Bertemu Sambil Ngopi, Bupati Ngawi-Blora Bahas Pembangunan Perbatasan
loading...
A
A
A
BLORA - Setelah dilantik, Bupati Blora, H. Arief Rohman langsung tancap gas menjalin kerjasama dengan banyak pihak. Salah satunya manggandeng Pemkab Ngawi untuk kerjasama membangun perbatasan Blora-Ngawi.
Setelah pertengahan Februari lalu bertemu Bupati Bojonegoro, Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini menemui Bupati Ngawi, H. Ony Anwar Harsono ST, MH. sambil ngopi bareng.
"Ya, tadi dengan suasana santai, kita duduk bersama berdiskusi sekaligus berkoordinasi sambil menikmati secangkir kopi. Salah satunya membahas pematangan konsep peningkatan ruas jalan Randublatung - Getas hingga Banjarejo Ngawi dan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko," ungkap Arief Rohman.
Baca juga: Banjir Terjang Panti Rehabilitasi, Pengurus Panti Berjibaku Evakuasi Pasien Gangguan Jiwa
Menurutnya kedua rencana pembangunan ini butuh koordinasi dengan pimpinan daerah untuk percepatan. "Keduannya, peningkatan ruas Jl Randublatung - Getas - Banjarejo Ngawi dan Bendung Gerak Karangnongko yang akan membendung Bengawan Solo merupakan usulan proyek strategis nasional yang tertuang dalam Perpres No. 79 Tahun 2019. Sehingga kita yang ada di daerah harus mendukung sepenuhnya," jelasnya.
Dia menambahkan, di kawasan Desa Getas, Kecamatan Kradenan yang berbatasan dengan Banjarejo, Kecamatan Pitu, Ngawi, Jawa Timur, terdapat kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas Ngandong seluas ribuan hektar hutan jati, yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
Jika aksesnya dibuka, maka kawasan ini bisa menjadi pusat pengembangan Kehutanan untuk percontohan, hutan penelitian, konservasi, hingga perhutanan sosial bersama masyarakat. "Di Getas ada Kampus Fakultas Kehutanan UGM. Selama ini aksesnya dari Ngawi juga belum optimal. Sehingga kita perlu kerjasama," imbuhnya.
Tidak lama lagi, lanjut mas Arief, juga akan ada pembangunan exit tol di Walikukun Ngawi, sehingga akses Blora menuju tol trans jawa akan lebih dekat melalui Randublatung - Getas - Ngawi. "Ruas ini juga kita ajukan agar bisa menjadi jalan provinsi, supaya pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut bisa semakin cepat," tuturnya.
Sedangkan Bendung Gerak Karangnongko yang akan membendung Sungai Bengawan Solo di perbatasan Kradenan, Blora, Jawa Tengan dan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur, juga akan memberikan manfaat untuk Kabupaten Ngawi.
Menurut mas Arief, di 2021 ini, Bendung Gerak Karangnongko akan mulai dibangun Pemerintah Pusat, yang nantinya bermanfaat untuk irigasi pertanian dan pemenuhan air bersih di Bojonegoro, Blora dan Ngawi.
Khusus Blora, ini juga bisa menjadi daya tarik wisata, serta pemenuhan air bersih wilayah Kradenan, Randublatung dan Jati, agar saat musim kemarau tidak kesulitan air bersih lagi. "Kita dorong agar PDAM bisa masuk kesana. Bismillah Sesarengan mbangun Blora," bebernya.
Sedangkan Bupati Ngawi, Ony Anwar menurut Arief siap untuk mendukung dan menyukseskan pembangunan kedua usulan proyek strategis nasional ini. "Alhamdulilah, Mas Ony siap mendukung. Kita akan sama sama berjuang untuk membangun kawasan yang lebih baik," tutupnya.
Setelah pertengahan Februari lalu bertemu Bupati Bojonegoro, Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini menemui Bupati Ngawi, H. Ony Anwar Harsono ST, MH. sambil ngopi bareng.
"Ya, tadi dengan suasana santai, kita duduk bersama berdiskusi sekaligus berkoordinasi sambil menikmati secangkir kopi. Salah satunya membahas pematangan konsep peningkatan ruas jalan Randublatung - Getas hingga Banjarejo Ngawi dan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko," ungkap Arief Rohman.
Baca juga: Banjir Terjang Panti Rehabilitasi, Pengurus Panti Berjibaku Evakuasi Pasien Gangguan Jiwa
Menurutnya kedua rencana pembangunan ini butuh koordinasi dengan pimpinan daerah untuk percepatan. "Keduannya, peningkatan ruas Jl Randublatung - Getas - Banjarejo Ngawi dan Bendung Gerak Karangnongko yang akan membendung Bengawan Solo merupakan usulan proyek strategis nasional yang tertuang dalam Perpres No. 79 Tahun 2019. Sehingga kita yang ada di daerah harus mendukung sepenuhnya," jelasnya.
Dia menambahkan, di kawasan Desa Getas, Kecamatan Kradenan yang berbatasan dengan Banjarejo, Kecamatan Pitu, Ngawi, Jawa Timur, terdapat kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas Ngandong seluas ribuan hektar hutan jati, yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
Jika aksesnya dibuka, maka kawasan ini bisa menjadi pusat pengembangan Kehutanan untuk percontohan, hutan penelitian, konservasi, hingga perhutanan sosial bersama masyarakat. "Di Getas ada Kampus Fakultas Kehutanan UGM. Selama ini aksesnya dari Ngawi juga belum optimal. Sehingga kita perlu kerjasama," imbuhnya.
Tidak lama lagi, lanjut mas Arief, juga akan ada pembangunan exit tol di Walikukun Ngawi, sehingga akses Blora menuju tol trans jawa akan lebih dekat melalui Randublatung - Getas - Ngawi. "Ruas ini juga kita ajukan agar bisa menjadi jalan provinsi, supaya pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut bisa semakin cepat," tuturnya.
Sedangkan Bendung Gerak Karangnongko yang akan membendung Sungai Bengawan Solo di perbatasan Kradenan, Blora, Jawa Tengan dan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur, juga akan memberikan manfaat untuk Kabupaten Ngawi.
Menurut mas Arief, di 2021 ini, Bendung Gerak Karangnongko akan mulai dibangun Pemerintah Pusat, yang nantinya bermanfaat untuk irigasi pertanian dan pemenuhan air bersih di Bojonegoro, Blora dan Ngawi.
Khusus Blora, ini juga bisa menjadi daya tarik wisata, serta pemenuhan air bersih wilayah Kradenan, Randublatung dan Jati, agar saat musim kemarau tidak kesulitan air bersih lagi. "Kita dorong agar PDAM bisa masuk kesana. Bismillah Sesarengan mbangun Blora," bebernya.
Sedangkan Bupati Ngawi, Ony Anwar menurut Arief siap untuk mendukung dan menyukseskan pembangunan kedua usulan proyek strategis nasional ini. "Alhamdulilah, Mas Ony siap mendukung. Kita akan sama sama berjuang untuk membangun kawasan yang lebih baik," tutupnya.
(msd)