Kebanggaan Warga Pariaman, Ungku Saliah Terkenal Lewat Bingkai Foto

Jum'at, 15 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Kisah lainnya tentang kesaktian Ungku Saliah Kiramaik, dia bisa meraga sukma. Berada di tempat berbeda dalam waktu bersamaan.Tersebut bahwa acapkali orang berselisih omong, mempertahankan pendapat masing-masing.Semisal, "waktu Ungku Saliah ditahan di penjara Belanda, dua orang bertengkar setelah salat Jumat.

Yang satu bersikukuh Ungku Saliah menjadi imam di masjidnya, sedangkan yang satu lagi bersikukuh saat itu ia di samping Ungku Saliah salat Jumat di masjid lainnya," tulis Bang Sof di laman facebooknya.

Dari Balai ke Balai
Dari semua kisah kesaktian Ungku Saliah, yang paling melegenda adalah perjalanannya dari balai ke balai. Di selingkar Pariaman, ada budaya balai (pasar) bergilir. Senen di Kurai Taji. Sampai ada lagu Kurai Taji balai sinayan/urang tuo manggaleh lado/capek kaki ringan tangan/namun salero lapeh juo...

Hari Rabu balai di Sungai Sariak. Kamis di Pakandangan. Sabtu di Pauah Kamba. Lebih kurang macam di Jakarta, ada Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Jumat.

Di balai--tempat pertemuan orang--kisah Ungku Saliah tak habis-habisnya. Di tiap balai. Semasa kanak-kanak, bahkan hingga hari ini, bila sesekali pergi ngopi di balai, ada saja orang tua yang membuka kisah lama, meriwayatkan kesaktian Ungku Saliah.Seperti baru-baru ini.

Dikisahkan, Ungku Saliah ke balai hendak membeli sesuatu, tapi duitnya kurang, bila pedagang itu tidak memberikan maka sepanjang hari dagangannya tak akan laku.Sebaliknya, bila si pedagang memberikan apa yang hendak di beli Ungku Saliah, meski duitnya kurang, maka dalam waktu singkat laris manis itu barang.

Cerita ini saya dapat di Balai Kamih Pakandangan. Meski diulang-ulang, tak bosan mendengarnya. Di balai-balai lain pun demikian.Sebagaimana dikisahkan, di Pasar Sungai Sariak. "Hampir semua pedagang di sana sudah tahu tabiat Ungku yang berbelanja seperti itu. Dan Ungku juga tidak mau menerima gratis jika ditawarkan."Pun belanja sesuka hati, Ungku Saliah lebih sering tak mau mengambil uang kembalian bila uangnya berlebih. Jadi, sebetulnya dia tidak terlalu hirau akan uang.

Ketika berpulang pada suatu siang di tanggal 3 Agustus 1974, kuburannya dibuat di dalam suraunya karena semasa hidup ia pernah berpesan, jika meninggal agar dikuburkan di mana ia meninggal.

Makamnya di Korong Lareh Nan Panjang, Nagari Sungai Sariak, masih sering diziarahi orang sampai sekarang. Orang sana menyebutnya Gubah Syekh Tuangku Saliah.

Gusni Yunita, dari Antropologi Unand dalam skripsinya menulis, banyak masyarakat yang yakin akan keramatnya Ungku Saliah. Makamnya ramai diziarahi. Fotonya dipajang di tempat membuka usaha.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)