya.
Legislator fraksi Demokrat ini juga menilai peluang yang dijemput NA melalui dana PEN tidak ditangkap oleh Plt Gubernur Sulsel saat ini. Menurutnya, pemimpin tidak perlu ragu karena posisi pemerintah itu memang untuk mengurus rakyat dan daerah.
"NA pada zamannya sangat berani. Tidak bisa kita melakukan percepatan pembangunan kalau kita tidak berani mengambil kebijakan. Tetapi dengan catatan, harus sungguh-sungguh dan berada digaris lurus untuk kepentingan rakyat dan daerah, tidak untuk lain-lain," kuncinya.
"Skema pinjaman tidak ada salahnya. Utang tidak selamanya negatif, ambil sisi positifnya. Jika utang itu kita ambil dan dikelola dengan baik dan dimanfaatkan, pemerintah bisa fokus menggali potensi yang dimiliki lalu kemudian bisa melunasi utang secara tepat waktu," sambung Dg Selle.
Kebijakan penggaran tersebut disoroti oleh Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sulsel , Selle KS Dalle. Pasalnya, jika membebankan APBD tentu pembangunan akan memakan waktu lama, bisa saja berlanjut ke pemimpin Sulsel selanjutnya. Plt Gubernur diminta pun diminta komitmen dan jangan setengah hati membangun stadiontersebut.
Terlebih, Stadion Mattoanging adalah kebanggaan masyarakat Sulsel. Bahkan telah diperjuangkan oleh Gubernur Sulsel nonaktif, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) sehingga mencapai kesepahaman antara Pemprov Sulsel dan pihak YOSS.
Baca Juga: Kelanjutan Proyek Stadion Mattoanging Bersyarat Kapasitas
"Itu adalah hal yang penting untuk dihargai. Bahwa, ada iktikad baik dari Pak NA saat itu untuk membangun stadion sehingga melewati berbagai proses dengan YOSS. Oleh karena itu, apapun ceritanya, stadion harus dibangun kembali secara bersama dan bisa menjadi kebanggaan kita," ucap dia.
Ia berharap Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman tidak setengah hati dalam membangun stadion bertaraf internasional itu. Perlu dikerjakan secara totalitas agar berusia sampai ratusan rahun yang akan datang dan menjadi salah satu karya monumental.
"Kami perlu ingatkan bahwa membangun stadion jangan setengah-setengah. Jangan asal-asalan sekedar memenuhi kebutuhan periode pemerintahan yang ada sekarang," sebut Dg Selle sapaan karibnya.
Legislator fraksi Demokrat ini juga menilai peluang yang dijemput NA melalui dana PEN tidak ditangkap oleh Plt Gubernur Sulsel saat ini. Menurutnya, pemimpin tidak perlu ragu karena posisi pemerintah itu memang untuk mengurus rakyat dan daerah.
"NA pada zamannya sangat berani. Tidak bisa kita melakukan percepatan pembangunan kalau kita tidak berani mengambil kebijakan. Tetapi dengan catatan, harus sungguh-sungguh dan berada digaris lurus untuk kepentingan rakyat dan daerah, tidak untuk lain-lain," kuncinya.
"Skema pinjaman tidak ada salahnya. Utang tidak selamanya negatif, ambil sisi positifnya. Jika utang itu kita ambil dan dikelola dengan baik dan dimanfaatkan, pemerintah bisa fokus menggali potensi yang dimiliki lalu kemudian bisa melunasi utang secara tepat waktu," sambung Dg Selle.