Asal Usul Raden Patah, Pendiri Kesultanan Islam Demak Kelahiran Palembang Trah Majapahit

Jum'at, 22 Maret 2024 - 07:38 WIB
loading...
A A A
Arya Damar memiliki dasar ilmu Buddha (Hindu-Buddha) dan Raden Fatah memiliki dasar ilmu Islam. Lalu pergilah Raden Patah.

Mengasingkan diri (uzlah) ke Gunung Sumirang, gunung di seberang sungai. Puasa mutih. Yang disantap hanya Yang Mahakuasa. Berhasrat untuk menegakkan agama yang mulia. Karena malu di hati telah disalahkan oleh Arya Damar dalam perbincangan ilmu.

Putra Arya Damar, Raden Kusen, enggan ikut ayahnya. Kemana pun Raden Patah pergi, Raden Kusen selalu ikut. Ketika Raden Patah pergi bertapa (Uzlah) di gunung, Raden Kusen menyusul. Raden Fatah meminta agar Raden Kusen pulang.

Karena perjalanan yang akan dilakukan sangat berat, akan pergi ke Jawa. Namun, Raden Kusen telah menyatakan tekad, hidup dan matinya akan diabdikan kepada Raden Patah. Lalu mereka berdua pergi mengembara keluar dan masuk hutan, melangkah sepanjang tepian sungai.

Bahkan, lupa makan dan lupa tidur, sampai mereka berdua berada di pinggir laut. Agus Sunyoto mengasumsikan bahwa perdebatan tersebut terkait dengan pokok-pokok ajaran agama Islam. Karena Raden Patah merasakan ketidakpuasan mendapat pelajaran agama dari Arya Dama.

Padahal, ketika itu, kebutuhan Raden Patah akan pendalaman ilmu-ilmu keislaman terasa kian mendesak. Dia butuh pemecahannya.

Berbeda dengan yang dituturkan oleh Serat Kadaning Ringgit Purwa, menurut Babad Tanah Jawi, alasan kepergian Raden Fatah dan Raden Kusen dari Palembang, karena mereka tidak mau menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati Palembang.

Bisa jadi, alasan penolakan itu karena Raden Fatah masih ingin menimba banyak ilmu. Sebab sebagaimana dikatakan Agus Sunyoto, semakin dewasa, kebutuhan Raden Fatah akan ilmu kian bertambah. Dia butuh pemuasannya.

Maka pergilah Raden Patah dari negeri Palembang ditemani oleh adik tirinya, Raden Kusen. Dalam pengembaraannya mencari ilmu, Raden Patah dan Raden Kusen dikisahkan sampai ke pinggir laut dan berjumpa dengan seorang pelaut China yang membawa mereka berdua ke Jawa.

Menurut naskah Klenteng Sam Po Kong di Semarang, dalam perjalanannya, Raden Patah sempat singgah dulu di Semarang dan salat di dalam masjid. Dia meratap ketika melihat di dalam masjid ada patung Sam Po Kong.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2332 seconds (0.1#10.140)