Terdampak Corona, Omzet Rumah Makan dan Hotel di Salatiga Anjlok
loading...
A
A
A
SALATIGA - Sepanjang pandemi virus corona (COVID-19), omzet rumah makan dan tingkat okupansi hotel di Salatiga anjlok. Imbasnya, pihak manajamen terpksa merumahkan sebagian pekerjanya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga Arso Adji mengatakan, sejak akhir Maret hingga saat ini, turun hingga 20%. Imbas pendapatan menurun sehingga manajemen harus melakukan langkah efisiensi agar usaha tersebut bisa terus berjalan.
"Kondisi seperti ini, membuat kami harus memutar otak. Kami pun terpaksa merumahkan karyawan. Bahkan hotel-hotel sudah merumahkan sekitar 50% karyawannya," katanya, Kamis (7/5/2020).
Untuk membantu para karyawan yang dirumahkan, kata Arso, PHRI mengusulkan mereka untuk mendapatkan bantuan dari Pemkot Salatiga. "Ada sekitar 96 orang lolos verifikasi dan sudah mendapatkan bantuan. Ada juga yang tidak dapat karena dari verifikasi ada yang bukan ber-KTP Salatiga. Namun ada juga yang kelewatan, makanya ini akan kita ajukan lagi," ujarnya.
Arso mengaku untuk rumah makannya sendiri telah merumahkan sekitar 80 orang karyawannya. Meski demikian dia tetap bertanggung jawab atas nasib karyawannya. "Saat ini yang bekerja hanya 8 atau 12 orang. Kiat saya yang masuk saya gilir setiap harinya biar bisa merasakan kerja semua," katanya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga Arso Adji mengatakan, sejak akhir Maret hingga saat ini, turun hingga 20%. Imbas pendapatan menurun sehingga manajemen harus melakukan langkah efisiensi agar usaha tersebut bisa terus berjalan.
"Kondisi seperti ini, membuat kami harus memutar otak. Kami pun terpaksa merumahkan karyawan. Bahkan hotel-hotel sudah merumahkan sekitar 50% karyawannya," katanya, Kamis (7/5/2020).
Untuk membantu para karyawan yang dirumahkan, kata Arso, PHRI mengusulkan mereka untuk mendapatkan bantuan dari Pemkot Salatiga. "Ada sekitar 96 orang lolos verifikasi dan sudah mendapatkan bantuan. Ada juga yang tidak dapat karena dari verifikasi ada yang bukan ber-KTP Salatiga. Namun ada juga yang kelewatan, makanya ini akan kita ajukan lagi," ujarnya.
Arso mengaku untuk rumah makannya sendiri telah merumahkan sekitar 80 orang karyawannya. Meski demikian dia tetap bertanggung jawab atas nasib karyawannya. "Saat ini yang bekerja hanya 8 atau 12 orang. Kiat saya yang masuk saya gilir setiap harinya biar bisa merasakan kerja semua," katanya.
(abd)