Ganjar Sesalkan Viralnya Keluarga Hidup Menggelandang di Becak
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyesalkan kisah keluarga di Solo yang viral karena hidup di becak pinggir jalan. Masyarakat diminta aktif melapor kepada perangkat desa apabila kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 agar peristiwa serupa tidak terjadi.
"Kalau saya hanya butuh melapor, pasti itu kami bantu. Jangankan warga saya yang ada di Jateng, warga Jateng yang tinggal di luar Jawa bahkan luar negeri pun kalau lapor pasti kami bantu. Yang di Solo itu mungkin belum melapor, sehingga jadi berita dan viral ke mana-mana," tegas Ganjar, Jumat (8/5/2020).
Kisah pilu itu menimpa keluarga Dul Rohmat (30) asal Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Dia bersama istri Fatimah dan dua anaknya terpaksa hidup menggelandang di Solo dengan tempat berteduh hanya mengandalkan becak.
Ganjar menyampaikan, peristiwa itu tidak akan terjadi apabila Dul Rohmat melapor kepada Ketua RT/RW atau lurah di tempat tinggalnya. Bahkan, Dul bisa langsung lapor ke Ganjar dan pasti diberikan solusi.
Dia menerangkan, di tengah pandemi saat ini bantuan pasti tidak merata. Sebab selain warga miskin, banyak masyarakat miskin baru yang belum masuk daftar seperti korban PHK, dirumahkan, baru pulang dari mudik, dan lainnya.
"Makanya bantuan pasti tidak merata, untuk itu saya membuat program Jogo Tonggo untuk menjaga satu sama lain. Kalau ada yang baru dan belum dapat bantuan, laporkan saja. Kalau lapor nanti didata, diobrolkan bareng-bareng untuk cari solusi," ucapnya.
Menurutnya, bantuan untuk warga yang terdampak Covid-19 tidak hanya dari pemerintah pusat. Di Jateng, semua digerakkan mulai desa, kabupaten/kota hingga provinsi.
"Kami juga punya baznas, menggerakkan CSR dan para filantropi yang mau membantu," lugas dia.
"Kalau saya hanya butuh melapor, pasti itu kami bantu. Jangankan warga saya yang ada di Jateng, warga Jateng yang tinggal di luar Jawa bahkan luar negeri pun kalau lapor pasti kami bantu. Yang di Solo itu mungkin belum melapor, sehingga jadi berita dan viral ke mana-mana," tegas Ganjar, Jumat (8/5/2020).
Kisah pilu itu menimpa keluarga Dul Rohmat (30) asal Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Dia bersama istri Fatimah dan dua anaknya terpaksa hidup menggelandang di Solo dengan tempat berteduh hanya mengandalkan becak.
Ganjar menyampaikan, peristiwa itu tidak akan terjadi apabila Dul Rohmat melapor kepada Ketua RT/RW atau lurah di tempat tinggalnya. Bahkan, Dul bisa langsung lapor ke Ganjar dan pasti diberikan solusi.
Dia menerangkan, di tengah pandemi saat ini bantuan pasti tidak merata. Sebab selain warga miskin, banyak masyarakat miskin baru yang belum masuk daftar seperti korban PHK, dirumahkan, baru pulang dari mudik, dan lainnya.
"Makanya bantuan pasti tidak merata, untuk itu saya membuat program Jogo Tonggo untuk menjaga satu sama lain. Kalau ada yang baru dan belum dapat bantuan, laporkan saja. Kalau lapor nanti didata, diobrolkan bareng-bareng untuk cari solusi," ucapnya.
Menurutnya, bantuan untuk warga yang terdampak Covid-19 tidak hanya dari pemerintah pusat. Di Jateng, semua digerakkan mulai desa, kabupaten/kota hingga provinsi.
"Kami juga punya baznas, menggerakkan CSR dan para filantropi yang mau membantu," lugas dia.
(mpw)