Viral! Warga Muratara Nangkap Ikan di Jalan Penuh Kubangan Lumpur
loading...
A
A
A
MURATARA - Viral! Seorang anak dan pria dewasa ramai jadi perbincangan netizen karena viral di media sosial lantaran menangkap ikan di tengah jalan rusak parah . Keduanya sedang menangkap ikan dalam kubangan lumpur menggunakan alat tradisional bubungan, Kamis (25/2/2021).
Hasil pantauan ke lapangan, aksi keduanya itu buntut dari aksi protes warga yang mengeluhkan kondisi jalan yang rusak berat, yakni jalan poros Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) . Lokasinya berada di Dusun Sungai Bilang, antara Kelurahan Karang Dapo dan Desa Setia Marga.
Seorang pengguna jalan, Junaidi (38) mengatakan bahwa kerusakan jalan tersebut sudah lebih dari sebulan. Kerusakan jalan ada di beberapa titik, namun yang dinilai paling parah berada di Dusun Sungai Bilang tersebut. "Ada banyak lokasi titik rusaknya itu, cuma paling parah mungkin di situ," katanya.
Dia menambahkan, kerusakan jalan itu sangat menyulitkan aktivitas warga untuk keluar masuk desa. Terlebih lagi para petani karet dan kelapa sawit pun kesusahan mengeluarkan hasil kebun mereka.
Warga berharap jalan rusak tersebut segara dibangun beton atau paling tidak diperbaiki di titik-titik terparah. "Bawa getah karet, sawit, lewat jalan ini, warga mau berbelanja ke pasar lewat sini semua," kata Junaidi.
Kepala Desa Setia Marga, Bambang Hadianto membenarkan kondisi jalan menuju desanya rusak parah. "Iya benar, jalan yang berlumpur itu lubangnya cukup dalam, lumayan lebar," katanya.
Bambang mengatakan akses yang rusak parah tersebut merupakan jalan milik provinsi. Pemprov Sumatera Selatan sebelumnya telah melakukan perbaikan di beberapa titik kerusakan. Namun yang rusak kali ini adalah titik baru yang sebelumnya masih bagus.
"Pemprov perbaikinya titik-titik yang parah saja, karena mungkin anggarannya terbatas. Kalau spot-spot yang rusak sebelumnya sudah dibangun beton, nah ini spot baru, dulu masih bagus, sekarang parah," kata Bambang.
Dia juga menjelaskan kerusakan jalan itu semakin parah karena setiap hari dilewati mobil pengangkut buah sawit dengan tonase melewati batas kekuatan jalan.
"Muatan mobil itu kadang sampai 12 ton lebih, sementara untuk kapasitas jalan ini kan belum cukup untuk 12 ton itu," jelasnya.
Selain itu juga kerusakan jalan tersebut dikarenakan tidak memiliki parit sehingga saat hujan air tidak bisa mengalir. Bahkan Bambang sudah melaporkan kondisi jalan yang rusak itu kepada Pemkab Muratara untuk disampaikan kepada Pemprov Sumsel.
"Kalau jalan ini tidak bisa diatasi oleh pemerintah desa, tidak sanggup kami, anggarannya cukup besar," katanya.
Hasil pantauan ke lapangan, aksi keduanya itu buntut dari aksi protes warga yang mengeluhkan kondisi jalan yang rusak berat, yakni jalan poros Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) . Lokasinya berada di Dusun Sungai Bilang, antara Kelurahan Karang Dapo dan Desa Setia Marga.
Seorang pengguna jalan, Junaidi (38) mengatakan bahwa kerusakan jalan tersebut sudah lebih dari sebulan. Kerusakan jalan ada di beberapa titik, namun yang dinilai paling parah berada di Dusun Sungai Bilang tersebut. "Ada banyak lokasi titik rusaknya itu, cuma paling parah mungkin di situ," katanya.
Dia menambahkan, kerusakan jalan itu sangat menyulitkan aktivitas warga untuk keluar masuk desa. Terlebih lagi para petani karet dan kelapa sawit pun kesusahan mengeluarkan hasil kebun mereka.
Warga berharap jalan rusak tersebut segara dibangun beton atau paling tidak diperbaiki di titik-titik terparah. "Bawa getah karet, sawit, lewat jalan ini, warga mau berbelanja ke pasar lewat sini semua," kata Junaidi.
Kepala Desa Setia Marga, Bambang Hadianto membenarkan kondisi jalan menuju desanya rusak parah. "Iya benar, jalan yang berlumpur itu lubangnya cukup dalam, lumayan lebar," katanya.
Bambang mengatakan akses yang rusak parah tersebut merupakan jalan milik provinsi. Pemprov Sumatera Selatan sebelumnya telah melakukan perbaikan di beberapa titik kerusakan. Namun yang rusak kali ini adalah titik baru yang sebelumnya masih bagus.
"Pemprov perbaikinya titik-titik yang parah saja, karena mungkin anggarannya terbatas. Kalau spot-spot yang rusak sebelumnya sudah dibangun beton, nah ini spot baru, dulu masih bagus, sekarang parah," kata Bambang.
Dia juga menjelaskan kerusakan jalan itu semakin parah karena setiap hari dilewati mobil pengangkut buah sawit dengan tonase melewati batas kekuatan jalan.
"Muatan mobil itu kadang sampai 12 ton lebih, sementara untuk kapasitas jalan ini kan belum cukup untuk 12 ton itu," jelasnya.
Selain itu juga kerusakan jalan tersebut dikarenakan tidak memiliki parit sehingga saat hujan air tidak bisa mengalir. Bahkan Bambang sudah melaporkan kondisi jalan yang rusak itu kepada Pemkab Muratara untuk disampaikan kepada Pemprov Sumsel.
"Kalau jalan ini tidak bisa diatasi oleh pemerintah desa, tidak sanggup kami, anggarannya cukup besar," katanya.
(shf)