Sultan Mahmud Badaruddin II, Harimau Palembang yang Menolak Tunduk hingga Diasingkan

Jum'at, 01 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sekembalinya ke Palembang, Mutinghe menuntut agar Putra Mahkota diserahkan kepadanya. Ini dimaksudkan sebagai jaminan kesetiaan sultan kepada Belanda.

Bertepatan dengan habisnya waktu ultimatum Mutinghe untuk penyerahan Putra Mahkota, SMB II mulai menyerang Belanda.

Pertempuran melawan Belanda yang dikenal sebagai Perang Menteng (Perang Palembang) yang pecah pada 12 Juni 1819.

Perang ini merupakan perang paling dahsyat pada waktu itu, di mana korban terbanyak ada pada pihak Belanda.

Pertempuran berlanjut hingga keesokan hari, tetapi pertahanan Palembang tetap sulit ditembus, sampai akhirnya Muntinghe kembali ke Batavia tanpa membawa kemenangan.

Belanda tidak menerima kenyataan itu. Gubernur JenderalG.A.G.Ph. van der Capellenmerundingkannya dengan LaksamanaConstantijn Johan Wolterbeekdan MayjenHendrik Merkus de Kockdan diputuskan mengirimkan ekspedisi ke Palembang dengan kekuatan dilipatgandakan.

Tujuannya melengserkan dan menghukum SMB II, kemudian mengangkat keponakannya (Pangeran Jayaningrat) sebagai penggantinya.

SMB II telah memperhitungkan akan ada serangan balik. Karena itu, ia menyiapkan sistem perbentengan yang tangguh.

Di beberapa tempat di Sungai Musi, sebelum masuk Palembang, dibuat benteng-benteng pertahanan yang dikomandani keluarga sultan. Kelak, benteng-benteng ini sangat berperan dalam pertahanan Palembang.

Pertempuran sungai dimulai pada 21 Oktober1819oleh Belanda dengan tembakan atas perintah Wolterbeek.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1980 seconds (0.1#10.140)