Karomah Syekh Abdul Wahid dan Masjid Wawoangi

Jum'at, 22 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
Karomah Syekh Abdul Wahid dan Masjid Wawoangi
Di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara terdapat masjid unik yang dindingnya terbuat dari batang bambu berukuran kecil yang dibangun Syekh Abdul Wahid/Foto iNews TV/Andhy E
A A A
Di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) terdapat masjid unik yang dindingnya terbuat dari batang bambu berukuran kecil. Masjid ini adalah masjid tertua di Pulau Buton yang dibangun pada pertengahan abad 15 oleh penyebar Islam pertama di Kerajaan Buton yaitu Syekh Abdul Wahid.
Karomah Syekh Abdul Wahid dan Masjid Wawoangi

Masjid yang bernama Wawoangi ini sesuai dengan nama desa setempat dimana lokasinya strategis berada puncak bukit diantara Pegunungan Buton Selatan. Dari Masjid Wawoangi ini bisa terlihat Perairan Laut Banda sejauh mata memandang.

Masjid ini dibangun oleh Syekh Abdul Wahid pada tahun 1527 silam. Konon Syekh Abdul Wahid, membangun masjid ini, setelah melihat cahaya di puncak Desa Wawoangi. (Baca: Surau Lubuk Bauk, Antara Cinta Kandas dan Lahirnya Ulama Besar Buya Hamka)

Pada saat itu Syekh Abdul Wahid melihat di titik tempat masjid berdiri ini muncul salah satu cahaya menjulang sampai ke langit.
Karomah Syekh Abdul Wahid dan Masjid Wawoangi

Bentuk bangunannya sederhana, berdinding bambu, atapnya kayu dan ukuran bangunannya kecil.

Arsitektur masjid sangat sederhana tidak seperti masjid pada umumnya yang dilengkapi kubah. Bangunannya pun unik terbuat dari bahan bambu-bambu lurus berukuran kecil.
Karomah Syekh Abdul Wahid dan Masjid Wawoangi

Satu persatu batang bambu diikat menggunakan ijuk agar kokoh berdiri tegap. Meskipun pernah mengalami pergantian bambu namun keaslian arsitektur dan bahan bangunan terus dipertahankan oleh para penerus juru kunci masjid.

Meskipun seperti ini, masjid tua Wawoangi tetap berdiri kokoh dan tidak pernah dipugar sejak dibangun ratusan tahun lalu.

Selain bangunan masjid masih tersimpan rapi dokumen khutbah jumat dan doa berusia ratusan tahun dalam batang bambu.

“Dokumen berbahasa Arab tersebut ditulis langsung oleh Syekh Abdul Wahid ulama dari Johor Malaysia,” kata La Ode Sitirimah budayawan sekaligus juru kunci masjid.

La Ode Sitirimah berharap Masjid Wawoangi mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk melestarikan masjid dan mengembangkan kawasan destinasi wisata sejarah dan religi.

Bantuan tenaga ahli antropolog sangat diharapkan untuk meneliti batu prasasati bertuliskan arab gundul yang ditemukan di bawah bangunan masjid.

Selain membangun masjid tertua di Buton ini, konon dengan karomah Syekh Abdul Wahid ini sehingga bisa mengislamkan Raja Murhum yang merupakan raja Buton. Sehingga Raja Murhum mengubah sistem pemerintahan kerajaannya menjadi Kesultanan Buton.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)