Kisah Pangeran Sambernyawa Menembus Gunung Lawu untuk Serang Belanda di Ponorogo
loading...
A
A
A
Pasca pertemuan itu, kedua pasukan menyatukan kekuatan hingga menuju utara Gunung Lawu melalui Jogorogo, yang kini masuk Ngawi. Serangan-serangan yang sebelumnya gagal, pada serangan keempat akhirnya berhasil ditaklukkan.
Penaklukkan Ponorogo oleh Pangeran Sambernyawa membuat berhasil menyita harta benda milik sang penguasa di sana.
Harta benda milik Surodiningrat lantas dikumpulkan dan ditawarkan ke Pangeran Bali, dengan imbalan permintaan bantuan.
Setelah menguasai Ponorogo, Pangeran Sambernyawa menunjuk bupati dan jajaran penguasa baru bagi daerah ini.
Namun sejatinya hak pengangkatan tersebut dimiliki oleh Mangkubumi, yang sesungguhnya dihormati oleh Pangeran Sambernyawa sebagai orang yang kontra raja.
Ketika kemudian Mangkubumi membatalkan pengangkatan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa tersebut, terjadi perselisihan di antara keduanya.
Di Ponorogo, terdapat cerita rakyat yang muncul tentang pertentangan kedua pemimpin tersebut.
Menurut narasi cerita tersebut, pertentangan keduanya terjadi setelah Pangeran Sambernyawa tidak menawarkan dua perempuan atau penari bedaya, yang ditangkapnya di Ponorogo, yakni Ismoyowati atau Pun Saripi dan Marioneng atau Pun Sampet, kepada sang ayah mertua Mangkubumi.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Penaklukkan Ponorogo oleh Pangeran Sambernyawa membuat berhasil menyita harta benda milik sang penguasa di sana.
Harta benda milik Surodiningrat lantas dikumpulkan dan ditawarkan ke Pangeran Bali, dengan imbalan permintaan bantuan.
Setelah menguasai Ponorogo, Pangeran Sambernyawa menunjuk bupati dan jajaran penguasa baru bagi daerah ini.
Namun sejatinya hak pengangkatan tersebut dimiliki oleh Mangkubumi, yang sesungguhnya dihormati oleh Pangeran Sambernyawa sebagai orang yang kontra raja.
Ketika kemudian Mangkubumi membatalkan pengangkatan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa tersebut, terjadi perselisihan di antara keduanya.
Di Ponorogo, terdapat cerita rakyat yang muncul tentang pertentangan kedua pemimpin tersebut.
Menurut narasi cerita tersebut, pertentangan keduanya terjadi setelah Pangeran Sambernyawa tidak menawarkan dua perempuan atau penari bedaya, yang ditangkapnya di Ponorogo, yakni Ismoyowati atau Pun Saripi dan Marioneng atau Pun Sampet, kepada sang ayah mertua Mangkubumi.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(shf)