Hanya Bisa Mengekor, Riau Dinilai Gagal Tangani COVID-19
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Pemerintah daerah di Riau, dinilai gagal dalam menangani penyebaran COVID-19 . Ini menyusul semakin banyaknya warga di Riau, yang dinyatakan positigf COVID-19 .
(Baca juga: Wanita-wanita Seksi Pemandu Lagu Terjaring Razia Masker )
Belakangan, penambahan penderita COVID-19 di Riau, paling sedikit 100 orang dengan angka kesembuhan sedikit. Ini jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya angka penambahan perhari dibawa 10 sementara angka kesembuhan juga baik.
Pengamat Kebijakan Publik, M Rawa El Amad mengatakan, bahwa kegagalan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota karena tidak memiliki terobosan untuk penanganan COVID-19 . Ini terlepas karena Pemerintah Provinsi Riau hanya bisa 'mengekor' saja apa yang sudah dilakukanh pusat.
"Saya belum melihat ada upaya yang berupa inisiatif dari pemerintah daerah untuk menangani COVID-19 . Yang dilakukan selama ini merupakan copy paste dari program pusat. Dengan demikian wajar sekali kalau di Riau, penularan COVID-19 cukup tinggi. Ini karena Pemda di Riau tidak punya inisiatif untuk menjawab tantangan yang ada," sebuh M Rawa El Amad Kamis (16/9/2020).
Saat ini Riau butuh pimpinan yang berani dan pintar untuk menangani COVID-19 , bukan hanya sebagai pengikut saja. Warga saat ini tidak bisa hanya sekedar himbauan untuk protokol kesehatan. (Baca juga: Ada Pandemi COVID-19, Pesta Mewah dan Panas Digelar di Tuban )
Menurutnya, tingginya penyebaran COVID-19 di Riau tidak terlepas dari 'melempemnya' pemangku kepentingan. Jika pemimpin di Riau, smart, tegas dan bijak, tentunya laju penyebaran COVID-19 bisa ditekan.
Hari ini, tercatat sebanyak 183 penambahan COVID-19 di Riau. Sehingga angka warga terkonfirmasi COVID-19 di Riau, sudah mencapai angka 4.327 penderita. "Saat ini Riau butuh pemimpin yang pintar, agar angka penyebaran COVID-19 tidak tinggi, seperti sekarang. Jangan tahunya hanya ngekor saja," pintanya.
Dia meyakini, bahwa penderita COVID-19 jauh lebih tinggi dari data yang disajikan Pemda di Riau. Hal ini karena swab belum terlalu massal. Harus ada pembatasan orang keluar masuk Riau, tapi benar-benar direalisasikan, bukan hanya basa basi saja.
"Setiap yang masuk ke Riau harus tes swab atau isolasi yang ditetapkan pemerintah selama 14 hari. Penerapan protokol kesehatan COVID-19 bukan hanya pengumuman, tapi betul diawasi 24 jam. Di luar rumah harus dibuat gerakan di tingkat RT untuk memantau warga yang tidak taat protokol kesehatan," imbuhnya.
(Baca juga: Usai Berhubungan Badan, Pemuda Ini Tinggalkan PSK Mati di Hotel )
Dia meyakini, angka COVID-19 jauh lebih banyak dari data yang disajikan jika dilakukan swab lebih massal.Swap harus diperbanyak, karena dengan diperbanyak swap akan membuka gunung es COVID-19 ," pungkasnya.
(Baca juga: Wanita-wanita Seksi Pemandu Lagu Terjaring Razia Masker )
Belakangan, penambahan penderita COVID-19 di Riau, paling sedikit 100 orang dengan angka kesembuhan sedikit. Ini jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya angka penambahan perhari dibawa 10 sementara angka kesembuhan juga baik.
Pengamat Kebijakan Publik, M Rawa El Amad mengatakan, bahwa kegagalan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota karena tidak memiliki terobosan untuk penanganan COVID-19 . Ini terlepas karena Pemerintah Provinsi Riau hanya bisa 'mengekor' saja apa yang sudah dilakukanh pusat.
"Saya belum melihat ada upaya yang berupa inisiatif dari pemerintah daerah untuk menangani COVID-19 . Yang dilakukan selama ini merupakan copy paste dari program pusat. Dengan demikian wajar sekali kalau di Riau, penularan COVID-19 cukup tinggi. Ini karena Pemda di Riau tidak punya inisiatif untuk menjawab tantangan yang ada," sebuh M Rawa El Amad Kamis (16/9/2020).
Saat ini Riau butuh pimpinan yang berani dan pintar untuk menangani COVID-19 , bukan hanya sebagai pengikut saja. Warga saat ini tidak bisa hanya sekedar himbauan untuk protokol kesehatan. (Baca juga: Ada Pandemi COVID-19, Pesta Mewah dan Panas Digelar di Tuban )
Menurutnya, tingginya penyebaran COVID-19 di Riau tidak terlepas dari 'melempemnya' pemangku kepentingan. Jika pemimpin di Riau, smart, tegas dan bijak, tentunya laju penyebaran COVID-19 bisa ditekan.
Hari ini, tercatat sebanyak 183 penambahan COVID-19 di Riau. Sehingga angka warga terkonfirmasi COVID-19 di Riau, sudah mencapai angka 4.327 penderita. "Saat ini Riau butuh pemimpin yang pintar, agar angka penyebaran COVID-19 tidak tinggi, seperti sekarang. Jangan tahunya hanya ngekor saja," pintanya.
Dia meyakini, bahwa penderita COVID-19 jauh lebih tinggi dari data yang disajikan Pemda di Riau. Hal ini karena swab belum terlalu massal. Harus ada pembatasan orang keluar masuk Riau, tapi benar-benar direalisasikan, bukan hanya basa basi saja.
"Setiap yang masuk ke Riau harus tes swab atau isolasi yang ditetapkan pemerintah selama 14 hari. Penerapan protokol kesehatan COVID-19 bukan hanya pengumuman, tapi betul diawasi 24 jam. Di luar rumah harus dibuat gerakan di tingkat RT untuk memantau warga yang tidak taat protokol kesehatan," imbuhnya.
(Baca juga: Usai Berhubungan Badan, Pemuda Ini Tinggalkan PSK Mati di Hotel )
Dia meyakini, angka COVID-19 jauh lebih banyak dari data yang disajikan jika dilakukan swab lebih massal.Swap harus diperbanyak, karena dengan diperbanyak swap akan membuka gunung es COVID-19 ," pungkasnya.
(eyt)