Viral, Cerita Civitas SMP 2 Prambanan Bingung Adukan ke Mana soal Jalan Rusak
loading...
A
A
A
SLEMAN - Civitas SMP 2 Prambanan Sleman mengeluh jalan depan dan samping kanan sekolah rusak parah akibat dilintasi truk-truk pengangkut tanah dari aktivitas tambang. Mereka bingung hendak mengadu ke mana lagi karena semua instansi sudah didatangi tapi diam.
Rusaknya jalan tersebut sudah berlangsung tiga bulan lebih. Pihak sekolah ataupun wali murid sudah mengadu ke berbagai tempat agar ada solusi berkaitan dengan jalan rusak dan aktivitas tambang yang konon dikabarkan tak mengantongi izin.
Seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengatakan jalan di depan sekolah rusak parah seperti sungai kering itu karena dilalui ratusan truk pengangkut tanah dari penambangan di bukit belakang sekolah. Jalan sepanjang 500 meter mulai rusak di depan sekolah hingga perempatan menuju ke rumah Domes.
"Untuk melewatinya, pengendara harus ekstra hati-hati. Ketika jam berangkat ataupun pulang sekolah, siswa ataupun wali murid harus bergantian dengan truk. Kalau tidak ya ndak bisa lewat, ndak pilihan jalan," tuturnya sembari berpesan agar namanya tidak disebut.
Kondisi bakal semakin parah ketika diguyur hujan. Karena jalannya sangat licin dan seperti medan offroad. Puluhan siswa ataupun pengguna jalan sudah jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang sangat licin. "Belum lagi debu yang beterbangan ketika panas tengah terik," tambahnya.
Siswa yang belajar di dalamnya sangat terganggu selain suara truk juga debu yang banyak beterbangan. Kondisi ini tentu mengganggu pembelajaran dan pihak sekolah sebenarnya sudah mengadu ke berbagai pihak tapi belum ada tindak lanjut.
"Sudah tidak tahu lagi mau mengadu ke mana. Semua sudah kita datangi untuk mengadu," ungkapnya.
Dia menyebut aktivitas penambangan bukit tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan bulan Desember 2023 yang lalu. Awalnya tak hanya satu tempat, namun ada dua lokasi penambangan bukit yang konon untuk menguruk tol tersebut.
"Setiap hari itu lebih dari 300 truk melintas dari pagi hingga malam," kata dia, ketika ditemui di kantornya, Selasa (26/3/2024).
Rusaknya jalan tersebut sudah berlangsung tiga bulan lebih. Pihak sekolah ataupun wali murid sudah mengadu ke berbagai tempat agar ada solusi berkaitan dengan jalan rusak dan aktivitas tambang yang konon dikabarkan tak mengantongi izin.
Seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengatakan jalan di depan sekolah rusak parah seperti sungai kering itu karena dilalui ratusan truk pengangkut tanah dari penambangan di bukit belakang sekolah. Jalan sepanjang 500 meter mulai rusak di depan sekolah hingga perempatan menuju ke rumah Domes.
"Untuk melewatinya, pengendara harus ekstra hati-hati. Ketika jam berangkat ataupun pulang sekolah, siswa ataupun wali murid harus bergantian dengan truk. Kalau tidak ya ndak bisa lewat, ndak pilihan jalan," tuturnya sembari berpesan agar namanya tidak disebut.
Kondisi bakal semakin parah ketika diguyur hujan. Karena jalannya sangat licin dan seperti medan offroad. Puluhan siswa ataupun pengguna jalan sudah jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang sangat licin. "Belum lagi debu yang beterbangan ketika panas tengah terik," tambahnya.
Siswa yang belajar di dalamnya sangat terganggu selain suara truk juga debu yang banyak beterbangan. Kondisi ini tentu mengganggu pembelajaran dan pihak sekolah sebenarnya sudah mengadu ke berbagai pihak tapi belum ada tindak lanjut.
"Sudah tidak tahu lagi mau mengadu ke mana. Semua sudah kita datangi untuk mengadu," ungkapnya.
Dia menyebut aktivitas penambangan bukit tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan bulan Desember 2023 yang lalu. Awalnya tak hanya satu tempat, namun ada dua lokasi penambangan bukit yang konon untuk menguruk tol tersebut.
"Setiap hari itu lebih dari 300 truk melintas dari pagi hingga malam," kata dia, ketika ditemui di kantornya, Selasa (26/3/2024).