Nilai-nilai Kebangsaan Tetap Ditumbuhkan di Era Industri 4.0

Minggu, 20 September 2020 - 20:58 WIB
loading...
Nilai-nilai Kebangsaan Tetap Ditumbuhkan di Era Industri 4.0
Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI yang digelar Anggota DPD perwakilan DIY, Cholid Mahmud. Foto/SINDOnews/Suharjono
A A A
YOGYAKARTA - Pengamalan nilai-nilai kebangsaan seperti nilai-nilai dalam Pancasila , dan UUD 1945, sangat dibutuhkan untuk menghadapi ancaman atau manuver asing di Indonesia. Terlebih generasi yang berhadapan langsung dengan era industri 4.0 , sehingga sudah tertanam fondasi kuat generasi muda sebagai generasi Pancasila.

(Baca juga: 4 Bandara Tak Mampu Deteksi Sabu yang Disembunyikan Dalam Anus NN )

Anggota DPD, Cholid Mahmud mengatakan, saat ini banyak tantangan dan hambatan dalam menghadapi berbagai ancaman. Seperti halnya berbagai manuver asing di perairan wilayah yurisdiksi nasional, munculnya berbagai konflik terkait isu SARA, degradasi moral, dan lain-lain.

"Makanya pengamalan dan upaya menjalankan nilai-nilai dasar negara sangat penting, termasuk untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang lebih maju, lebih percaya diri, dan searah dengan cita-cita dan tujuan nasional yang telah digariskan oleh para pendiri Negara ini," terangnya dalam Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Yogyakarta, Minggu (20/9/2020).

Dijelaskannya, MPR menggelar pemantapan nilai-nilai kebangsaan melalui Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Pancasila , UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika ini dengan harapan dapat memupuk rasa, paham, dan semangat kebangsaan masyarakat untuk menjadi manusia berkarakter kebangsaan yang kuat.

(Baca juga: KA Hantam Minibus yang Angkut Satu Keluarga, 1 Tewas )

"Pemantapan nilai-nilai kebangsaan ini bertujuan mentransformasikan, menumbuhkan, dan melestarikan nilai-nilai kebangsaan kepada setiap komponen bangsa yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila , UUD NRI 1945, dan NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," ulasnya.

Diharapkannya, dengan nilai-nilai empat konsensus dasar kebangsaan tersebut dapat tercermin di dalam pemikiran, sikap dan perilaku setiap Warga Negara Indonesia.

Sementara salah satu pemateri H.M. Wajdi Rahman menguraikan mengenai perubahan zaman yang merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari bagi sebuah bangsa, termasuk Indonesia.

(Baca juga: Ada Razia Masker di Jalur Wisata Pacet, Wisatawan Balik Arah )

Dia menjelaskan, perubahan adalah kebutuhan untuk proses kemajuan. Perubahan selalu membawa peluang, ancaman dan dampak yang tidak bisa dihindari. "Termasuk dalam hal ini era industri 4.0 . Di Era revolusi industri 4.0 merupakan perubahan dimana untuk memproduksi suatu barang, mengintregasikan antara teknologi cyber dan teknologi otomatisasi," urainya.

Dampak era revolusi industri 4.0 lanjut dia, dalam penerapannya tidak lagi memberdayakan tenaga kerja manusia, sebab semuanya sudah menerapkan konsep otomatisasi. Untuk merespon perkembangan ini setiap negara harus bersaing mengembangkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kecerdasan manusia.

Oleh karena itu persaingan antar negara dewasa ini menuju persaingan yang disebut Brain to Brain Competition (Persaingan kecerdasan secara Global). "Mengabaikan realitas persaingan ini maka bisa jadi Indonesia akan terpinggirkan dalam pentas kompetisi global dan akan dipandang rendah oleh bangsa yang lain," beber mantan anggota DPRD DIY ini.

(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ikan Suree Khas Aceh Bakar Diburu Wisatawan )

Menurutnya, diperlukan pengembangan kecerdasan masyarakat yang kontributif terhadap proses peningkatan kecerdasan dan penguasaan teknologi namun tetap mempertahankan wawasan kebangsaan. "Kekayaan bangsa Indonesia yang memiliki ragam suku, budaya, bahasa, etnis, golongan dan agama merupakan kekuatan positif yang dapat mendukung pembangunan bangsa," pungkasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)