Tepis Politik Dinasti, Ini Janji Bupati Terpilih Kustini kepada Rakyat Sleman
loading...
A
A
A
Kemudian akan mengadakan evaluasi program yang telah berjalan, apakah sudah sesuai atau perlu dengan penajaman lagi. Sehingga dengan adanya konsolidasi tersebut diharapkan akan muncul ide-ide yang cerdas. Baik yang berkaitan dengan program yang sudah ada maupun dengan program baru.
“Terutama apakah, program itu masih dapat diteruskan atau perlu diperbaikai. Jika sudah tidak bermanfaat akan diganti,” paparnya.
(Baca juga: Balada Polisi Pengaman Pilkada: Berangkat Negatif Pulang Dilarang Positif)
Sementara itu, yang masih menjadi PR dalam pemerintahannya nanti, soal kesehatan, ekonomi dan ketahanan pangan. Untuk tiga masalah itu berkaitan dengan wabah COVID-19 yang masih berlangsung dan tidak tahu kapan akan berakhiri. Sebab dengan kondisi tersebut menjadikan perekonomian menjadi terpuruk. Terutama bagi usaha kecil mikro menengan (UMKM).
Untuk penangganan COVID-19 sendiri, selain dengan program imunisasi, juga akan terus melakukan usaha pencegahan dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) melalui program Cita Mas Jajar (cuci tangan dengan sabun di air mengalir, pakai masker, jaga jarak tidak berkerumum) serta pengobatan dan merawat bagi mereka yang sudah sakit Baik dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri, terutama bagi orang tanpa gejala (OTG).
Untuk ekonomi,yaitu dengan membangkitkan kembali ekonomi yang terpuruk akibat dampat COVID-19, khususnya bagi UMKM di Sleman yang jumlahnya mencapai 58 ribu. Di antaranya dengan memberikan pelatihan guna meningkatan kualitas dan pengembangan inovasi usaha serta memfasilitasi pemasaran dan penjualan hasil produksi mereka.
UMKM akan diberi pelatihan bisnis dan pemasaran secara online serta inovasi untuk mengembangkan usahanya serta mengandeng pusat perbelanjaan dalam memasarkan produk mereka..
“Melalui kerjasama dan gotong royong ini diharapkan ekonomi yang turun kenbali bangkit. Sebagai mana slogan sesarenga mbangun Sleman,” paparnya.
Untuk ketahanan pangan, akan memberdayakan kelompok wanira tani (KWT) melalui program pemanfaatan lahan pekarang untuk tanaman produksi melalui inovasi. Baik untuk konsumsi sendiri maupun dipasarkan, sehingga bukan hanya memenuhi kebutuhan namun juga akan menambah pendapatan keluarga.
Untuk peningkatan usaha keluarga, setiap KWT diberi pelatihan keterampilan sesuai dengan kearifan lokal setempat dan selama ini sudah berjalan, yaitu melalui program sekolah Jumat di kapenewonan dan kalurahan. KWT sendiri juga menjadi program desa unggulan selama dirinya menjadi ketua umum tim pengerak PKK Sleman selama 10 tahun. Di Sleman ada 100 KWT.
“Terutama apakah, program itu masih dapat diteruskan atau perlu diperbaikai. Jika sudah tidak bermanfaat akan diganti,” paparnya.
(Baca juga: Balada Polisi Pengaman Pilkada: Berangkat Negatif Pulang Dilarang Positif)
Sementara itu, yang masih menjadi PR dalam pemerintahannya nanti, soal kesehatan, ekonomi dan ketahanan pangan. Untuk tiga masalah itu berkaitan dengan wabah COVID-19 yang masih berlangsung dan tidak tahu kapan akan berakhiri. Sebab dengan kondisi tersebut menjadikan perekonomian menjadi terpuruk. Terutama bagi usaha kecil mikro menengan (UMKM).
Untuk penangganan COVID-19 sendiri, selain dengan program imunisasi, juga akan terus melakukan usaha pencegahan dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) melalui program Cita Mas Jajar (cuci tangan dengan sabun di air mengalir, pakai masker, jaga jarak tidak berkerumum) serta pengobatan dan merawat bagi mereka yang sudah sakit Baik dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri, terutama bagi orang tanpa gejala (OTG).
Untuk ekonomi,yaitu dengan membangkitkan kembali ekonomi yang terpuruk akibat dampat COVID-19, khususnya bagi UMKM di Sleman yang jumlahnya mencapai 58 ribu. Di antaranya dengan memberikan pelatihan guna meningkatan kualitas dan pengembangan inovasi usaha serta memfasilitasi pemasaran dan penjualan hasil produksi mereka.
UMKM akan diberi pelatihan bisnis dan pemasaran secara online serta inovasi untuk mengembangkan usahanya serta mengandeng pusat perbelanjaan dalam memasarkan produk mereka..
“Melalui kerjasama dan gotong royong ini diharapkan ekonomi yang turun kenbali bangkit. Sebagai mana slogan sesarenga mbangun Sleman,” paparnya.
Untuk ketahanan pangan, akan memberdayakan kelompok wanira tani (KWT) melalui program pemanfaatan lahan pekarang untuk tanaman produksi melalui inovasi. Baik untuk konsumsi sendiri maupun dipasarkan, sehingga bukan hanya memenuhi kebutuhan namun juga akan menambah pendapatan keluarga.
Untuk peningkatan usaha keluarga, setiap KWT diberi pelatihan keterampilan sesuai dengan kearifan lokal setempat dan selama ini sudah berjalan, yaitu melalui program sekolah Jumat di kapenewonan dan kalurahan. KWT sendiri juga menjadi program desa unggulan selama dirinya menjadi ketua umum tim pengerak PKK Sleman selama 10 tahun. Di Sleman ada 100 KWT.