Pandemi COVID-19, Proyeksi Ekonomi Jatim Semester II 2020 Tak Jelas
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 membuat ekonomi Jawa Timur (Jatim) babak belur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Jatim selama triwulan II 2020 minus 5,90%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) Difi Ahmad Johansyah mengatakan, meski sudah tidak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan aktivitas masyarakat berangsur pulih, namun pihaknya masih belum bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester II 2020. (BACA JUGA: Hasil Swab, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin Positif COVID-19 )
"Saya sementara ini masih belum bisa melakukan proyeksi yang lebih. Tapi kalau secara semesteran, (di semester II ekonomi Jatim) kita berharap akan lebih baik dari yang sekarang," kata Difi, Minggu (23/8/2020). (BACA JUGA: 9 Satpol PP Blitar Positif COVID-19, Gugus Tugas Minta Lockdown )
Terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim selama 2020, Difi juga belum bisa memprediksi. Pasalnya, pihaknya perlu banyak menghitung berbagai aspek. Terutama, pulihnya negara-negara importir Jatim. (BACA JUGA: Surabaya Kembali Zona Merah, INTI dan Seniman Sebar Masker di Pasar )
Kemudian seberapa besar realisasi anggaran belanja pemerintah. Lalu, penerapan adaptasi new normal di masa pandemi COVID-19. Khususnya di sektor pariwisata.
Diketahui, sektor pariwisata menjadi yang paling terdampak akibat penyebaran virus corona."Jadi (pertumbuhan ekonomi Jatim) masih belum bisa kita kuantifikasi sekarang ini," ujar Difi.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimistis bahwa pada semester II 2020 ini akan tumbuh. Pihaknya mengaku bahwa, Pemprov Jatim sudah memiliki sejumlah perkirakan dimana semester II akan ada pertumbuhan ekonomi. "Insya Allah growing up. Sudah ada estimasi-estimasi itu sudah," katanya di Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/8/2020) sore.
Ditanya terkait proyeksi berapa angka pertumbuhan ekonomi di semester II 2020, Ketua Umum PP Muslimat NU itu enggan menjawab. Justru Khofifah meminta agar awak media menanyakan soal pertumbuhan ekonomi Jatim ke Bank Indonesia (BI).
"Sek talah rek tako'o BI, ojo di karang karang, ojo di ramal-ramal. Diperdiksi sesuai dengan asumsi-asumsi dasar. Poko'e ngene lho, pesene Bapak Presiden, gunakan data sains dan libatkan para saintis," pungkas Khofifah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) Difi Ahmad Johansyah mengatakan, meski sudah tidak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan aktivitas masyarakat berangsur pulih, namun pihaknya masih belum bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester II 2020. (BACA JUGA: Hasil Swab, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin Positif COVID-19 )
"Saya sementara ini masih belum bisa melakukan proyeksi yang lebih. Tapi kalau secara semesteran, (di semester II ekonomi Jatim) kita berharap akan lebih baik dari yang sekarang," kata Difi, Minggu (23/8/2020). (BACA JUGA: 9 Satpol PP Blitar Positif COVID-19, Gugus Tugas Minta Lockdown )
Terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim selama 2020, Difi juga belum bisa memprediksi. Pasalnya, pihaknya perlu banyak menghitung berbagai aspek. Terutama, pulihnya negara-negara importir Jatim. (BACA JUGA: Surabaya Kembali Zona Merah, INTI dan Seniman Sebar Masker di Pasar )
Kemudian seberapa besar realisasi anggaran belanja pemerintah. Lalu, penerapan adaptasi new normal di masa pandemi COVID-19. Khususnya di sektor pariwisata.
Diketahui, sektor pariwisata menjadi yang paling terdampak akibat penyebaran virus corona."Jadi (pertumbuhan ekonomi Jatim) masih belum bisa kita kuantifikasi sekarang ini," ujar Difi.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimistis bahwa pada semester II 2020 ini akan tumbuh. Pihaknya mengaku bahwa, Pemprov Jatim sudah memiliki sejumlah perkirakan dimana semester II akan ada pertumbuhan ekonomi. "Insya Allah growing up. Sudah ada estimasi-estimasi itu sudah," katanya di Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/8/2020) sore.
Ditanya terkait proyeksi berapa angka pertumbuhan ekonomi di semester II 2020, Ketua Umum PP Muslimat NU itu enggan menjawab. Justru Khofifah meminta agar awak media menanyakan soal pertumbuhan ekonomi Jatim ke Bank Indonesia (BI).
"Sek talah rek tako'o BI, ojo di karang karang, ojo di ramal-ramal. Diperdiksi sesuai dengan asumsi-asumsi dasar. Poko'e ngene lho, pesene Bapak Presiden, gunakan data sains dan libatkan para saintis," pungkas Khofifah.
(awd)