2 Kitab Peninggalan Sastra Kuno Catat Sejarah Kerajaan Besar di Nusantara
loading...
A
A
A
Nagarakretagama dan Pararaton menjadi dua referensi kitab kuno yang menggambarkan sejarah perjalanan kerajaan. Ada dua kerajaan yang menjadi pembahasan di naskah kuno Nagarakretagama dan Pararaton.
Keduanya ditulis dua tokoh berbeda, konon Negarakretagama ditulis Mpu Prapanca, tapi untuk kitab Pararaton belum diketahui secara pasti siapa penulisnya.
Meski peninggalan Kerajaan Majapahit, konon Nagarakretagama ditemukan di Puri Cakranagara, yang kini berada di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Konon penemuan kitab Nagarakretagama di Puri Cakranagara ini bukanlah yang pertama.
Naskah kuno ini juga ditemukan terpisah di Pulau Bali, tepatnya di Amlapura, Karangasem, kemudian di Geria Pidada di daerah Klungkung, serta dua lagi di Geria Carik Sideman.
Penemuan naskah Nagarakretagama sebanyak empat buah itu membangkitkan pandangan tentang kepopuleran Nagarakretagama, yang berbeda sekali dengan waktu sebelumnya.
Setelah diketahui bahwa naskah - naskah itu terdapat di tangan masyarakat biasa, tidak semuanya di puri.
Dikutip dari “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”, hal ini menunjukkan bahwa naskah Nagarakretagama memang dikenal di masyarakat Bali kuna. Pada naskah Amlapura, milik seorang guru, ditulis pada halaman pertama wawacan Jawa.
Maksudnya bahwa isi naskah itu bertalian dengan sejarah Jawa. Yang dimaksud dengan Jawa di sini ialah Majapahit. Tidaklah mengherankan jika naskah Nagarakretagama itu juga dikenal oleh penggubah Pararaton secara langsung atau tidak langsung.
Keduanya ditulis dua tokoh berbeda, konon Negarakretagama ditulis Mpu Prapanca, tapi untuk kitab Pararaton belum diketahui secara pasti siapa penulisnya.
Meski peninggalan Kerajaan Majapahit, konon Nagarakretagama ditemukan di Puri Cakranagara, yang kini berada di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Konon penemuan kitab Nagarakretagama di Puri Cakranagara ini bukanlah yang pertama.
Naskah kuno ini juga ditemukan terpisah di Pulau Bali, tepatnya di Amlapura, Karangasem, kemudian di Geria Pidada di daerah Klungkung, serta dua lagi di Geria Carik Sideman.
Penemuan naskah Nagarakretagama sebanyak empat buah itu membangkitkan pandangan tentang kepopuleran Nagarakretagama, yang berbeda sekali dengan waktu sebelumnya.
Setelah diketahui bahwa naskah - naskah itu terdapat di tangan masyarakat biasa, tidak semuanya di puri.
Dikutip dari “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”, hal ini menunjukkan bahwa naskah Nagarakretagama memang dikenal di masyarakat Bali kuna. Pada naskah Amlapura, milik seorang guru, ditulis pada halaman pertama wawacan Jawa.
Maksudnya bahwa isi naskah itu bertalian dengan sejarah Jawa. Yang dimaksud dengan Jawa di sini ialah Majapahit. Tidaklah mengherankan jika naskah Nagarakretagama itu juga dikenal oleh penggubah Pararaton secara langsung atau tidak langsung.