230 Anggota JI Sepakat Bubarkan Diri, Senjata Diserahkan ke Densus 88

Kamis, 12 September 2024 - 20:38 WIB
loading...
A A A
Pada acara ini ada 3 tokoh eks JI yang hadir selain para tokoh sepuhnya itu. Mereka sesuai bidangnya masing-masing, yakni Budi Tri Karyanto alias Haidar mantan Deputi Umum alias Wakil Amir JI Para Wijayanto, Agus Suparnoto alias Kresna mantan Kepala Bidang ALWI alias Intelijen JI, dan Wiji Joko alias Patria mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (HI) JI.

“Perubahan pemikiran, keinginan kembali ke pangkuan NKRI sebenarnya sudah cukup lama, memang kami akui ada pemahaman kesalahan. Alhamdulillah Densus 88 menyambut, harapan kami bisa diterima masyarakat, diterima negara agar kami bisa berpartisipasi membangun negara,” kata Haidar.

Dia memastikan kembalinya eks JI ke pangkuan NKRI bukanlah taqiyyah alias kamuflase.

“Bukan hanya di tataran para senior, sekarang merambah di titik-titik, grassrot. 230 hadir, dari Lampung sampai Surabaya, DKI, apa yang disampaikan para senior kita sambut positif, bukan paksaan," tegasnya.

"Kami terimakasih sekali pada Densus 88 yang telah memberikan kesempatan, dan tentunya harapan kami kembali ke negara, mengisi kemerdekaan. Memang masih ada yang menolak, tapi saya kira tidak terlalu signifikan jumlahnya,” sambungnya.

Agus Suparnoto alias Kresna menyebut upaya mengumpulkan kawan-kawan lamanya ini jadi dinamika tersendiri di lapangan.

“Karena memang saya putus kontak dengan teman-teman sudah lama. Bisa ketemu semua, kalau menolak bukan, proses saja. Kami ini homogen. (yang hadir) dari pojok barat sampai timur, kami kan seluruh wilayah,” kata Kresna yang menyebut rata-rata mereka yang hadir bekerja seperti biasa di masyarakat, terutama pengobatan herbal.

“Kalau ada program dari negara (ke depan), kami ikut, deklarasi ini berlaku bagi seluruh anasir atau elemen-elemen JI yang ada,” lanjutnya.

Sementara Wiji Joko alias Patria menyebut dulu bertugas menjalin kontak dengan kelompok jihadis global yang ada di Suriah. Pada kegiatan deklarasi itu, sebutnya, merupakan proses panjang dari dialog-dialog yang dilakukan.

“Deklarasi 30 Juni itu bukan sesuatu baru yang mendadak, tapi itu suatu diskusi yang panjang. Kami sampaikan ke kawan-kawan yang belum ngerti,” kata Wiji.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1945 seconds (0.1#10.140)