Polemik Survei Pilkada Makassar, Ini Penjelasan Lengkap Polmark Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Infografis hasil survei Polmark Indonesia untuk Pilkada Kota Makassar yang dibuat oleh pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) menjadi polemik.
(Baca juga: Dikepung Warga, Pencuri Pompa Air Lari ke Atap Rumah )
Dalam info grafis hasil survei tersebut, pihak Appi-Rahman menampilkan foto Founder dan CEO Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah dan menyebut waktu survei yang tidak sesuai. Selain itu, hasil survei merupakan survei calon perseorangan, namun dibuat sebagai survei pasangan calon.
Polmark menilai bahwa infografis yang digunakan pasangan Appi-Rahman tidak benar. Polemik berujung pada berakhirnya kerja sama kedua belah pihak, hingga pemberitaan terkait polemik yang terus menggelinding.
Pihak Polmark Indonesia pun membuat pernyataan publik. Eep menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, tepatnya Senin (14/9/2020), beredar pemberitaan menyangkut dirinya dan Polmark Indonesia berkaitan dengan keterlibatannya dalam Pilkada Kota Makassar 2020. Muatan pemberitaan-pemberitaan yang beredar, terutama di media online, dinilai hanya sepihak, satu sisi, dengan isi dan tendensi yang dinilai merugikan pihaknya.
(Baca juga: Mengingat Falsafah Kota, Pagi Ini Cimahi Gelar Kirab Budaya )
"Dengan sepenuh kesadaran, dengan penuh kesengajaan, kami tidak memberikan respon secara tergesa pada saat itu. Kami tidak ingin terlibat dalam polemik yang tak sehat, emosional dan tak dewasa. Selain itu, kami tak mau mengorientasikan diri pada masalah. Alih-alih, kami lebih senang mengorientasikan diri pada jalan keluar," kata Eep dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Namun, pihaknya juga tidak bisa membiarkan terjadinya ketidakadilan informasi serta ketidakseimbangan pemberitaan yang merugikan. "Untuk itu, kami merasa bahwa sekarang lah saat yang tepat untuk menegaskan sejumlah hal di bawah ini," tuturnya.
Dikatakan Eep, dalam rentang waktu sejak 14 September 2020 sampai saat ini, pihak Polmark Indonesia tidak pernah mengalami pengusiran dari Kota Makassar oleh pihak manapun.
"Mungkin saja ada pihak-pihak tertentu yang memiliki niat atau kehendak untuk melakukan pengusiran itu. Namun, faktanya, tak pernah terjadi pengusiran terhadap kami oleh siapapun," tuturnya.
(Baca juga: Dikepung Warga, Pencuri Pompa Air Lari ke Atap Rumah )
Dalam info grafis hasil survei tersebut, pihak Appi-Rahman menampilkan foto Founder dan CEO Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah dan menyebut waktu survei yang tidak sesuai. Selain itu, hasil survei merupakan survei calon perseorangan, namun dibuat sebagai survei pasangan calon.
Polmark menilai bahwa infografis yang digunakan pasangan Appi-Rahman tidak benar. Polemik berujung pada berakhirnya kerja sama kedua belah pihak, hingga pemberitaan terkait polemik yang terus menggelinding.
Pihak Polmark Indonesia pun membuat pernyataan publik. Eep menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, tepatnya Senin (14/9/2020), beredar pemberitaan menyangkut dirinya dan Polmark Indonesia berkaitan dengan keterlibatannya dalam Pilkada Kota Makassar 2020. Muatan pemberitaan-pemberitaan yang beredar, terutama di media online, dinilai hanya sepihak, satu sisi, dengan isi dan tendensi yang dinilai merugikan pihaknya.
(Baca juga: Mengingat Falsafah Kota, Pagi Ini Cimahi Gelar Kirab Budaya )
"Dengan sepenuh kesadaran, dengan penuh kesengajaan, kami tidak memberikan respon secara tergesa pada saat itu. Kami tidak ingin terlibat dalam polemik yang tak sehat, emosional dan tak dewasa. Selain itu, kami tak mau mengorientasikan diri pada masalah. Alih-alih, kami lebih senang mengorientasikan diri pada jalan keluar," kata Eep dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Namun, pihaknya juga tidak bisa membiarkan terjadinya ketidakadilan informasi serta ketidakseimbangan pemberitaan yang merugikan. "Untuk itu, kami merasa bahwa sekarang lah saat yang tepat untuk menegaskan sejumlah hal di bawah ini," tuturnya.
Dikatakan Eep, dalam rentang waktu sejak 14 September 2020 sampai saat ini, pihak Polmark Indonesia tidak pernah mengalami pengusiran dari Kota Makassar oleh pihak manapun.
"Mungkin saja ada pihak-pihak tertentu yang memiliki niat atau kehendak untuk melakukan pengusiran itu. Namun, faktanya, tak pernah terjadi pengusiran terhadap kami oleh siapapun," tuturnya.