Kudeta Kekuasaan Tamperan Barmawijaya Pecah Kerajaan Jadi Sunda dan Galuh
loading...
A
A
A
Selama menjabat Raja Sunda, Rakryan Wuwus bergelar Prabu Gakahkulon.Sepeninggalnya, tahta Sunda jatuh ke Arya Kadatwan, tetapi karena Arya Kadatwan banyak tak disukai para pejabat istana Sunda, ia akhirnya dibunuh pada 895.
Tahta Sunda kemudian jatuh pada Rakryan Windusakti putranya, kemudian diturunkan lagi ke Rakryan Kamuninggading pada 913.Tetapi baru memerintah tiga tahun, kudeta kembali meruntuhkan kekuasaannya.
Sosok Rakryan Jayagiri yang melakukan kudeta terhadap Rakryan Kamuninggading pada 916. Sepeninggal Rakryan Jayagiri yang naik tahta, kini giliran Rakryan Watuagung yang notabene menantunya naik tahta pada 942.
Namun lagi - lagi kudeta meruntuhkan kekuasaan Watuagung, yang dilakukan Limburkancana, putra dari Rakryan Kamuninggading pada tahun 954.
Sesudah Limburkancana naik tahta dan tahun, digantikan putra sulungnya Rakryan Sundasambawa pada 964. Tetapi karena Sundasambawa tidak memiliki seorang anak laki-laki, tahta kekuasaan jatuh berikutnya ke tangan sang adik iparnya.
Berikutnya berturut-turut Rakryan Gendang atau Prabu Brajawisesa, Prabu Dewa Sanghyang, Prabu Sanghyang Ageng, Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati memerintah.
Kemudian pada tahun 1042, giliran Dharmaraja naik tahta, disusul Prabu Langlangbhumi pada 1064, Rakryan Jayagiri Prabu Menakluhur pada tahun 1054 naik tahta. Kemudian diteruskan oleh Prabu Dharmakusuma pada 1156, dan Prabu Guru Dharmasiksa di tahun 1175.
Semasa pemerintahan Dharmasiksa inilah pusat pemerintahan Sunda dipindahkan ke Pakuan Pajajaran.
Lihat Juga: Karma Assad di Suriah: Kekuasaan Diraih via Kudeta Partai Ba'ath, Kini Digulingkan Pemberontak
Tahta Sunda kemudian jatuh pada Rakryan Windusakti putranya, kemudian diturunkan lagi ke Rakryan Kamuninggading pada 913.Tetapi baru memerintah tiga tahun, kudeta kembali meruntuhkan kekuasaannya.
Sosok Rakryan Jayagiri yang melakukan kudeta terhadap Rakryan Kamuninggading pada 916. Sepeninggal Rakryan Jayagiri yang naik tahta, kini giliran Rakryan Watuagung yang notabene menantunya naik tahta pada 942.
Namun lagi - lagi kudeta meruntuhkan kekuasaan Watuagung, yang dilakukan Limburkancana, putra dari Rakryan Kamuninggading pada tahun 954.
Sesudah Limburkancana naik tahta dan tahun, digantikan putra sulungnya Rakryan Sundasambawa pada 964. Tetapi karena Sundasambawa tidak memiliki seorang anak laki-laki, tahta kekuasaan jatuh berikutnya ke tangan sang adik iparnya.
Berikutnya berturut-turut Rakryan Gendang atau Prabu Brajawisesa, Prabu Dewa Sanghyang, Prabu Sanghyang Ageng, Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati memerintah.
Kemudian pada tahun 1042, giliran Dharmaraja naik tahta, disusul Prabu Langlangbhumi pada 1064, Rakryan Jayagiri Prabu Menakluhur pada tahun 1054 naik tahta. Kemudian diteruskan oleh Prabu Dharmakusuma pada 1156, dan Prabu Guru Dharmasiksa di tahun 1175.
Semasa pemerintahan Dharmasiksa inilah pusat pemerintahan Sunda dipindahkan ke Pakuan Pajajaran.
Lihat Juga: Karma Assad di Suriah: Kekuasaan Diraih via Kudeta Partai Ba'ath, Kini Digulingkan Pemberontak
(ams)