Tangkal Gangguan Kamtibmas, Wagub Jabar Minta Intelijen Berbaur dengan Masyarakat
loading...
A
A
A
(Baca juga: Asita Jabar Keberatan Penerapan Swab dan Rapid Antigen )
Sementara itu, dalam paparannya yang bertema "Peran Intelijen di Daerah", Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Jabar, Brigjen TNI Dedy Agus Purwanto juga menyatakan, peran intelijen di Jabar masih sangat diperlukan.
Diakuinya, Jabar merupakan provinsi yang dinamis, baik dari aspek keamanan, ketertiban, politik, hingga isu strategi, seperti pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2010 di Jabar. Di ajang pesta demokrasi tersebut, kata Dedy, pihaknya merekomendasikan pengawalan protokol kesehatan secara ketat.
"Dalam deteksi dini kerawanan Pilkada Serentak 2020 di Jabar, kami rekomendasikan imbauan, agar tidak melakukan euforia kemenangan berlebihan, apalagi melakukan pengumpulan massa yang banyak. Kami juga rekomendasikan pasangan calon (kepala daerah) menunggu hasil (penghitungan suara) resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum)," paparnya.
Selain itu, dalam upaya penanggulangan serta memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19, pihaknya juga menyarankan pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota mengoptimalkan pemanfaatan ruang isolasi terpusat.
Agus juga menyebut, operasi yustisi yang diperkuat dapat memastikan pelaksanaan isolasi terpusat dan penerapan protokol kesehatan berjalan optimal.
"Kami juga menyarankan agar pemerintah daerah memperketat pembatasan sosial, pembatasan operasi tempat makan, lokasi hiburan atau mall sampai pukul 20.00 WIB dan implementasi pembatasan sosial berskala mikro," tandasnya.
Sementara itu, dalam paparannya yang bertema "Peran Intelijen di Daerah", Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Jabar, Brigjen TNI Dedy Agus Purwanto juga menyatakan, peran intelijen di Jabar masih sangat diperlukan.
Diakuinya, Jabar merupakan provinsi yang dinamis, baik dari aspek keamanan, ketertiban, politik, hingga isu strategi, seperti pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2010 di Jabar. Di ajang pesta demokrasi tersebut, kata Dedy, pihaknya merekomendasikan pengawalan protokol kesehatan secara ketat.
"Dalam deteksi dini kerawanan Pilkada Serentak 2020 di Jabar, kami rekomendasikan imbauan, agar tidak melakukan euforia kemenangan berlebihan, apalagi melakukan pengumpulan massa yang banyak. Kami juga rekomendasikan pasangan calon (kepala daerah) menunggu hasil (penghitungan suara) resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum)," paparnya.
Selain itu, dalam upaya penanggulangan serta memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19, pihaknya juga menyarankan pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota mengoptimalkan pemanfaatan ruang isolasi terpusat.
Agus juga menyebut, operasi yustisi yang diperkuat dapat memastikan pelaksanaan isolasi terpusat dan penerapan protokol kesehatan berjalan optimal.
"Kami juga menyarankan agar pemerintah daerah memperketat pembatasan sosial, pembatasan operasi tempat makan, lokasi hiburan atau mall sampai pukul 20.00 WIB dan implementasi pembatasan sosial berskala mikro," tandasnya.
(msd)