Kenakan Pakaian Adat, 7 Pemuda-pemudi Tolak Radikalisme

Senin, 21 September 2020 - 14:53 WIB
loading...
Kenakan Pakaian Adat, 7 Pemuda-pemudi Tolak Radikalisme
Mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, mengenakan baju adat ketika mengikuti pembukaan PKKMB Untag Surabaya, Senin (21/9/2020). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Sebanyak tujuh pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia, mengenakan pakaian adat masing-masing ketika menandatangani pakta integritas anti radikalisme . Selain berkomitmen anti radikalisme , mereka juga menandatangani pakta integritas Anti Narkoba dan Anti Plagiasi.

(Baca juga: Pendeta Hanny Layantara Divonis 10 Tahun, Keluarga IW Puas )

Tujuh pemuda-pemudi tersebut merupakan bagian dari 19 mahasiswa baru Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, yang mengikuti langsung pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2020/2021. Sedangkan ribuan maba lainnya mengikuti secara daring yang disiarkan dari Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya.

Rektor Untag Surabaya, Mulyanto Nugroho menuturkan, penandatangan pakta integritas anti radikalisme ini sudah menjadi tradisi di kampus merah putih. Untag berharap, nantinya intelektual muda yang lahir dari Untag Surabaya menjadi pribadi yang memiliki karakter nasionalisme.

"Mahasiswa nantinya kita bentuk di Untag Surabaya tidak ada yang nyontek, tidak ada unsur radikalisme dan tidak ada penyalahgunaan narkoba," katanya usai membuka PKKMB, Senin (21/9/2020). (Baca juga: Ngamuk Saat Tes Urine, Pengunjung Bar Positif Narkoba )

Sedangkan pakaian adat daerah, lanjutnya, merupakan simbol miniatur Indonesia . Kata dia, kampus merah putih ini tidak membedakan antara suku ras dan agama. "Karena Indonesia itu beragam, tidak membedakan suku, ras dan agama. Itu ada di Untag Surabaya," tuturnya.

Menurut Mulyanto, sebagai kawah candradimuka kaum intelektual, kampus harus menjadi tempat untuk menggodok generasi bangsa yang berkarakter nasionalis . Apalagi jika dihadapkan pada masa pandemi seperti saat ini, maka rasa nasinalisme, sinergitas dan gotong royong harus dibangkitkan.

Sementara itu Ketua Pelaksana PKKMB, Ida Ayi Sri Brahmayanti, mengatakan PKKMB bertema "Membangun Generasi Berkarakter Nasionalis Menuju Indonesia Maju", yang dihelat secara daring ini menjadi yang pertama dalam sejarah penyambutan maba Untag.

Tahun ini, sebanyak 3105 maba bakal digembleng selama empat hari berturut-turut supaya mampu beradaptasi dengan lingkungan kampus. "Kami ingin memperkenalkan ciri khas Untag Surabaya kepada mahasiswa baru," ucapnya. (Baca juga: Pemerintah Gunakan Telur HE untuk BPNT, Peternak Blitar Kelimpungan )

Ciri khas itu tercermin dalam lima basis nilai Untag Surabaya, yakni Kebangsaan, Kejujuran, Kecerdasan, Keberagaman dan Kreatifitas. Maba Untag Surabaya mendapatkan berbagi materi yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan Merah Putih.

Sejumlah materi itu diantaranya materi wawasan kebangsaan, materi pendidikan norma, etika, karakter, kepribadian dan spiritual, meteri pendidikan anti penyalahgunaan napsa, materi kampus merdeka hingga materi pencegahan kekerasan seksual dan perundungan.

Koordinator acara, Karolin Rista menjelaskan, materi perundungan menjadi salah satu materi baru dalam PKKMB tahun ini. Hal itu dilatarbelakangi banyaknya generasi yang terkadang menganggap guyonan sebagai sesuatu yang normal. "Padahal guyonan mereka bisa termasuk dalam kategori perundungan," ujarnya.

(Baca juga: Nekat Bacok Polisi, 2 Buron Kasus Narkoba Ditembak Mati )

Sebagai kampus nasionalis yang menjunjung lima basis nila Untag Surabaya, Karolin berharap setelah mendapatkan materi perundungan , maba mampu memahami lima basis nilai tersebut sebagai wawasan dasar yang ada di Untag Surabaya. untuk itu, pihaknya menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya untuk mendukung terbentunya mahasiswa baru yang tangguh dan siap membawa kemajuan Indonesia.

"Kami berharap, meskipun PKKMB terlaksana dengan metode daring, tapi mahasiswa baru tidak merasa jauh dengan Universitas. Karena kami mengupayakan meski tidak menginjakkan kaki secara langsung di kampus, maba bisa merasakan atmosfir dari Untag Surabaya," tandasnya.

Di sisi lain, pencapaian jumlah mahasiswa baru Untag Surabaya bisa dikatakan cukup fantastis. Di tengah pandemi COVOD-19 , disaat kampus lain mengalami keterpurukan, Untag Surabaya bisa menjaring 3105 maba S1 dan D3. Jika ditambah mahasiswa S2 dan S3, maka total maba mencapai 3210. Diperkirakan, jumlah maba akan terus bertambah hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 27 Sepetember 2020.

Rektor Untag Surabaya, Mulyanto Nugroho menambahkan, pencapaian itu tidak terlepas daru upaya Untag Surabaya dalam proses dan kuwalitas pendidikan serta tidak membebani biaya yang tinggi pada mahasiswa. (Baca juga: Mabar Milenial Terselip Gerakan Radikal )

"Karena kita kampus rakyat, jadi kita tidak mahal. Di masa pendemi ini, tentunya kampus level A itu yang paling murah di Jawa Timur adalah Untag. Kita memang tidak menjual mahal harga uang kuliah karena kita azasnya adalah marhein, milik rakyat. Maka kita mungkin murni bisnis," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2530 seconds (0.1#10.140)