Mal Pelayanan Publik di Siola Kembali Dilockdown, 600 Karyawan Dites Swab
loading...
A
A
A
SURABAYA - Mal Pelayanan Publik di Gedung Siola, Surabaya, kembali dilockdown, mulai Senin (24/8/2020). Selama lockdown 14 hari, sebanyak 600 karyawannya menjalani tes swab dari Dinkes Kota Surabaya.
Pemkot Surabaya membantah jika Siola dilockdown karena ada karyawannya yang positif COVID-19. Penutupan dilakukan untuk menjamin kesehatan dari penyebaran virus yang belum ada vaksinnya tersebut.
(Baca juga: Langkah Mulus Mujiaman Menjadi Calon L2 di Balai Kota )
Sementara itu, penutupan layanan di Siola mengakibatkan sejumlah warga kecewa. Warga yang akan mengurus di tempat layanan tersebut harus kembali ke rumah karena Siola layanan hingga 6 September mendatang bisa diperoleh melalui online.
Kepala BPB Linmas KOta Surabaya Irvan Widyanto membenrakan jika pelayanan Siole ditutup hingga dua minggu ke depan. Dia menyangkal lockdown karena ada pegawai yang positif. "Tetapi hanya untuk menjamin kesehatan dari penyebaran COVID-19," tutur Irvan.
Irvan juga membantah saat dikonfirmasi soal kabar kepala dinas di mal pelayanan publik terkonfirmasi COVID-19. "Informasi yang sempat beredar tidak benar alias hoaks," kata Irvan.
Pemkot Surabaya membantah jika Siola dilockdown karena ada karyawannya yang positif COVID-19. Penutupan dilakukan untuk menjamin kesehatan dari penyebaran virus yang belum ada vaksinnya tersebut.
(Baca juga: Langkah Mulus Mujiaman Menjadi Calon L2 di Balai Kota )
Sementara itu, penutupan layanan di Siola mengakibatkan sejumlah warga kecewa. Warga yang akan mengurus di tempat layanan tersebut harus kembali ke rumah karena Siola layanan hingga 6 September mendatang bisa diperoleh melalui online.
Kepala BPB Linmas KOta Surabaya Irvan Widyanto membenrakan jika pelayanan Siole ditutup hingga dua minggu ke depan. Dia menyangkal lockdown karena ada pegawai yang positif. "Tetapi hanya untuk menjamin kesehatan dari penyebaran COVID-19," tutur Irvan.
Irvan juga membantah saat dikonfirmasi soal kabar kepala dinas di mal pelayanan publik terkonfirmasi COVID-19. "Informasi yang sempat beredar tidak benar alias hoaks," kata Irvan.
(msd)