Sebelum Ditangkap Densus 88, Terduga Teroris Tulungagung Temani Ibunya yang Sakit sakitan
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Dua hari sebelum diamankan Densus 88 Anti Teror di jalan raya Tulungagung, NM (44) warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, berada di rumah orang tuanya di Kabupaten Blitar. Sejak ayahnya meninggal dunia, si Ibu menjadi orang tua satu satunya.
Selama dua hari tersebut, NM memilih menginap di rumah ibunya di Dusun Kuwut, Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok. "Dua hari terakhir yang bersangkutan bersama ibunya," ujar Khariri, Kepala Dusun Kuwut, Desa Nglegok kepada wartawan Rabu (31/3/2021). NM ditangkap Densus 88 Anti Teror pada Selasa sore (30/3/2021).
baca juga: Terduga Teroris Tulungagung Diperiksa di Polda Jatim, Kapolres: Benar Ada Senpi Rakitan
Ia diamankan saat jalan jalan sore mengendarai sepeda motor bersama MB (36), istrinya dan anaknya yang masih berusia dua tahun. NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sejak menikahi MB (36) pada tahun 2005 dan dikaruniai dua anak, ia bertempat tinggal di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Sementara di lingkungan Desa Kemloko, kata Khariri, NM dikenal memiliki kepribadian yang baik, namun tertutup. Khariri juga membenarkan NM pernah menjadi buruh migran, yakni diantaranya di Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia. Pihak keluarga di Desa Kemloko mengaku tidak tahu jika NM diamankan Densus 88 Anti Teror.
Baca juga: Kelelahan, Pengayuh Becak di Blitar Tewas dengan Posisi Duduk
"Orangnya baik, namun tertutup," kata Khariri. Sementara Abu Umar (73), mertua NM mengaku tidak pernah melihat gelagat aneh pada diri menantunya. Abu Umar yang juga mantan Kepala Desa Tenggur 1986-1994 mengatakan, NM juga bergaul seperti lazimnya warga yang lain. "Tidak pernah terlihat aneh. Diundang kenduri juga datang," terang Abu Umar.
Sepengetahuan Abu Umar, NM tidak pernah kemana mana. Kalaupun keluar rumah, kata Abu Umar, NM hanya pergi ke Nglegok, Kabupaten Blitar untuk menjenguk ibunya yang sakit sakitan. Sebab selain anak tunggal, ayah NM juga sudah meninggal dunia. Menurut Abu Umar, menantunya juga tidak pernah menerima tamu dengan gelagat aneh.
"Sering wira wiri Tulungagung - Blitar untuk menjenguk ibunya yang hidup seorang diri dan sakit sakitan," kata Abu Umar yang mengaku kaget dengan adanya penangkapan oleh Densus 88. Sementara Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto membenarkan, dalam penangkapan disertai penggeledahan di rumah NM, petugas menyita dua pucuk senjata api rakitan.
Saat ini NM telah dibawa Tim Densus 88 ke Polda Jatim untuk menjalani pemeriksaan. Sementara MB, istrinya diperiksa di Polres Tulungagung dan rencananya akan dipulangkan. "Iya benar. Saya melihat dua pucuk senjata rakitan yang ditemukan. Seperti pistol dua biji dan beberapa selongsong peluru," kata Handono
Selama dua hari tersebut, NM memilih menginap di rumah ibunya di Dusun Kuwut, Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok. "Dua hari terakhir yang bersangkutan bersama ibunya," ujar Khariri, Kepala Dusun Kuwut, Desa Nglegok kepada wartawan Rabu (31/3/2021). NM ditangkap Densus 88 Anti Teror pada Selasa sore (30/3/2021).
baca juga: Terduga Teroris Tulungagung Diperiksa di Polda Jatim, Kapolres: Benar Ada Senpi Rakitan
Ia diamankan saat jalan jalan sore mengendarai sepeda motor bersama MB (36), istrinya dan anaknya yang masih berusia dua tahun. NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sejak menikahi MB (36) pada tahun 2005 dan dikaruniai dua anak, ia bertempat tinggal di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Sementara di lingkungan Desa Kemloko, kata Khariri, NM dikenal memiliki kepribadian yang baik, namun tertutup. Khariri juga membenarkan NM pernah menjadi buruh migran, yakni diantaranya di Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia. Pihak keluarga di Desa Kemloko mengaku tidak tahu jika NM diamankan Densus 88 Anti Teror.
Baca juga: Kelelahan, Pengayuh Becak di Blitar Tewas dengan Posisi Duduk
"Orangnya baik, namun tertutup," kata Khariri. Sementara Abu Umar (73), mertua NM mengaku tidak pernah melihat gelagat aneh pada diri menantunya. Abu Umar yang juga mantan Kepala Desa Tenggur 1986-1994 mengatakan, NM juga bergaul seperti lazimnya warga yang lain. "Tidak pernah terlihat aneh. Diundang kenduri juga datang," terang Abu Umar.
Sepengetahuan Abu Umar, NM tidak pernah kemana mana. Kalaupun keluar rumah, kata Abu Umar, NM hanya pergi ke Nglegok, Kabupaten Blitar untuk menjenguk ibunya yang sakit sakitan. Sebab selain anak tunggal, ayah NM juga sudah meninggal dunia. Menurut Abu Umar, menantunya juga tidak pernah menerima tamu dengan gelagat aneh.
"Sering wira wiri Tulungagung - Blitar untuk menjenguk ibunya yang hidup seorang diri dan sakit sakitan," kata Abu Umar yang mengaku kaget dengan adanya penangkapan oleh Densus 88. Sementara Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto membenarkan, dalam penangkapan disertai penggeledahan di rumah NM, petugas menyita dua pucuk senjata api rakitan.
Saat ini NM telah dibawa Tim Densus 88 ke Polda Jatim untuk menjalani pemeriksaan. Sementara MB, istrinya diperiksa di Polres Tulungagung dan rencananya akan dipulangkan. "Iya benar. Saya melihat dua pucuk senjata rakitan yang ditemukan. Seperti pistol dua biji dan beberapa selongsong peluru," kata Handono
(msd)