Dulu Dianggap Makanan Ular, Porang Kini Nilai Jualnya Tinggi
loading...
A
A
A
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, Dadan Hidayat mengatakan, pihaknya akan mendorong budidaya porang di Jabar, agar kesejahteraan masyarakat khususnya petani meningkat di tengah pandemi COVID-19.
"Kita juga sedang merencanakan, Jabar harus bisa produksi benih porang. Tidak hanya untuk kecukupan Jabar, tapi juga untuk kebutuhan nasional dan internasional," katanya.
Menurut Dadan, porang merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim hujan. Kolaborasi semua pihak, kata Dadan, merupakan kunci sukses budidaya porang. "Kolaborasi lahan dari kehutanan, porang dari dinas pertanian. Kita hadir bersama dari satu keinginan, yakni meningkatkan peluang usaha ekspor porang dari Jawa Barat," tandasnya.
Data yang dirilis Kementerian Pertanian, jika dijadikan sebagai tanaman budidaya pertanian porang memiliki keunggulan, yakni bisa beradaptasi pada semua jenis tanah dan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl.
Tanaman ini juga relatif bisa bertahan di tanah kering. Umbinya juga bisa didapatkan dengan mudah, sementara pemeliharaan tanamannya minim. Kelebihan lainnya, porang bisa ditanam dengan tumpang sari karena bisa toleran dengan dengan naungan hingga 60%.
Harga umbi porang segar mencapai Rp4.000/kg. Lalu harga porang yang sudah diolah dan siap ekspor berkisar Rp14.000/kg. Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia, dan Vietnam. Badan Karantina Pertanian mencatat, pada tahun 2018, ekspor tepung porang mencapai 254 ton dengan nilai Rp11,31 miliar.
"Kita juga sedang merencanakan, Jabar harus bisa produksi benih porang. Tidak hanya untuk kecukupan Jabar, tapi juga untuk kebutuhan nasional dan internasional," katanya.
Menurut Dadan, porang merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim hujan. Kolaborasi semua pihak, kata Dadan, merupakan kunci sukses budidaya porang. "Kolaborasi lahan dari kehutanan, porang dari dinas pertanian. Kita hadir bersama dari satu keinginan, yakni meningkatkan peluang usaha ekspor porang dari Jawa Barat," tandasnya.
Data yang dirilis Kementerian Pertanian, jika dijadikan sebagai tanaman budidaya pertanian porang memiliki keunggulan, yakni bisa beradaptasi pada semua jenis tanah dan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl.
Tanaman ini juga relatif bisa bertahan di tanah kering. Umbinya juga bisa didapatkan dengan mudah, sementara pemeliharaan tanamannya minim. Kelebihan lainnya, porang bisa ditanam dengan tumpang sari karena bisa toleran dengan dengan naungan hingga 60%.
Harga umbi porang segar mencapai Rp4.000/kg. Lalu harga porang yang sudah diolah dan siap ekspor berkisar Rp14.000/kg. Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia, dan Vietnam. Badan Karantina Pertanian mencatat, pada tahun 2018, ekspor tepung porang mencapai 254 ton dengan nilai Rp11,31 miliar.
(shf)