Sumarzen Marzuki, Ayah Fadly Satrianto Terlihat Tegar dan Ikhlas
loading...
A
A
A
SURABAYA - Hujan masih mengguyur Kota Surabaya sejak pagi. Dalam mendung yang menutupi Kota Pahlawan, hati Sumarzen Marzuki (63), ayah Fadly Satrianto juga masih berkabut menunggu keajaiban yang terjadi pada anaknya.
Matanya masih terlihat tegar ketika beberapa tamu terus berdatangan ke rumahnya di Jalan Tanjung Pinang 72A Surabaya. Dengan mengenakan baju putih dan kopyah putih, pikiran Sumarzen masih tertuju pada anaknya. Berharap ada sedikit keajaiban yang bisa diperoleh anaknya serta para penumpang pesawat Sriwijaya Air nomor SJY-182.
(Baca juga: Sebelum Kecelakaan, Co-Pilot Sriwijaya Air Fadly Satrianto Sempat Ajak 3 Generasi Keluarganya Foto Bareng )
Namun, ia terus memupuk rasa ikhlas dengan apapun yang terjadi pada anak bungsunya tersebut. “Saya harus bisa ikhlas,” kata Sumarzen, Minggu (10/1/2021).
Fadly, katanya, sebenarnya tidak dalam menjalani tugas di pesewat tersebut. Pasalnya, anaknya merupakan co-pilot di perusahaan penerbangan Nam Air. Salah satu anak perusahaan dari Sriwijaya Air.
“Jadi Fadly ini statusnya extra crew pilot di pesawat itu. Ia baru akan membawa pesawat dari Pontianak dengan tujuan lain,” ucapnya.
Anak bungsunya ini selalu dekat pada dirinya maupun sang ibu. Semua kegiatan termasuk perjalanannya selalu memberi kabar. Fadly di matanya merupakan anak yang pendiam dan ceria.
(Baca juga: Isyarat Rahmania Ekananda, Istri Perwira TNI AU Sebelum Menjadi Korban Sriwijaya Air )
Bahkan, ketika perjalanan ke Pontianak, Fadly sempat memberikan kabar. Itu merupakan komunikasi terakhirnya dengan sang buah hati. “Kita harus ikhlas menghadapi musibah ini. Tak ada yang mau ada musibah, tapi kita harus bisa kuat,” katanya.
Matanya masih terlihat tegar ketika beberapa tamu terus berdatangan ke rumahnya di Jalan Tanjung Pinang 72A Surabaya. Dengan mengenakan baju putih dan kopyah putih, pikiran Sumarzen masih tertuju pada anaknya. Berharap ada sedikit keajaiban yang bisa diperoleh anaknya serta para penumpang pesawat Sriwijaya Air nomor SJY-182.
(Baca juga: Sebelum Kecelakaan, Co-Pilot Sriwijaya Air Fadly Satrianto Sempat Ajak 3 Generasi Keluarganya Foto Bareng )
Namun, ia terus memupuk rasa ikhlas dengan apapun yang terjadi pada anak bungsunya tersebut. “Saya harus bisa ikhlas,” kata Sumarzen, Minggu (10/1/2021).
Fadly, katanya, sebenarnya tidak dalam menjalani tugas di pesewat tersebut. Pasalnya, anaknya merupakan co-pilot di perusahaan penerbangan Nam Air. Salah satu anak perusahaan dari Sriwijaya Air.
“Jadi Fadly ini statusnya extra crew pilot di pesawat itu. Ia baru akan membawa pesawat dari Pontianak dengan tujuan lain,” ucapnya.
Anak bungsunya ini selalu dekat pada dirinya maupun sang ibu. Semua kegiatan termasuk perjalanannya selalu memberi kabar. Fadly di matanya merupakan anak yang pendiam dan ceria.
(Baca juga: Isyarat Rahmania Ekananda, Istri Perwira TNI AU Sebelum Menjadi Korban Sriwijaya Air )
Bahkan, ketika perjalanan ke Pontianak, Fadly sempat memberikan kabar. Itu merupakan komunikasi terakhirnya dengan sang buah hati. “Kita harus ikhlas menghadapi musibah ini. Tak ada yang mau ada musibah, tapi kita harus bisa kuat,” katanya.
(msd)