Hibur Anak Lereng Merapi di TEA Banyurojo, Anggota Polsek Mertoyudan Ini Jadi Badut
loading...
A
A
A
MAGELANG - Anggota Polsek Mertoyudan, Polres Magelang Aipda Donny Sugiarto memiliki cara unik untuk menghibur anak-anak Desa Krinjing, Kecamatan Dukun yang mengungsi di tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Banyurojo.
Anggota Polri ini rela menjadi badut untuk memberikan pelayanan trauma healing kepada mereka.
Dengan mengenakan kostum badut, Aipda Donny Sugiarto terlihat semangat mengajak anak-anak bermain berbagai permainan tradisional. Bahkan, tidak merasa canggung saat bermain dengan mereka.
Ini dilakukannya agar anak-anak merasa senang dan betah saat berada di tempat pengungsian. "Anak-anak butuh bermain dan hiburan agar tidak bosan saat berada di tempat pengungsian. Karena itu, saya bersama beberapa mahasiswa UNIMMA melakukan trauma healing," katanya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (10/11/2020).
Dia mengatakan, selain hiburan, anak-anak juga membutuhkan edukasi untuk merangsang motorik mereka sehingga bisa merasa senang dan tidak jenuh dengan kondisi yang sedang dialaminya.
Menurut Donny, di TEA Balai Desa Deyangan ada 30 anak yang berusia antara 3-6 tahun. Anak-anak usia tersebut membutuhkan pendampingan agar tidak merasa asing dan bisa bersosialisasi serta bermain dengan bebas di tempat pengungsian. (Baca juga: Ada Suara Gemuruh Dari Merapi, BPPTKG: Guguran Material Lama)
"Untuk itu, kami akan melakukan trauma healing tiap dua hari sekali. Materi trauma healing macam-macam. Mulai dari permainan, edukasi hingga rohani. Dengan demikian anak-anak bisa merasa terhibur dan senang selama di pengungsian," ujar Babinkamtibmas Desa Donorejo, Kecamatan Mertoyudan ini.
Dia mengungkap, selama warga lereng Gu masih mengungsi di tempat evakuasi akhir, dirinya akan terus keliling ke pos-pos evakuasi untuk memberikan pelayanan trauma healing. (Baca juga: Demi Pengungsi Merapi, Mereka Rela Pulang Dari Yogyakarta untuk Memasak)
"Ini sudah menjadi tugas saya selaku anggota Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.
Anggota Polri ini rela menjadi badut untuk memberikan pelayanan trauma healing kepada mereka.
Dengan mengenakan kostum badut, Aipda Donny Sugiarto terlihat semangat mengajak anak-anak bermain berbagai permainan tradisional. Bahkan, tidak merasa canggung saat bermain dengan mereka.
Ini dilakukannya agar anak-anak merasa senang dan betah saat berada di tempat pengungsian. "Anak-anak butuh bermain dan hiburan agar tidak bosan saat berada di tempat pengungsian. Karena itu, saya bersama beberapa mahasiswa UNIMMA melakukan trauma healing," katanya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (10/11/2020).
Dia mengatakan, selain hiburan, anak-anak juga membutuhkan edukasi untuk merangsang motorik mereka sehingga bisa merasa senang dan tidak jenuh dengan kondisi yang sedang dialaminya.
Menurut Donny, di TEA Balai Desa Deyangan ada 30 anak yang berusia antara 3-6 tahun. Anak-anak usia tersebut membutuhkan pendampingan agar tidak merasa asing dan bisa bersosialisasi serta bermain dengan bebas di tempat pengungsian. (Baca juga: Ada Suara Gemuruh Dari Merapi, BPPTKG: Guguran Material Lama)
"Untuk itu, kami akan melakukan trauma healing tiap dua hari sekali. Materi trauma healing macam-macam. Mulai dari permainan, edukasi hingga rohani. Dengan demikian anak-anak bisa merasa terhibur dan senang selama di pengungsian," ujar Babinkamtibmas Desa Donorejo, Kecamatan Mertoyudan ini.
Dia mengungkap, selama warga lereng Gu masih mengungsi di tempat evakuasi akhir, dirinya akan terus keliling ke pos-pos evakuasi untuk memberikan pelayanan trauma healing. (Baca juga: Demi Pengungsi Merapi, Mereka Rela Pulang Dari Yogyakarta untuk Memasak)
"Ini sudah menjadi tugas saya selaku anggota Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.
(boy)